Newmont

Newmont Raup Laba Besar di Tengah Reli Emas

(Business Lounge – Global News) Di tengah ketidakpastian pasar global dan gejolak geopolitik yang terus berlangsung, emas kembali membuktikan dirinya sebagai pelindung nilai yang paling dicari. Lonjakan harga emas yang menyentuh rekor tertinggi dalam beberapa bulan terakhir telah menjadi penyelamat bagi banyak perusahaan tambang, termasuk Newmont Corporation, yang baru saja melaporkan lonjakan laba kuartal kedua tahun ini.

Menurut laporan perusahaan yang dikutip oleh The Wall Street Journal dan Bloomberg, Newmont mencatatkan kenaikan laba yang signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Lonjakan ini tidak hanya mencerminkan naiknya harga emas, tetapi juga mencerminkan strategi efisiensi dan konsolidasi yang dilakukan perusahaan pasca-akuisisi tambang-tambang besar dalam beberapa tahun terakhir.

Harga emas telah naik tajam sepanjang paruh pertama 2025, sebagian besar karena kekhawatiran investor terhadap inflasi, ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan Eropa Timur, serta pelemahan mata uang global terhadap dolar AS. Menurut catatan Reuters, harga emas sempat menyentuh rekor baru di atas $2.450 per ons troi pada pertengahan Mei, dan tetap berada di atas $2.400 hingga akhir Juni, periode pelaporan laba Newmont.

Newmont, yang berbasis di Colorado, kini menjadi salah satu produsen emas terbesar dunia setelah merger dengan Newcrest tahun lalu. Kombinasi aset global dari Amerika Utara hingga Australia memberikan perusahaan ini diversifikasi sumber produksi yang tidak dimiliki banyak pesaingnya. Hal ini menjadikan Newmont sangat sensitif terhadap perubahan harga global, baik sebagai risiko maupun peluang.

Dalam laporan keuangan terbarunya, Newmont menyampaikan bahwa pendapatan bersih kuartal kedua melonjak lebih dari 30 persen dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai lebih dari $900 juta. Angka tersebut sebagian besar didorong oleh peningkatan volume produksi dan harga jual rata-rata emas yang lebih tinggi.

CEO Newmont, Tom Palmer, mengatakan dalam pernyataan resmi bahwa “kinerja luar biasa ini menunjukkan kekuatan portofolio global kami dan disiplin operasional yang konsisten.” Ia juga menambahkan bahwa “perusahaan siap memaksimalkan nilai pemegang saham jika harga emas tetap tinggi atau bahkan naik lebih lanjut.”

Namun, keuntungan ini bukan tanpa tantangan. Biaya produksi di beberapa tambang utama, seperti Tanami di Australia dan Peñasquito di Meksiko, mengalami kenaikan akibat tekanan logistik dan biaya energi. Meski demikian, margin operasional Newmont tetap menguat berkat skala produksi yang luas dan efisiensi pasca-merger.

Kenaikan harga emas juga menciptakan tekanan tambahan di pasar keuangan. Seiring bank sentral seperti Federal Reserve AS memperlambat langkah penurunan suku bunga karena inflasi tetap tinggi, investor mencari tempat perlindungan dari ketidakpastian jangka menengah. Emas, seperti biasa, menjadi pilihan utama.

Menurut Financial Times, dana-dana lindung nilai (hedge fund) dan institusi besar mulai meningkatkan eksposur mereka ke aset riil seperti logam mulia. ETF emas global seperti SPDR Gold Trust mencatatkan arus masuk terbesar sejak pandemi COVID-19. Ini memperkuat permintaan dan memberi dukungan harga jangka pendek.

Namun beberapa analis memperingatkan potensi pembalikan. Jika ketegangan geopolitik mereda atau The Fed memberikan sinyal kuat mengenai penurunan suku bunga, investor bisa kembali ke aset berisiko dan meninggalkan emas. Ini bisa membuat saham-saham tambang seperti Newmont rentan terhadap koreksi.

Di sisi lain, beberapa analis justru melihat kondisi saat ini sebagai fase awal dari “supercycle” baru emas. Mereka menunjukkan bahwa permintaan jangka panjang dari sektor teknologi, termasuk elektronik dan baterai kendaraan listrik, akan semakin menambah tekanan pada pasokan emas global. Newmont dan produsen lainnya bisa berada dalam posisi strategis untuk memanfaatkan tren ini.

Dengan posisi kas yang kuat dan leverage yang relatif rendah, Newmont juga disebut oleh Barron’s sebagai salah satu perusahaan emas yang paling siap secara finansial untuk akuisisi atau ekspansi tambahan jika ada peluang menarik di pasar. Namun perusahaan tetap menekankan komitmennya pada pengembalian modal bagi pemegang saham, termasuk dividen dan pembelian kembali saham (buyback).

Dalam laporan terpisah, lembaga pemeringkat Moody’s mempertahankan peringkat kredit Newmont di level investasi stabil, mencerminkan pandangan bahwa kinerja keuangan perusahaan akan tetap kuat meski harga emas kembali mengalami fluktuasi.

Pasar pun merespons positif laporan laba tersebut. Saham Newmont melonjak hampir 7 persen pada hari pengumuman laporan, menembus level tertinggi dalam satu tahun terakhir. Volume perdagangan juga melonjak hampir dua kali lipat dari rata-rata harian, menunjukkan antusiasme investor terhadap prospek perusahaan.