DBS

Laba DBS Turun Tipis 2% di Kuartal Ketiga, Terdampak Margin Bunga yang Menyempit

(Business Lounge – Global News) DBS Group Holdings Ltd., bank terbesar di Asia Tenggara, melaporkan penurunan laba bersih sebesar 2% pada kuartal ketiga 2025 menjadi 2,95 miliar dolar Singapura, turun dari 3,01 miliar dolar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan ini terjadi di tengah normalisasi margin bunga dan meningkatnya biaya operasional, meskipun pendapatan total masih berada di level tinggi berkat pertumbuhan bisnis kredit dan layanan kekayaan.

Dalam laporannya yang dikutip The Straits Times dan Bloomberg, DBS menyebutkan bahwa pendapatan bunga bersih masih menjadi penopang utama, namun tekanan dari suku bunga yang stabil membuat margin bersih sedikit turun dibandingkan tahun lalu. Margin bunga bersih (NIM) tercatat sebesar 2,13%, turun dari 2,19% pada kuartal sebelumnya, seiring perlambatan kenaikan suku bunga global dan persaingan yang meningkat dalam penghimpunan dana.

CEO DBS Piyush Gupta mengatakan bahwa kinerja kuartal ketiga tetap solid meskipun menghadapi lingkungan makroekonomi yang menantang. “Kami melihat penyesuaian alami setelah dua tahun pertumbuhan luar biasa akibat kenaikan suku bunga. Namun, aktivitas bisnis inti kami tetap kuat, terutama di segmen kredit korporasi dan manajemen kekayaan,” ujar Gupta dalam konferensi pers di Singapura. Ia menambahkan bahwa prospek jangka menengah tetap positif karena permintaan pembiayaan proyek infrastruktur dan transisi energi meningkat di seluruh Asia.

Pendapatan total DBS naik tipis 1% menjadi 5,26 miliar dolar Singapura, didukung oleh peningkatan fee-based income, termasuk dari layanan kartu kredit dan transaksi investasi nasabah. Divisi wealth management mencatat pertumbuhan aset kelolaan sebesar 7% secara tahunan, mencapai rekor baru lebih dari 360 miliar dolar Singapura, mencerminkan arus masuk dana dari investor regional yang mencari diversifikasi di tengah volatilitas pasar global.

Namun, biaya operasional naik 8% karena inflasi dan investasi besar dalam teknologi digital. Reuters melaporkan bahwa DBS terus meningkatkan belanja modal untuk memperkuat keamanan siber dan kapasitas sistem online setelah gangguan jaringan yang sempat terjadi awal tahun ini. Gupta menegaskan bahwa transformasi digital tetap menjadi prioritas utama. “Kami berinvestasi untuk memastikan sistem kami menjadi tolok ukur bagi industri perbankan regional,” katanya.

Sementara itu, rasio kredit bermasalah (NPL) DBS sedikit naik menjadi 1,2% dibandingkan 1,1% pada kuartal sebelumnya, mencerminkan tekanan pada segmen pinjaman korporasi di beberapa pasar Asia. Meski demikian, cadangan kerugian kredit tetap terkendali, dan manajemen menegaskan tidak ada tanda-tanda peningkatan risiko signifikan.

Para analis menilai bahwa hasil ini menunjukkan masa transisi bagi DBS setelah menikmati rekor laba selama dua tahun terakhir. Citi Research mencatat bahwa “fase pertumbuhan berbasis suku bunga telah berakhir, dan profitabilitas ke depan akan lebih bergantung pada volume pinjaman serta efisiensi digital.”

Sebagai salah satu lembaga keuangan paling berpengaruh di kawasan, DBS memainkan peran penting dalam pembiayaan lintas batas Asia. Dengan total aset lebih dari 800 miliar dolar Singapura, bank ini dikenal karena kepemimpinan inovatifnya dalam perbankan digital dan keberlanjutan. Pada 2024, DBS kembali dinobatkan sebagai World’s Best Bank oleh Euromoney berkat kemampuannya menavigasi ketidakpastian ekonomi global dengan strategi berbasis data dan inklusi keuangan.

Menutup pernyataannya, Gupta menyebut bahwa tahun depan kemungkinan akan menjadi periode penyeimbangan. “Kami tidak lagi berada dalam lingkungan suku bunga yang terus naik, tetapi kami juga melihat peluang baru di bidang teknologi keuangan dan pembiayaan hijau,” katanya. “Kami tetap optimistis terhadap potensi Asia.”

Para investor tampaknya sepakat. Saham DBS naik tipis 0,8% di Bursa Singapura setelah laporan keuangan dirilis, mencerminkan keyakinan pasar bahwa fondasi keuangan bank ini tetap kuat meski tekanan jangka pendek masih terasa.