Equinor

Equinor Pertahankan Kepemilikan di Orsted Lewat Rights Issue Senilai $939 Juta

(Business Lounge – Global News) Equinor, perusahaan energi asal Norwegia, kembali menunjukkan komitmennya terhadap pengembangan energi terbarukan dengan menyatakan niatnya untuk berpartisipasi dalam rights issue Orsted, raksasa energi terbarukan asal Denmark. Dalam keterangan resminya, Equinor menyebutkan akan men-subscribe saham baru senilai sekitar 939 juta dolar AS atau setara dengan sekitar 10,7 miliar kroner Norwegia. Langkah ini diambil agar perusahaan tetap mempertahankan kepemilikan sahamnya di angka 10 persen, sekaligus menegaskan dukungan jangka panjang terhadap visi Orsted sebagai pemimpin global dalam industri energi angin lepas pantai.

Rights issue ini dilaksanakan oleh Orsted dalam upaya memperkuat neraca keuangan perusahaan di tengah tekanan besar yang dialami sektor energi terbarukan akibat kenaikan biaya konstruksi, inflasi, serta tantangan rantai pasok global. Sebagaimana diberitakan oleh Reuters dan Bloomberg, Orsted beberapa waktu terakhir menghadapi penurunan tajam dalam valuasi pasar serta pembatalan sejumlah proyek besar, termasuk rencana pembangunan farm angin lepas pantai di Amerika Serikat yang tidak lagi feasible karena biaya membengkak. Rights issue ini menjadi instrumen penting bagi Orsted untuk memulihkan stabilitas finansial dan menjaga kepercayaan investor jangka panjang.

Bagi Equinor, keputusan ini sejalan dengan strategi energi bersih yang telah dicanangkan perusahaan dalam satu dekade terakhir. Meski masih menjadi salah satu pemain utama dalam sektor minyak dan gas, Equinor terus mengarahkan portofolio investasinya pada energi terbarukan, terutama proyek angin lepas pantai. Dengan mempertahankan posisi kepemilikan di Orsted, Equinor tidak hanya memperkuat eksposur terhadap teknologi angin, tetapi juga membuka peluang sinergi lebih jauh dalam proyek internasional yang melibatkan keduanya. Selain itu, Equinor juga menyatakan akan mencalonkan seorang kandidat untuk masuk ke dewan direksi Orsted, langkah yang dipandang sebagai strategi untuk memperoleh posisi strategis dalam pengambilan keputusan perusahaan.

Sementara itu, rights issue Orsted ini diperkirakan akan menarik perhatian investor institusional besar lain yang masih percaya pada prospek jangka panjang energi terbarukan meski menghadapi volatilitas jangka pendek. Menurut laporan Financial Times, pasar energi angin memang sedang menghadapi fase transisi berat. Inflasi, kenaikan suku bunga global, dan kenaikan harga bahan baku seperti baja telah membuat biaya produksi melonjak. Namun, di sisi lain, permintaan energi bersih justru semakin tinggi seiring target dekarbonisasi yang ditetapkan oleh banyak negara di Eropa, Asia, maupun Amerika Utara. Kondisi inilah yang membuat investor strategis seperti Equinor berani tetap mempertahankan komitmen meskipun valuasi sektor mengalami tekanan.

Para analis menilai langkah Equinor ini tidak hanya soal mempertahankan 10 persen saham, tetapi juga strategi positioning jangka panjang. Dengan tetap menjadi pemegang saham signifikan, Equinor berpotensi mendapatkan akses langsung pada inovasi teknologi yang sedang dikembangkan Orsted, termasuk peningkatan kapasitas turbin lepas pantai generasi baru serta teknologi penyimpanan energi yang lebih efisien. Keberadaan wakil Equinor di dewan direksi pun bisa memperluas ruang kolaborasi antara dua perusahaan yang sama-sama berambisi menjadi pemain global dalam transisi energi.

Namun, langkah ini juga tidak lepas dari risiko. Orsted masih menghadapi tantangan besar dalam menjaga profitabilitas. Laporan keuangan terakhir perusahaan menunjukkan adanya kerugian miliaran dolar akibat pembatalan proyek serta penyesuaian nilai aset. Meskipun rights issue akan memperbaiki struktur modal, pemulihan kinerja membutuhkan eksekusi yang disiplin dan kemampuan mengendalikan biaya di tengah pasar yang sulit diprediksi. Equinor, dengan pengalamannya dalam manajemen proyek skala besar, diyakini bisa memberikan kontribusi strategis dalam mengarahkan efisiensi dan mitigasi risiko di Orsted.

Dari sisi pasar energi global, komitmen Equinor ini menjadi sinyal penting bahwa sektor energi terbarukan masih memiliki daya tarik meski volatilitas tinggi. Di tengah ketidakpastian geopolitik, fluktuasi harga energi fosil, dan ketatnya kebijakan moneter, langkah Equinor menegaskan bahwa energi bersih tetap akan menjadi fokus investasi jangka panjang. Hal ini sejalan dengan proyeksi International Energy Agency (IEA), yang memperkirakan kapasitas energi angin lepas pantai akan meningkat lebih dari tiga kali lipat dalam 10 tahun ke depan, menjadikannya salah satu sektor paling menjanjikan di industri energi global.

Dengan demikian, keputusan Equinor untuk berpartisipasi dalam rights issue Orsted bukan hanya tentang mempertahankan kepemilikan saham, tetapi juga menegaskan keyakinan pada prospek jangka panjang energi bersih. Bagi Orsted, masuknya dana segar dari rights issue akan menjadi amunisi penting untuk mengatasi tantangan finansial yang sedang dihadapi. Sedangkan bagi pasar global, langkah ini menunjukkan bahwa pemain besar di industri energi masih melihat peluang pertumbuhan signifikan, sekalipun sektor sedang menghadapi tekanan biaya dan risiko jangka pendek.