Selama bertahun-tahun kita sering mendengar anggapan bahwa sel otak hanya berkurang seiring bertambahnya usia. Otak dianggap seperti mesin yang pelan-pelan aus dan tak bisa diperbaiki. Namun penelitian terbaru justru memberi kabar yang jauh lebih optimistis: otak manusia masih mampu membentuk sel saraf baru hingga usia lanjut.
Proses ini dikenal sebagai neurogenesis, dan terjadi terutama di bagian otak bernama hipokampus, pusat memori, emosi, dan pembelajaran. Untuk gambaran sederhananya, hipokampus adalah “ruang arsip dan pusat navigasi” di otak kita. Bagian ini berperan penting dalam membentuk ingatan baru, menyimpan pengalaman penting, serta membantu kita memahami ruang dan arah. Saat kita mengingat wajah orang, belajar hal baru, atau mengaitkan emosi dengan peristiwa tertentu, hipokampus ikut bekerja aktif.
Salah satu penelitian paling berpengaruh adalah studi berjudul “Human Hippocampal Neurogenesis Persists throughout Aging” yang dipimpin oleh Maura Boldrini dan dipublikasikan pada 2018. Penelitian ini meneliti jaringan otak manusia berusia 14 hingga 79 tahun dan menemukan bahwa neuron baru tetap terbentuk, meskipun jumlahnya menurun seiring usia.
Temuan ini diperkuat oleh studi Moreno-Jiménez et al. (2019) yang menunjukkan bahwa neurogenesis dewasa masih cukup aktif pada individu sehat, tetapi menurun drastis pada penderita Alzheimer. Artinya, pembentukan sel saraf baru berkaitan erat dengan kesehatan otak secara keseluruhan, bukan sekadar usia.
Memang sempat ada perdebatan. Penelitian Sorrells et al. (2018) menyatakan bahwa neurogenesis hampir berhenti setelah masa kanak-kanak. Namun banyak ilmuwan kemudian menilai perbedaan hasil ini dipengaruhi metode laboratorium dan kualitas sampel. Studi-studi terbaru, termasuk laporan dari Karolinska Institute, kembali menguatkan bahwa otak dewasa tetap memiliki “cadangan regenerasi”.
Lalu, apa artinya bagi kita?
Kabar baiknya, gaya hidup sehari-hari sangat berpengaruh terhadap neurogenesis. Beberapa kebiasaan yang terbukti mendukung pembentukan sel saraf baru antara lain:
1. Olahraga teratur
Aktivitas aerobik seperti jalan cepat, bersepeda, atau berenang meningkatkan aliran darah ke otak dan merangsang pertumbuhan neuron baru di hipokampus.
2. Tidur yang cukup dan berkualitas
Saat tidur, otak membersihkan limbah metabolik dan memperkuat koneksi antar-neuron. Kurang tidur terbukti menghambat neurogenesis.
3. Tantangan mental
Belajar hal baru — bahasa asing, alat musik, atau sekadar membaca topik yang belum familiar — membantu neuron baru bertahan dan terintegrasi dalam jaringan otak.
4. Pola makan sehat
Diet kaya omega-3, flavonoid (buah beri, cokelat hitam), sayuran hijau, dan antioksidan mendukung lingkungan yang ramah bagi pertumbuhan neuron.
5. Kelola stres
Stres kronis dan hormon kortisol yang tinggi justru menghambat neurogenesis. Meditasi, relaksasi, dan hubungan sosial yang sehat berperan penting.
Otak kita bukan struktur yang pasif. Ia tetap hidup, adaptif, dan mampu memperbarui diri hingga usia tua. Penelitian neurogenesis memberi pesan sederhana namun kuat: menjaga otak bukan soal menahan penuaan, tetapi memberi kesempatan bagi otak untuk terus bertumbuh.

