(Business Lounge – Global News) Perusahaan energi asal Inggris, SSE Plc, mengumumkan rencana investasi ambisius senilai $43 miliar selama lima tahun ke depan untuk memperluas jaringan listrik, energi terbarukan, dan infrastruktur fleksibilitas sistem di seluruh Inggris Raya. Strategi jangka menengah ini, seperti dilaporkan Financial Times dan Bloomberg, dirancang untuk memperkuat posisi SSE sebagai salah satu pemain utama dalam transisi menuju sistem energi rendah karbon sekaligus memastikan pertumbuhan laba dan dividen yang berkelanjutan bagi para pemegang saham.
Dalam pernyataan resminya, SSE menyebut rencana tersebut “sepenuhnya terdanai” dan akan dijalankan hingga tahun fiskal 2030. Investasi ini mencakup ekspansi besar-besaran di sektor jaringan listrik nasional (electricity networks), pembangunan proyek tenaga angin lepas pantai baru, serta pengembangan sistem penyimpanan energi dan fleksibilitas jaringan yang semakin penting bagi stabilitas pasokan listrik Inggris. CEO SSE, Alistair Phillips-Davies, menegaskan bahwa rencana ini merupakan “peta jalan menuju pertumbuhan berkelanjutan dan keamanan energi bagi Inggris di era dekarbonisasi.”
Menurut laporan The Wall Street Journal, sekitar 40% dari dana investasi akan dialokasikan untuk penguatan jaringan listrik di Inggris dan Skotlandia, guna mendukung integrasi energi terbarukan yang semakin besar dalam sistem nasional. SSE Distribution dan Transmission—dua unit utama yang mengelola jaringan listrik—akan menjadi fokus pengembangan, seiring dengan meningkatnya permintaan konektivitas dari proyek-proyek tenaga angin lepas pantai dan kendaraan listrik.
Sementara itu, hampir 35% dari total dana akan diarahkan ke proyek energi terbarukan, termasuk pengembangan ladang angin Dogger Bank, salah satu proyek tenaga angin lepas pantai terbesar di dunia. SSE menargetkan kapasitas energi terbarukan yang dioperasikan sendiri meningkat menjadi lebih dari 9 gigawatt dalam lima tahun, naik dari sekitar 5 GW saat ini. Proyek lain yang sedang dikembangkan termasuk pembangkit listrik tenaga air modernisasi di Skotlandia dan investasi di teknologi penyimpanan baterai skala besar.
Bloomberg mencatat bahwa strategi baru ini muncul di tengah meningkatnya tekanan bagi perusahaan energi untuk mempercepat transisi hijau sekaligus menjaga profitabilitas. Dengan harga listrik yang volatil dan kebijakan pemerintah yang terus berubah, perusahaan seperti SSE menghadapi tantangan untuk menyeimbangkan antara kepentingan pemegang saham dan kebutuhan publik akan energi bersih yang terjangkau.
Dalam konteks keuangan, SSE menargetkan pertumbuhan laba per saham antara 7–10% per tahun hingga 2030, serta kenaikan dividen tahunan sekitar 5%. Perusahaan menegaskan bahwa rencana investasi tersebut tidak akan menambah beban utang secara signifikan karena didukung oleh arus kas operasional yang kuat dan hasil penjualan sebagian aset non-inti.
Analis dari Reuters menilai langkah SSE ini sebagai “strategi yang agresif namun realistis,” terutama karena perusahaan telah berhasil menavigasi periode sulit dalam beberapa tahun terakhir, termasuk volatilitas harga energi dan gangguan rantai pasokan proyek energi hijau. “SSE mengambil posisi ofensif ketika banyak pesaing masih dalam mode bertahan,” ujar Tom Glover, analis energi dari Investec Securities.
Selain investasi besar di Inggris, SSE juga mempertimbangkan ekspansi selektif ke pasar Eropa, termasuk Irlandia dan Norwegia, di mana permintaan energi terbarukan dan infrastruktur penyimpanan tengah meningkat pesat. Namun, fokus utama tetap pada pasar domestik, yang dianggap memiliki potensi besar di bawah kebijakan pemerintah Inggris untuk mencapai emisi nol bersih (net zero emissions) pada tahun 2050.
Financial Times menyoroti bahwa salah satu pilar utama strategi SSE adalah pengembangan sistem fleksibilitas energi—termasuk fasilitas penyimpanan listrik skala besar dan solusi digital berbasis kecerdasan buatan—untuk menyeimbangkan pasokan dan permintaan di tengah peningkatan energi terbarukan yang bersifat intermiten. Hal ini menjadi krusial karena semakin banyak rumah tangga dan bisnis yang beralih ke listrik sebagai sumber energi utama untuk kendaraan dan pemanas ruangan.
SSE juga memperkuat komitmen pada prinsip keberlanjutan sosial dengan berjanji menciptakan lebih dari 1.000 lapangan kerja baru di bidang teknik dan teknologi energi bersih dalam lima tahun ke depan. Menurut BBC News, perusahaan juga akan meningkatkan kolaborasi dengan universitas dan lembaga penelitian Inggris untuk mempercepat pengembangan teknologi hijau domestik.
Meskipun pasar energi global masih menghadapi ketidakpastian, langkah SSE dipandang sebagai sinyal positif bahwa investasi jangka panjang dalam infrastruktur energi masih memiliki prospek kuat. Saham SSE naik sekitar 2% setelah pengumuman tersebut, menandakan optimisme investor terhadap arah strategis baru ini.
Seperti disimpulkan oleh The Guardian, rencana investasi $43 miliar ini bukan sekadar upaya memperluas aset, tetapi juga deklarasi bahwa SSE berambisi menjadi tulang punggung sistem energi bersih Inggris. Dengan strategi yang berani namun terukur, SSE berharap dapat menjadi contoh bagi perusahaan energi Eropa lain dalam menyeimbangkan pertumbuhan, profitabilitas, dan tanggung jawab terhadap masa depan energi berkelanjutan.

