(Business Lounge – Global News) UniCredit, bank terbesar kedua di Italia berdasarkan aset, resmi menggandakan kepemilikan sahamnya di Commerzbank Jerman menjadi sekitar 20 persen. Langkah ini menempatkan UniCredit sebagai pemegang saham terbesar di Commerzbank, sekaligus menegaskan ambisi jangka panjang UniCredit untuk mendorong konsolidasi lintas batas di sektor perbankan Eropa—khususnya dengan Commerzbank sebagai mitra target utama dalam potensi merger.
Kabar ini pertama kali dilaporkan oleh The Wall Street Journal dan kemudian dikonfirmasi oleh Reuters, yang mencatat bahwa pembelian tambahan saham tersebut dilakukan melalui pasar terbuka selama beberapa bulan terakhir. UniCredit belum secara resmi mengumumkan penawaran penggabungan, tetapi peningkatan kepemilikan saham ini telah memicu spekulasi kuat di pasar keuangan tentang kemungkinan merger antara dua lembaga perbankan besar Eropa tersebut.
Commerzbank, sebagai bank terbesar kedua di Jerman setelah Deutsche Bank, selama beberapa tahun terakhir menjadi subjek pembicaraan konsolidasi, baik dari dalam negeri maupun oleh calon mitra asing. Pemerintah Jerman masih memiliki sekitar 15 persen saham di Commerzbank setelah penyelamatan finansial pasca krisis 2008, menjadikannya pemegang saham besar lainnya. Dengan UniCredit kini melampaui posisi pemerintah, dinamika kekuasaan dalam kepemilikan perusahaan pun mulai bergeser.
CEO UniCredit, Andrea Orcel, telah lama menyatakan bahwa konsolidasi sektor perbankan di Eropa adalah kunci untuk meningkatkan daya saing bank-bank benua ini terhadap institusi finansial Amerika Serikat dan Asia yang lebih besar dan lebih efisien secara operasional. Dalam beberapa wawancara sebelumnya yang dikutip oleh Financial Times, Orcel mengatakan bahwa “tanpa skala dan sinergi lintas negara, bank-bank Eropa akan terus tertinggal dalam inovasi dan profitabilitas.”
Langkah UniCredit ini dipandang sebagai bagian dari strategi yang lebih besar untuk menciptakan bank pan-Eropa dengan skala cukup besar untuk bersaing di tingkat global. Jika merger dengan Commerzbank terwujud, entitas gabungan akan memiliki aset yang melebihi €1 triliun, dengan kehadiran yang kuat di Italia, Jerman, Austria, dan Eropa Timur.
Namun, jalan menuju merger tidak akan mudah. Pemerintah Jerman selama ini bersikap hati-hati terhadap potensi akuisisi oleh bank asing terhadap institusi strategis dalam negeri. Meski UniCredit berasal dari Uni Eropa dan terdaftar di zona euro, isu-isu terkait pengawasan, ketenagakerjaan, dan keputusan strategis tetap menjadi perhatian utama. Merger semacam ini juga harus mendapatkan persetujuan dari regulator di Jerman, Italia, dan Uni Eropa, yang selama ini sangat ketat dalam menjaga stabilitas sektor perbankan pasca-krisis keuangan.
Pasar modal menyambut berita ini dengan respons hati-hati. Saham Commerzbank naik sekitar 2 persen setelah laporan peningkatan kepemilikan UniCredit muncul, sementara saham UniCredit sedikit tergelincir akibat kekhawatiran investor tentang potensi biaya akuisisi dan tantangan integrasi lintas negara. Beberapa analis memperingatkan bahwa meski sinergi potensial dari merger ini signifikan, perbedaan budaya perusahaan, sistem TI, serta risiko politik dapat menghambat realisasi manfaat jangka panjang.
Menurut analis dari JP Morgan yang dikutip Bloomberg, “skenario merger UniCredit–Commerzbank bisa menciptakan kekuatan perbankan baru di Eropa, tetapi dengan biaya integrasi dan risiko reputasi yang besar.” Analis tersebut juga menyoroti fakta bahwa konsolidasi semacam ini belum pernah terjadi dalam skala sebesar ini di kawasan euro dalam satu dekade terakhir.
Dari sisi internal, baik UniCredit maupun Commerzbank menghadapi tantangan mereka sendiri. UniCredit masih dalam proses restrukturisasi besar-besaran di bawah kepemimpinan Orcel, yang mencakup pemangkasan biaya, efisiensi cabang, dan digitalisasi layanan. Sementara itu, Commerzbank juga tengah menjalani transformasi untuk memangkas ribuan pekerjaan dan menutup ratusan kantor cabang dalam upaya memperbaiki profitabilitasnya.
Langkah UniCredit menambah kepemilikan ini terjadi di tengah iklim baru di pasar perbankan Eropa, di mana suku bunga yang lebih tinggi, tekanan kompetitif dari fintech, serta ekspektasi investor atas efisiensi dan margin keuntungan memaksa bank-bank untuk mempertimbangkan konsolidasi sebagai jalan keluar. Beberapa merger domestik telah terjadi dalam beberapa tahun terakhir di Spanyol dan Prancis, namun merger lintas negara tetap langka karena sensitivitas politik dan kompleksitas regulasi.
Jika UniCredit mampu mengubah kepemilikan minoritas ini menjadi pijakan untuk merger penuh, maka hal ini bisa menjadi preseden penting bagi konsolidasi lintas batas di Eropa. Para pengamat menilai bahwa langkah selanjutnya adalah perundingan politik dan diplomasi korporat, terutama untuk meyakinkan pemerintah Jerman bahwa merger ini akan memperkuat, bukan melemahkan, sektor perbankan nasional mereka.
Meski belum ada pengumuman resmi terkait rencana merger, langkah UniCredit telah mengubah lanskap kepemilikan Commerzbank secara signifikan. Kini semua mata tertuju pada Frankfurt dan Milan, menunggu apakah dua kekuatan perbankan Eropa ini akan melangkah menuju penggabungan yang dapat mendefinisikan ulang struktur kekuatan finansial benua tersebut.