(Business Lounge Journal – Global News)
Sebuah insiden tabrakan baru-baru ini di jalanan Las Vegas telah memaksa perusahaan robotaksi Amazon, Zoox, untuk mengeluarkan penarikan perangkat lunak sukarela pada sistem kemudi otonom mereka. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap tabrakan yang melibatkan salah satu kendaraan tanpa pengemudi Zoox dengan sebuah mobil penumpang.
Dalam pernyataan resmi yang dipublikasikan pada hari Selasa, Zoox menjelaskan bahwa keputusan untuk menarik perangkat lunak ini diambil setelah terjadi insiden di mana salah satu robotaksi mereka yang tidak berpenumpang bertabrakan dengan sebuah kendaraan penumpang di wilayah Las Vegas, Nevada. Meskipun insiden tersebut dilaporkan tidak menyebabkan cedera pada siapapun, dan hanya mengakibatkan kerusakan ringan pada kedua kendaraan, langkah penarikan perangkat lunak ini menunjukkan keseriusan Zoox dalam menangani isu keselamatan dan keandalan teknologi otonom mereka.
Menurut kronologi kejadian yang dibagikan oleh Zoox, insiden tersebut terjadi ketika sebuah mobil penumpang dengan kecepatan tinggi mendekati jalur di mana robotaksi khusus Zoox sedang bergerak. Sistem otonom Zoox, yang mengantisipasi bahwa mobil penumpang tersebut akan terus melaju lurus, mengambil tindakan pencegahan dengan memperlambat laju dan mengarahkan kendaraan ke sisi kanan jalur. Namun, secara tak terduga, mobil penumpang tersebut justru berhenti mendadak, sepenuhnya memberikan jalan kepada robotaksi Zoox dan berhenti di jalur bahu jalan. Menghadapi situasi yang berubah dengan cepat ini, robotaksi Zoox dilaporkan melakukan pengereman mendadak. Meskipun demikian, Zoox menyimpulkan bahwa tabrakan tersebut pada akhirnya tidak dapat dihindari.
Menyusul insiden yang menjadi sorotan ini, Zoox mengambil langkah cepat dengan menghentikan sementara seluruh operasional kendaraan tanpa pengemudi mereka. Perusahaan menyatakan bahwa tim teknis mereka telah berhasil “mengidentifikasi akar penyebab” dari insiden tersebut dan segera mengeluarkan pembaruan perangkat lunak yang dirancang untuk mengatasi masalah tersebut.
Dalam keterangannya kepada media, perwakilan Zoox memastikan bahwa “Semua kendaraan Zoox yang beroperasi saat ini, termasuk robotaksi khusus dan armada uji kami, telah dilengkapi dengan perangkat lunak yang diperbarui.” Langkah ini menunjukkan komitmen perusahaan untuk memastikan bahwa setiap kendaraan mereka yang kembali beroperasi telah dilengkapi dengan perbaikan perangkat lunak yang diperlukan untuk mencegah terulangnya insiden serupa.
Sebagai informasi, Amazon mengakuisisi Zoox pada tahun 2020 dengan nilai investasi yang signifikan, mencapai $1,2 miliar. Perusahaan rintisan yang didirikan pada tahun 2014 ini dikenal dengan desain kendaraan robotaksi mereka yang unik, menyerupai kereta atau kabin gondola beroda, yang sangat berbeda dari mobil konvensional. Saat ini, Zoox beroperasi secara terbatas di Las Vegas dan memiliki rencana ambisius untuk memperluas jangkauan layanannya ke kota-kota besar lainnya di Amerika Serikat, termasuk San Francisco, Austin, dan Miami.
Langkah Zoox ini terjadi di tengah lanskap industri taksi tanpa pengemudi yang semakin kompetitif. Perusahaan-perusahaan seperti Waymo milik Alphabet telah lebih dulu menguji dan mengoperasikan layanan robotaksi mereka, menggunakan mobil-mobil tradisional yang dimodifikasi dengan teknologi otonom. Perbedaan signifikan antara Zoox dan Waymo terletak pada desain kendaraan mereka. Sementara Waymo menggunakan mobil konvensional yang dilengkapi dengan sensor dan perangkat lunak otonom, robotaksi Zoox dirancang dari awal sebagai kendaraan tanpa pengemudi, tanpa menyertakan fitur-fitur tradisional seperti setir, pedal, atau kursi pengemudi. Desain unik ini mencerminkan visi Zoox tentang masa depan transportasi perkotaan yang sepenuhnya otonom.
Amazon nampaknya belum memberikan komentar resmi terkait insiden dan penarikan perangkat lunak yang dilakukan oleh anak perusahaannya, Zoox. Namun, langkah cepat Zoox dalam mengidentifikasi masalah dan mengeluarkan pembaruan perangkat lunak menunjukkan keseriusan mereka dalam membangun kepercayaan publik terhadap teknologi robotaksi dan memastikan keselamatan penumpang serta pengguna jalan lainnya. Insiden ini menjadi pengingat penting akan tantangan dan kompleksitas dalam pengembangan dan penerapan teknologi otonom secara luas, serta perlunya pengujian dan pembaruan berkelanjutan untuk memastikan keandalan dan keamanan sistem.