(Business Lounge Journal – Global News)
Di tengah guncangan besar transformasi teknologi global, satu nama kini bersinar terang di jajaran elite orang terkaya dunia: Jensen Huang, CEO dan salah satu pendiri Nvidia. Untuk pertama kalinya, kekayaan bersih Huang melampaui Warren Buffett, ikon legendaris investasi nilai, yang selama puluhan tahun menjadi simbol kestabilan dan kekayaan berkelanjutan di Amerika Serikat.
Nvidia, yang baru saja menembus valuasi $4 triliun dan menjadi perusahaan AS pertama yang mencapainya, telah menjadikan Huang sebagai miliarder teknologi paling mencolok di tahun 2025. Kekayaan bersihnya kini diperkirakan mencapai $145,4 miliar, sedikit lebih tinggi dibandingkan Buffett yang berada di angka $142 miliar, menurut Forbes.
Dari Silicon Valley ke Puncak Dunia
Kenaikan Huang bukan sekadar fenomena pasar modal — ini adalah simbol pergeseran besar dalam lanskap kekayaan dan kepemimpinan industri. Dalam beberapa tahun terakhir, Huang yang sebelumnya hanya dikenal di kalangan sempit insinyur dan pelaku industri GPU, kini menjelma menjadi arsitek utama era kecerdasan buatan (AI).
Didirikan pada tahun 1993, Nvidia awalnya adalah perusahaan kecil pembuat kartu grafis. Kini, perusahaan ini menjadi tulang punggung infrastruktur AI global. Chip H100 dan Blackwell produksi Nvidia menjadi standar emas untuk pelatihan model AI, digunakan oleh berbagai raksasa teknologi dunia — dari OpenAI hingga Meta.
Dari Saham ke Kekayaan: Strategi Finansial yang Terukur
Kenaikan kekayaan Huang terjadi seiring lonjakan saham Nvidia sebesar 20% hanya dalam tahun 2025 saja, menambah hampir $28 miliar ke portofolio pribadinya. Pada hari Kamis lalu saja, kekayaannya naik $2,5 miliar dalam satu hari.
Meski demikian, Huang menunjukkan pendekatan hati-hati dalam mencairkan kepemilikannya. Berdasarkan dokumen SEC, ia mulai menjual saham melalui rencana perdagangan 10b5-1 yang telah diatur sebelumnya sejak Maret. Hingga akhir Juni, ia telah menjual saham senilai lebih dari $40 juta, namun masih menyimpan lebih dari 75,7 juta saham Nvidia secara langsung, serta ratusan juta lainnya melalui trust dan kemitraan.
Di sisi lain, para eksekutif dan anggota dewan Nvidia juga ikut menikmati momen ini, dengan penjualan kolektif saham senilai lebih dari $1 miliar selama satu tahun terakhir.
Buffett: Stabil, Dermawan, dan Tetap Relevan
Sementara itu, Warren Buffett, meski tergeser dari posisi kekayaan, tetap menjadi panutan dalam hal investasi berkelanjutan dan filantropi. Tahun ini, ia menyumbangkan $6 miliar saham Berkshire Hathaway ke lima yayasan amal, sejalan dengan komitmen lamanya untuk menyumbangkan lebih dari 99% kekayaannya seumur hidup.
Bersama Berkshire, Buffett telah membuktikan kekuatan portofolio terdiversifikasi dan filosofi investasi jangka panjang. Namun, era AI menunjukkan bahwa kekayaan kini bisa tercipta bukan dalam dekade, melainkan dalam hitungan bulan.
Masa Depan AI dan Dominasi Nvidia
Tidak seperti banyak hype teknologi yang cepat redup, dominasi Nvidia diyakini berakar pada kekuatan struktural yang nyata. Huang dengan cermat memosisikan perusahaannya bukan hanya sebagai produsen chip, tapi sebagai platform AI penuh, lengkap dengan perangkat lunak, jaringan, hingga rancangan pusat data.
Beberapa analis, seperti Dan Ives dari Wedbush, bahkan memproyeksikan nilai pasar Nvidia bisa mencapai $5 triliun hingga $6 triliun dalam 12–18 bulan ke depan. Dengan struktur teknologi yang terus berkembang dan permintaan global yang terus meningkat, potensi ini bukan sekadar ambisi, melainkan arah realistis yang sedang ditempuh Huang.
Era Baru Kekayaan dan Kepemimpinan
Untuk waktu yang lama, Warren Buffett adalah lambang “kekayaan Amerika” — stabil, berbasis nilai, dan dibangun lewat bunga majemuk selama puluhan tahun. Kini, Jensen Huang menandai lahirnya era baru, di mana infrastruktur digital dan teknologi AI menjadi ladang baru penciptaan nilai dan kekayaan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Apa yang membedakan Huang? Bukan sekadar momentum pasar, tapi visi jangka panjang, keberanian membangun teknologi dari dasar, dan ketekunan selama tiga dekade membentuk Nvidia menjadi raksasa dunia.
Dalam dunia yang semakin terdigitalisasi, Huang mungkin bukan hanya mewarisi kekayaan generasi baru — ia mungkin sedang membentuk infrastruktur masa depan yang akan menopang seluruh generasi mendatang.