Lebih dari Sekadar “Manajemen”: Mengapa Pengembangan Eksekutif Penting bagi Kepemimpinan

(Business Lounge Journal – Leadership)

Banyak orang beranggapan bahwa kepemimpinan adalah bakat alami—kemampuan holistik yang dimiliki sejak lahir. Akibatnya, muncul pertanyaan klasik: Apakah kepemimpinan bisa diajarkan?

Bagi Dr. David Niño, Senior Lecturer di Daniel J. Riccio Graduate Engineering Leadership Program sekaligus instruktur di MIT Professional Education, jawabannya tegas: Bisa. Menurutnya, kepemimpinan bukan sekadar posisi atau jabatan, melainkan seperangkat keterampilan yang dapat diasah melalui pembelajaran, latihan, dan pengalaman.

Kepemimpinan dan Inovasi: Dua Sisi Mata Uang yang Tak Terpisahkan

Dalam pandangan Niño, inovasi adalah inti dari kepemimpinan efektif. Memang ada pengecualian—produk atau karya yang begitu sempurna hingga tak perlu diubah, seperti biola Stradivarius. Namun, bagi sebagian besar organisasi, bertahan berarti beradaptasi, bahkan berevolusi.

Ia mencontohkan Ball Corporation. Awalnya, perusahaan ini dikenal sebagai produsen toples kaca pengawet makanan. Namun, seiring perjalanan waktu, mereka bertransformasi menjadi produsen teknologi rekayasa canggih, termasuk sistem optik untuk James Webb Space Telescope. Perubahan radikal seperti ini memerlukan kepemimpinan yang mampu menggerakkan orang, proses, dan sistem menuju arah baru.

“Banyak yang berpikir bahwa jika arah baru terlihat jelas, semua orang akan otomatis mendukung. Faktanya, tidak demikian. Pemimpin inovasi harus menguasai keterampilan untuk membawa orang pada perjalanan perubahan tersebut,” ujar Niño.

Empat Pertanyaan Kunci bagi Pemimpin Inovasi

Niño merumuskan empat pertanyaan reflektif bagi siapa pun yang ingin memimpin inovasi:

  1. Bagaimana menciptakan lingkungan yang kondusif bagi inovasi?
  2. Apa kekuatan dan nilai unik Anda sebagai pemimpin inovasi?
  3. Bagaimana membangun dan mengomunikasikan visi inovasi?
  4. Bagaimana memahami serta menyelaraskan faktor internal dan eksternal agar inovasi sukses?

Baginya, kepemimpinan efektif selalu memandang ke depan, mendorong perubahan, dan memprioritaskan sisi emosional serta kemanusiaan. Tanpa pengikut (followership), kepemimpinan hanyalah konsep kosong.

Tidak Ada Gaya Kepemimpinan Tunggal yang Paling Tepat

Niño menegaskan bahwa gaya kepemimpinan bersifat kontekstual. Ada yang cenderung otoriter—memberikan instruksi jelas dan tegas—dan ada yang demokratis—memberikan ruang bagi banyak suara.

Keduanya bisa efektif atau justru kontraproduktif, tergantung situasi. Pemimpin demokratis mungkin memperlambat inovasi karena terlalu banyak proses diskusi, sementara pemimpin otoriter bisa membawa organisasi ke arah keliru jika minim pengetahuan.

Pertanyaan yang lebih relevan adalah: Apa kebutuhan pasar? Industri? Tim? Dan kekuatan kolektif perusahaan? Dari sanalah gaya kepemimpinan yang tepat bisa ditemukan.

Mengapa Pelatihan Formal Penting?

Banyak profesional, terutama di bidang teknis, terbiasa diakui berkat kontribusi individu, bukan kolaborasi tim. Sistem penghargaan di sekolah, universitas, hingga awal karier sering memperkuat pola pikir ini.

Alhasil, ketika diminta memimpin—yang memerlukan koordinasi, komunikasi, dan pemberdayaan tim—mereka kerap kesulitan. Tanpa pelatihan formal, transisi ini bisa sangat menantang.

Niño menekankan bahwa pelatihan di tahap awal karier dapat mempersiapkan profesional untuk melampaui peran teknis murni dan beradaptasi dengan tuntutan kepemimpinan.

Kepemimpinan di Bidang Teknis: Tantangan dan Peluang

Bagi pemimpin di lingkungan rekayasa atau teknologi, kompetensi teknis adalah modal penting. Kredibilitas ini memungkinkan mereka menjelaskan inovasi dengan meyakinkan dan meraih dukungan yang diperlukan.

Namun, di banyak kalangan teknis, kepemimpinan sering disalahpahami sebagai “urusan manajemen” yang jauh dari pekerjaan inti. Niño mengingatkan, esensi kepemimpinan adalah:

  • Melihat peluang
  • Memilih masalah yang tepat untuk diselesaikan
  • Mengumpulkan tim yang tepat
  • Mewujudkan perubahan

“Kepemimpinan bukan hanya untuk mereka yang duduk di puncak organisasi. Siapa pun, di situasi yang tepat, dapat memimpin. Dengan mempelajari keterampilan ini, Anda akan lebih siap menghadapi tantangan yang memerlukan kombinasi keahlian unik dan motivasi pribadi,” tutup Niño.