PepsiCo
The PepsiCo corporate headquarters building at 5600 Headquarters Drive in Plano, Texas.

PepsiCo dan Tekanan Aktivis Mencari Nilai Baru

(Business Lounge – Global News) PepsiCo dilaporkan semakin dekat mencapai kesepakatan dengan Elliott Investment Management, setelah investor aktivis tersebut pada September lalu mengungkap kepemilikan saham sekitar 4 miliar dolar AS di perusahaan makanan dan minuman global tersebut. Elliott mendorong perubahan yang bertujuan mengangkat kembali harga saham PepsiCo yang dinilai tertinggal dibandingkan beberapa pesaing industri. Situasi ini menegaskan dinamika yang semakin umum terjadi pada perusahaan raksasa: investor besar menuntut efisiensi lebih tinggi, fokus bisnis yang lebih tajam, dan strategi pertumbuhan yang lebih agresif.

PepsiCo selama bertahun-tahun menjadi perusahaan kuat berkat dua pilar bisnisnya: minuman berkarbonasi dan produk makanan ringan seperti Doritos, Lay’s, serta berbagai merek snack lainnya. Portofolio yang terdiversifikasi dianggap sebagai keunggulan kompetitif, terutama karena kinerja kategori makanan sering mengimbangi fluktuasi dalam permintaan minuman. Namun, bagi Elliott, diversifikasi itu justru menjadi alasan utama mengapa PepsiCo dinilai tidak menciptakan nilai pemegang saham sebesar yang seharusnya. Harga saham PepsiCo mengalami stagnasi relatif ketika pasar memberikan premi lebih tinggi kepada kompetitor yang fokus pada satu lini bisnis utama. Dengan kata lain, Elliott menilai kombinasi unit bisnis PepsiCo mungkin tidak lagi ideal untuk era persaingan modern.

Dalam konteks ini, isu pemisahan bisnis kembali mengemuka. Para analis telah lama memperdebatkan apakah PepsiCo sebaiknya memisahkan bisnis makanan dan minumannya menjadi dua perusahaan independen. Elliott diyakini mendorong arah perubahan yang serupa, termasuk peninjauan portofolio merek yang dianggap tidak lagi efisien atau tidak memberikan pertumbuhan yang cukup tinggi. Tekanan ini juga muncul di tengah meningkatnya biaya operasional global dan persaingan harga yang ketat, terutama di pasar minuman berkarbonasi yang terus tertekan oleh perubahan selera konsumen menuju opsi lebih sehat.

PepsiCo sebenarnya telah melakukan sejumlah langkah strategis dalam beberapa tahun terakhir: investasi dalam minuman rendah gula, akuisisi merek minuman energi seperti Rockstar, serta inisiatif keberlanjutan termasuk kemasan ramah lingkungan. Namun, Elliott tampaknya menilai semua langkah tersebut belum mampu memberikan dampak finansial yang signifikan terhadap valuasi perusahaan. Dengan tekanan investor aktivis, manajemen PepsiCo bisa jadi terpaksa mengambil keputusan yang lebih drastis atau bergerak lebih cepat dari rencana awal.

Jika kesepakatan tercapai, besar kemungkinan PepsiCo akan menyetujui rencana peningkatan efisiensi finansial—mulai dari pemangkasan biaya operasional, pengoptimalan rantai pasok global, hingga pembelian kembali saham dalam skala lebih besar untuk memberikan pengembalian langsung kepada pemegang saham. Selain itu, ada spekulasi bahwa Elliott dapat memperoleh kursi dalam dewan direksi, yang akan memperkuat pengaruh mereka dalam pengambilan keputusan jangka panjang. Investor aktivis tersebut terkenal tidak hanya menuntut perubahan, tetapi memastikan eksekusi berjalan sesuai ekspektasi mereka.

Dari sudut pandang pasar, negosiasi ini mencerminkan tekanan eksternal yang semakin kuat terhadap perusahaan besar untuk terus menciptakan pertumbuhan dan nilai tambahan. Investor kini lebih sensitif terhadap performa saham dibandingkan narasi pertumbuhan jangka panjang yang belum terbukti. Bagi PepsiCo, hasil dari kesepakatan ini bukan hanya berpengaruh pada strategi internal, tetapi juga akan menjadi sinyal bagi pasar mengenai bagaimana perusahaan melihat masa depan kompetisinya. Apakah mereka akan tetap mempertahankan struktur bisnis terintegrasi yang telah menjadi fondasi keberhasilan selama puluhan tahun, atau justru mengambil keputusan berani untuk mengikuti tuntutan investor?

Apa pun bentuk komprominya nanti, jelas bahwa PepsiCo sedang berada pada fase transformasi penting. Dengan tekanan dari Elliott, manajemen perlu membuktikan bahwa mereka memiliki arah yang jelas untuk meningkatkan performa saham sambil tetap menjaga kekuatan merek globalnya yang luas. Negosiasi ini pada akhirnya mencerminkan pertarungan klasik dalam dunia korporasi modern: menjaga visi jangka panjang sambil memenuhi ekspektasi finansial jangka pendek. Jika berhasil menemukan keseimbangan yang tepat, PepsiCo tidak hanya akan memenangkan kepercayaan investor tetapi juga memperkuat fondasi untuk pertumbuhan yang lebih kompetitif di masa mendatang.