Rivian

Kerugian Rivian Meningkat Setelah Aturan Efisiensi Dilonggarkan

(Business Lounge – Automotive) Perusahaan kendaraan listrik Rivian Automotive Inc. menyampaikan bahwa mereka menghadapi potensi kerugian sekitar 100 juta dolar AS setelah pemerintah Amerika Serikat memutuskan untuk melonggarkan standar efisiensi bahan bakar, langkah yang memicu ketidakpastian dalam pasar kredit ekonomi bahan bakar yang menjadi salah satu sumber pendapatan tambahan bagi produsen mobil listrik.

Menurut laporan The Wall Street Journal, Badan Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional AS (NHTSA) telah menghentikan sementara penerbitan dokumen yang dibutuhkan untuk memproses dan menjual kredit efisiensi bahan bakar. Kredit ini biasanya diperoleh produsen mobil yang memproduksi kendaraan hemat energi atau nol emisi, dan dapat dijual kepada produsen lain yang tidak memenuhi target. Bagi Rivian, penundaan tersebut berarti terhambatnya aliran pendapatan yang sebelumnya diandalkan untuk mendukung profitabilitas di tengah persaingan industri kendaraan listrik yang semakin ketat.

Dalam keterangan resmi, Rivian menegaskan bahwa penghentian sementara ini dilakukan seiring NHTSA meninjau ulang kembali standar konsumsi bahan bakar pasca perubahan kebijakan yang diambil oleh pemerintahan Presiden Donald Trump. Perubahan ini pada dasarnya menurunkan target efisiensi bahan bakar yang harus dicapai oleh produsen kendaraan, sehingga mengurangi tekanan bagi produsen mobil konvensional berbahan bakar fosil untuk membeli kredit dari produsen mobil listrik. Dampaknya, nilai pasar kredit tersebut berpotensi menurun secara signifikan.

Bagi Rivian, situasi ini menambah beban di saat perusahaan masih fokus memperluas produksi dan memperbaiki arus kas. Meski permintaan untuk kendaraan listriknya, termasuk R1T dan R1S, tetap ada, perusahaan menghadapi tekanan biaya yang tinggi untuk riset dan pengembangan, kapasitas produksi, serta infrastruktur pengisian daya. Hilangnya potensi pemasukan dari kredit efisiensi bahan bakar menjadi tantangan tambahan dalam menjaga kinerja keuangan yang stabil.

Analis industri yang dikutip oleh Bloomberg menilai bahwa pasar kredit efisiensi bahan bakar selama ini merupakan “jalur penyelamat” bagi produsen mobil listrik baru yang belum memiliki skala produksi masif. Pendapatan dari kredit tersebut bisa digunakan untuk mendukung biaya operasional atau dialihkan ke pengembangan produk baru. Dengan kebijakan baru yang lebih longgar, peluang penjualan kredit diperkirakan menurun, sementara produsen besar yang sebelumnya bergantung pada pembelian kredit kini memiliki lebih banyak ruang untuk memenuhi target tanpa harus membeli dari pihak ketiga.

Rivian tidak merinci secara pasti berapa banyak kredit yang tertahan akibat kebijakan ini, namun angka 100 juta dolar AS yang disebutkan menggambarkan besarnya ketergantungan terhadap pendapatan non-penjualan tersebut. Dalam industri yang masih berusaha mencari titik impas, setiap sumber pemasukan memiliki peran strategis, dan hilangnya salah satunya dapat mengubah rencana keuangan perusahaan.

Dari sisi kebijakan publik, perubahan aturan efisiensi bahan bakar ini menuai perdebatan di AS. Pendukung kebijakan menilai bahwa pelonggaran standar akan membantu menurunkan biaya produksi kendaraan dan memberikan harga yang lebih terjangkau bagi konsumen. Namun, pihak yang menentang berpendapat bahwa langkah ini akan memperlambat transisi menuju kendaraan ramah lingkungan dan mengurangi insentif inovasi dalam teknologi hemat energi.

Dalam jangka pendek, Rivian harus mencari strategi untuk mengimbangi potensi kehilangan pendapatan tersebut. Salah satu opsi adalah mempercepat volume produksi untuk meningkatkan penjualan langsung, meski langkah ini membawa tantangan tersendiri terkait kapasitas pabrik dan rantai pasok. Perusahaan juga dapat mempertimbangkan diversifikasi produk atau layanan, serta mencari peluang kemitraan strategis untuk memperkuat posisi pasar.

Situasi ini menjadi contoh nyata bagaimana kebijakan pemerintah dapat secara langsung mempengaruhi model bisnis perusahaan di sektor otomotif, khususnya yang berfokus pada teknologi baru. Rivian, seperti halnya banyak pemain lain di industri kendaraan listrik, kini berada di persimpangan antara strategi pertumbuhan dan adaptasi terhadap perubahan regulasi yang dapat memengaruhi pendapatan, margin, dan daya saing mereka di pasar global.