(Business Lounge – Global News) Bitcoin kembali tertekan pada awal pekan ini setelah pernyataan Gubernur Bank of Japan (BOJ) Kazuo Ueda memperkuat ekspektasi pasar bahwa Jepang akan menaikkan suku bunga acuannya lagi bulan ini. Dalam perdagangan Senin pagi, harga Bitcoin sempat anjlok sekitar 5% menuju level terendah satu pekan di kisaran 85.663 dolar AS, berdasarkan data pasar terkini. Penurunan ini menambah tekanan berkelanjutan pada pasar kripto yang sebelumnya sempat mencapai rekor tertinggi lebih dari 126.000 dolar pada awal Oktober.
Level harga saat ini juga mendekati posisi terlemah tujuh bulan di sekitar 80.553 dolar AS yang pernah disentuh pada 21 November, ketika pasar diguncang kekhawatiran gelembung kecerdasan buatan (AI bubble). Pelaku pasar menilai bahwa komentar Ueda memberikan sinyal jelas bahwa BOJ siap bergerak lebih agresif dalam pengetatan kebijakan moneter setelah bertahun-tahun mempertahankan suku bunga ultra-rendah. Hal tersebut mendorong pergeseran sikap investor global ke arah aset yang lebih aman dan menjauhi instrumen berisiko seperti saham teknologi dan aset kripto.
Sentimen pasar semakin rapuh karena kekhawatiran terhadap valuasi aset berisiko yang dianggap terlalu tinggi dalam beberapa bulan terakhir. Indeks Nikkei Jepang turun tajam setelah Ueda menyebut bahwa kebijakan moneter akan terus dinaikkan jika proyeksi ekonomi dan inflasi sesuai harapan BOJ, dengan sinyal kuat mengenai langkah kenaikan suku bunga pada rapat 19 Desember mendatang. Analis Deutsche Bank mengingatkan bahwa situasi saat ini mengingatkan pada rapat BOJ menjelang Natal 2022, ketika bank sentral tersebut memperluas batas imbal hasil obligasi 10 tahun yang langsung memicu volatilitas pasar global.
Di sisi lain, penurunan volatilitas pasar saham Amerika pekan lalu — tercermin dari indeks VIX yang turun di bawah rata-rata tahunan — membuat sebagian investor semakin waspada terhadap ketidakpastian menjelang akhir tahun. Beberapa analis menyebut bahwa Bitcoin saat ini menjadi indikator utama selera risiko global, sehingga penurunan harga kripto dapat menandai fase pelemahan yang lebih luas pada pasar aset berisiko. Untuk sementara waktu, ekspektasi pengetatan moneter Jepang menjadi katalis negatif yang menahan minat spekulatif investor besar maupun kecil di pasar kripto.

