Fiverr

Fiverr Pangkas 250 Pekerja Demi Fokus AI

(Business Lounge – Tech) Fiverr International Ltd., platform global yang mempertemukan pekerja lepas dengan klien di seluruh dunia, mengumumkan akan memangkas sekitar 250 posisi kerja atau sekitar 30 persen dari total tenaga kerja. Pemangkasan besar-besaran ini disebut sebagai bagian dari upaya perusahaan untuk merampingkan organisasi dan mempercepat transformasi menuju model bisnis yang lebih berfokus pada kecerdasan buatan. Meski keputusan ini menimbulkan guncangan internal, manajemen Fiverr menegaskan bahwa panduan keuangan tahun ini tetap tidak berubah.

Menurut laporan Bloomberg, keputusan tersebut mencerminkan strategi baru perusahaan untuk menjadi organisasi yang lebih ramping dengan struktur manajemen lebih sederhana. Fiverr menilai bahwa di era di mana teknologi AI semakin memengaruhi cara orang bekerja, platform freelance perlu beradaptasi agar dapat memberikan layanan yang lebih cepat, personal, dan efisien. Pemangkasan tenaga kerja diharapkan membuat perusahaan mampu mengalokasikan sumber daya lebih baik ke dalam riset, pengembangan produk berbasis AI, serta layanan digital yang relevan dengan kebutuhan pasar.

Wall Street Journal mencatat bahwa langkah ini merupakan restrukturisasi terbesar dalam sejarah Fiverr sejak didirikan pada 2010 oleh Micha Kaufman dan Shai Wininger. Dengan model awal yang memungkinkan pekerja menawarkan jasa mulai dari lima dolar, Fiverr berkembang pesat menjadi salah satu pasar freelance terbesar di dunia. Namun, pertumbuhan tersebut kini menghadapi tantangan struktural: persaingan ketat dengan platform lain seperti Upwork, perubahan perilaku pengguna pasca-pandemi, dan kecepatan disrupsi teknologi AI yang berpotensi menggantikan sebagian layanan manusia.

Dalam pernyataan resmi yang dikutip Reuters, CEO Micha Kaufman menekankan bahwa pemangkasan tenaga kerja bukan sekadar langkah penghematan, tetapi strategi untuk mempercepat visi perusahaan sebagai “AI-first company.” Menurutnya, dengan struktur yang lebih ramping, Fiverr dapat mengambil keputusan lebih cepat dan menghindari birokrasi yang kerap memperlambat inovasi. Ia juga menambahkan bahwa meskipun kondisi pasar tidak mudah, permintaan global terhadap layanan freelance digital tetap kuat, dan fokus pada teknologi AI akan menjadi pembeda utama Fiverr dibanding kompetitornya.

Pemangkasan 250 posisi kerja sekaligus menimbulkan kekhawatiran tentang dampak sosial bagi karyawan yang terdampak. Menurut Financial Times, mayoritas pemangkasan terjadi pada bagian manajemen menengah dan posisi pendukung non-teknis, dengan tujuan memangkas lapisan hierarki yang dianggap memperlambat pengambilan keputusan. Sementara tim teknis yang berhubungan dengan pengembangan produk AI justru dipertahankan, bahkan direncanakan diperkuat dengan perekrutan talenta baru.

Investor bereaksi cukup positif terhadap kabar restrukturisasi ini. Saham Fiverr yang tercatat di Bursa Nasdaq mengalami kenaikan tipis setelah pengumuman, menandakan bahwa pasar menilai langkah ini bisa meningkatkan efisiensi dan profitabilitas perusahaan dalam jangka menengah. CNBC menyoroti bahwa meski restrukturisasi sering kali menimbulkan risiko jangka pendek, investor lebih fokus pada narasi pertumbuhan jangka panjang yang diusung perusahaan.

Dari sisi panduan keuangan, manajemen Fiverr menegaskan bahwa proyeksi pendapatan dan margin tahun ini tetap sesuai dengan perkiraan sebelumnya. Hal ini dinilai sebagai sinyal bahwa meskipun ada pengurangan tenaga kerja, operasi inti perusahaan tidak akan terganggu. Sebaliknya, efisiensi dari restrukturisasi diharapkan dapat meningkatkan profitabilitas. MarketWatch menuliskan bahwa keputusan untuk mempertahankan panduan keuangan memberikan kepastian tambahan kepada investor yang khawatir akan dampak restrukturisasi.

Namun, beberapa analis memperingatkan bahwa perjalanan Fiverr menuju model AI-first bukan tanpa tantangan. TechCrunch menekankan bahwa sebagian besar pengguna Fiverr adalah pekerja lepas yang menawarkan jasa kreatif, mulai dari desain grafis, penulisan, hingga pemasaran digital. Sementara itu, teknologi AI generatif kini mampu melakukan sebagian besar tugas tersebut dengan biaya jauh lebih rendah. Tantangan terbesar bagi Fiverr adalah bagaimana memposisikan dirinya agar tidak menjadi platform yang justru tergerus teknologi AI, melainkan mampu memanfaatkannya untuk menciptakan nilai tambah bagi pekerja lepas dan klien.