(Business Lounge Journal – News and Insight)
Microsoft dan OpenAI resmi mengumumkan kesepakatan baru yang berpotensi mengubah peta persaingan di industri kecerdasan buatan (AI). Kedua perusahaan menyatakan pada Kamis (12/9) bahwa mereka telah menandatangani memorandum of understanding (MoU) non-mengikat yang akan menjadi dasar restrukturisasi OpenAI sekaligus membuka peluang bagi perusahaan rintisan AI tersebut untuk melantai di bursa (IPO).
Kesepakatan ini menandai fase baru dalam salah satu kemitraan paling berpengaruh di sektor teknologi. Dalam pernyataan bersama, Microsoft dan OpenAI menegaskan komitmen mereka untuk “terus menghadirkan alat AI terbaik bagi semua orang, dengan berlandaskan pada keselamatan dan tanggung jawab.”
Restrukturisasi Menuju Model For-Profit
OpenAI, yang saat ini masih berbadan hukum nirlaba dengan struktur unik, berencana mengubah diri menjadi perusahaan for-profit penuh. Langkah ini dinilai penting untuk mendapatkan tambahan modal, terutama mengingat persaingan ketat dengan perusahaan AI besar lainnya seperti Google DeepMind, Anthropic, hingga startup baru yang tengah berkembang.
Valuasi OpenAI di pasar privat kini diperkirakan mencapai 500 miliar dolar AS, menempatkannya sebagai salah satu perusahaan teknologi dengan nilai tertinggi di dunia. Dalam rencana restrukturisasi, entitas nirlaba induk OpenAI akan tetap memegang kendali strategis sekaligus memperoleh ekuitas yang nilainya lebih dari 100 miliar dolar AS.
Kompleksitas Hubungan dengan Microsoft
Microsoft telah mengucurkan investasi lebih dari 13 miliar dolar AS ke OpenAI sejak 2019. Kolaborasi keduanya mencakup integrasi ChatGPT dan model AI lain ke dalam produk Microsoft, seperti Bing dan Office 365.
Namun, hubungan ini tidak lagi sesederhana di awal. Microsoft kini menganggap OpenAI sebagai kompetitor karena keduanya sama-sama mengembangkan model AI mandiri. Sementara itu, OpenAI juga menggandeng penyedia cloud lain seperti Oracle dan Google untuk mengurangi ketergantungan pada infrastruktur Microsoft Azure.
Kesepakatan restrukturisasi terbaru memberi jaminan bagi Microsoft agar tetap memiliki akses terhadap teknologi OpenAI, termasuk jika perusahaan AI tersebut berhasil mencapai Artificial General Intelligence (AGI) — sebuah tonggak besar berupa kecerdasan buatan yang setara atau bahkan melampaui kemampuan manusia.
Sebelumnya, kontrak lama menyebutkan bahwa pencapaian AGI otomatis mengakhiri kerja sama eksklusif Microsoft dengan OpenAI.
Tantangan Regulasi dan Gugatan Hukum
Rencana konversi OpenAI tidak lepas dari hambatan hukum. Jaksa Agung di California dan Delaware tengah melakukan investigasi terhadap struktur baru tersebut. Di sisi lain, Elon Musk dan perusahaannya, xAI, juga melayangkan gugatan dengan alasan OpenAI telah menyimpang dari misi awalnya sebagai organisasi nirlaba demi kepentingan publik.
Prospek dan Implikasi Pasar
Jika berhasil menyelesaikan restrukturisasi pada akhir tahun ini, OpenAI akan lebih mudah menggalang dana dari pasar publik dan investor institusional. Dana segar tersebut diyakini krusial untuk mendukung riset AI generasi berikutnya serta menjaga daya saing menghadapi rival besar di industri.
Bagi Microsoft, kesepakatan ini bukan hanya soal investasi finansial, tetapi juga strategi jangka panjang untuk memastikan posisi dominannya di era AI. Di sisi lain, bagi OpenAI, IPO akan menjadi langkah monumental yang menandai pergeseran dari organisasi riset nirlaba menuju pemain korporasi global di pasar AI yang bernilai triliunan dolar.