Amerika

Perubahan Besar di Perusahaan Amerika Serikat dari Kombucha hingga Chip AI

(Business Lounge – Global News) Perusahaan-perusahaan besar di Amerika Serikat sedang melalui masa transisi signifikan, dengan strategi dan fokus baru yang mencerminkan tekanan pasar, perubahan teknologi, dan ekspektasi investor. Di tengah situasi ekonomi global yang belum stabil, masing-masing perusahaan menyesuaikan diri untuk mempertahankan relevansi, efisiensi, dan profitabilitas mereka. Dari General Motors hingga perusahaan kombucha, dari Amazon hingga Intel, arah strategis yang diambil menunjukkan bagaimana dunia usaha saat ini harus berevolusi lebih cepat dari sebelumnya.

General Motors melaporkan penurunan laba bersih sebesar 35% pada kuartal kedua, sebagian besar disebabkan oleh beban tarif sebesar 1,1 miliar dolar AS. Meski penjualan kendaraan tetap kuat, tekanan biaya akibat kebijakan perdagangan dan inflasi material dasar mempersempit margin keuntungan produsen mobil asal Detroit tersebut. Ini menunjukkan bahwa meskipun permintaan konsumen masih ada, perusahaan tetap rentan terhadap dinamika geopolitik dan fluktuasi harga global.

Sementara itu, Intel mengumumkan pemutusan hubungan kerja terhadap sekitar 15% karyawannya dan membatalkan proyek-proyek bernilai miliaran dolar. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya pemulihan dan reposisi strategis perusahaan chip tersebut, yang saat ini tertinggal dari pesaing seperti Nvidia dan TSMC. Menurut laporan The Wall Street Journal, Intel mencoba menyeimbangkan ambisi menjadi pemimpin manufaktur chip global dengan realitas pasar yang menuntut efisiensi dan fokus lebih tajam terhadap produk bernilai tinggi.

Tak hanya perusahaan besar teknologi yang melakukan manuver strategis. Perusahaan minuman fermentasi Health-Ade Kombucha berhasil dijual seharga 500 juta dolar AS. Perusahaan yang didirikan pada 2012 tersebut telah tersebar di ribuan titik distribusi di AS, dan menarik minat investor karena dianggap mewakili tren kesehatan dan gaya hidup modern. Penjualan ini juga mencerminkan bagaimana brand kecil dengan narasi otentik bisa menggaet valuasi besar, terutama di tengah permintaan konsumen terhadap produk alami dan organik.

Amazon membuat langkah mengejutkan dengan mengakuisisi perusahaan rintisan bernama Bee, yang mengembangkan gelang berbasis AI yang mampu merekam setiap kata yang diucapkan oleh penggunanya. Ini merupakan bagian dari ekspansi Amazon ke bisnis perangkat AI yang sedang berkembang pesat. Menurut analisis Bloomberg, akuisisi ini tidak hanya memperkuat posisi Amazon dalam ranah perangkat pintar, tetapi juga menunjukkan bagaimana pengumpulan data pribadi menjadi aset utama dalam lanskap bisnis teknologi saat ini.

Dalam dunia media dan hiburan, merger senilai 8 miliar dolar antara Paramount dan Skydance mendapat persetujuan dari Komisi Komunikasi Federal AS (FCC). Persetujuan ini datang setelah Paramount menyelesaikan gugatan hukum yang diajukan oleh mantan Presiden Donald Trump. Langkah ini membuka jalan bagi restrukturisasi besar di Paramount, dan memberikan peluang ekspansi lebih besar bagi Skydance dalam konten digital dan distribusi global.

Dari sisi keuangan, Morgan Stanley tengah menghadapi penyelidikan lebih dalam terkait proses penyaringan klien di unit wealth management-nya. Penyelidikan ini dilakukan oleh otoritas pengawas pasar modal AS dan menyasar tidak hanya pada satu divisi, tetapi juga pada unit trading. Isu utama yang disorot adalah bagaimana proses verifikasi pelanggan dilakukan dan apakah ada praktik yang melanggar ketentuan anti-pencucian uang atau penipuan investor.

Tidak kalah menarik adalah pergeseran cepat dalam dunia pengantaran makanan. Di Amerika Serikat, penggunaan robot dalam pengantaran makanan menjadi tren yang berkembang pesat. Perusahaan seperti Uber Eats dan DoorDash mulai menggunakan kendaraan otonom untuk mengirim pesanan secara efisien tanpa keterlibatan manusia. Tujuannya adalah menekan biaya tenaga kerja dan mempercepat pengantaran, terutama di kota-kota besar. Di Indonesia, meski teknologi serupa belum sepopuler di AS, beberapa startup sudah mulai menguji coba drone dan robot untuk sektor logistik dan pengantaran jarak pendek.

Dalam lanskap tempat kerja, sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa menerima proyek sulit sejak awal bekerja bisa menjadi kunci promosi lebih cepat. Studi ini menunjukkan bahwa karyawan yang langsung mengerjakan proyek kompleks dalam 90 hari pertama memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk naik jabatan dalam waktu singkat. Data tersebut diperoleh dari analisis ratusan ribu karyawan oleh perusahaan riset tenaga kerja berbasis AI. Hal ini menunjukkan pentingnya inisiatif dan ketekunan dalam periode awal bekerja sebagai penentu jalur karier jangka panjang.

Lalu ada fenomena baru dalam dunia politik dan media: podcast All-In, yang awalnya populer di Silicon Valley, kini menjadi panggung penting bagi tokoh-tokoh politik AS, termasuk menteri dan senator. Podcast ini bahkan dijadwalkan menghadirkan Presiden Donald Trump dalam konferensi minggu ini. Popularitas podcast ini mencerminkan pergeseran lanskap komunikasi politik dan bisnis, di mana suara pemimpin lebih sering didengar dalam format percakapan kasual ketimbang pidato resmi.

Tidak kalah menarik adalah langkah SoftBank dan OpenAI yang bekerja sama dalam proyek AI senilai 500 miliar dolar bernama Stargate. Namun realisasi proyek ini jauh dari rencana awal. Setelah diumumkan dalam acara di Gedung Putih, proyek tersebut kini hanya menargetkan pembangunan pusat data kecil sebelum akhir tahun. Hambatan utama berasal dari pembiayaan, regulasi, dan ketidakpastian geopolitik yang memengaruhi skala dan waktu pelaksanaan proyek.

Di sektor makanan cepat saji, kembalinya menu Snack Wrap di McDonald’s memicu lonjakan permintaan dan menyebabkan kekurangan selada di beberapa lokasi. Menu yang sempat absen ini ternyata memiliki basis penggemar setia dan berhasil mendongkrak penjualan setelah masa sulit bagi raksasa burger tersebut. Reaksi cepat pelanggan terhadap kembalinya menu ini menunjukkan betapa pentingnya mendengarkan aspirasi konsumen dalam menjaga loyalitas merek.

AT&T melaporkan kenaikan jumlah pelanggan layanan nirkabel dan internet rumah, serta mempercepat pembangunan infrastruktur fiber optik. Perusahaan juga meningkatkan proyeksi arus kas bebas tahunannya, dan berencana menggunakan penghematan pajak untuk investasi tambahan di jaringan. Ini mencerminkan strategi perusahaan telekomunikasi besar untuk mengatasi persaingan dengan meningkatkan kualitas jaringan dan memperluas jangkauan layanan.

Dari sisi konsumsi makanan, Hershey Co. menaikkan harga produk cokelatnya dalam persentase dua digit. Langkah ini diambil untuk menutupi lonjakan harga kakao yang masih tinggi akibat kekhawatiran pasokan. Menurut laporan Reuters, Hershey sudah memberi tahu para pengecer tentang kenaikan harga ini dan memperkirakan dampaknya akan terasa hingga akhir tahun. Konsumen mungkin menghadapi harga cokelat yang lebih mahal di tengah inflasi pangan yang terus berlanjut.