Hertz

Saham Hertz Melejit Setelah Bill Ackman Masuk

(Business Lounge – Global News) Saham perusahaan rental mobil Hertz melonjak tajam hingga 56% setelah investor kawakan Bill Ackman, melalui hedge fund-nya Pershing Square Capital Management, mengungkapkan kepemilikan saham sebesar 4,1% di perusahaan tersebut. Laporan ini disampaikan oleh Bloomberg dan The Wall Street Journal, yang mencatat bahwa langkah Ackman menandai potensi pergeseran besar dalam strategi dan masa depan finansial Hertz.

Pengumuman yang disampaikan dalam pengajuan regulatori pada hari Selasa itu langsung memicu antusiasme investor, membawa saham Hertz ke level tertinggi dalam beberapa bulan terakhir. Menurut Financial Times, pasar melihat masuknya Ackman sebagai sinyal kuat akan adanya restrukturisasi manajerial atau strategi akuisisi agresif di tengah tantangan bisnis sewa mobil pasca-pandemi dan tekanan dari transisi ke kendaraan listrik.

Pershing Square dikenal dengan pendekatan aktivisnya dalam berinvestasi, kerap mendorong perubahan besar di perusahaan tempat mereka berinvestasi. Meskipun Ackman belum mengungkapkan secara rinci tujuan investasinya, banyak analis percaya bahwa ia melihat peluang nilai tersembunyi di tengah harga saham Hertz yang tertekan. Sejak keluar dari kebangkrutan pada 2021, Hertz menghadapi volatilitas tinggi, terutama karena kesalahan strategi pembelian kendaraan listrik secara besar-besaran yang akhirnya dikoreksi baru-baru ini.

CNBC melaporkan bahwa Pershing Square mulai membangun posisinya dalam beberapa minggu terakhir, kemungkinan saat saham Hertz sedang berada di titik terendah akibat laporan keuangan yang mengecewakan dan keputusan untuk menjual sebagian besar armada EV mereka. “Kami melihat valuasi Hertz berada jauh di bawah nilai fundamentalnya,” kata seorang sumber dekat dengan Pershing Square kepada CNBC, meskipun tidak memberikan komentar resmi lebih lanjut.

Masuknya Ackman juga memicu spekulasi tentang kemungkinan perubahan dalam jajaran eksekutif Hertz. CEO Stephen Scherr sebelumnya telah menerima tekanan dari investor atas performa perusahaan, dan sekarang diperkirakan harus menunjukkan hasil yang lebih konkret untuk mempertahankan kepercayaan pasar. Reuters mencatat bahwa dewan direksi Hertz belum memberikan komentar terkait potensi keterlibatan Ackman dalam pengambilan keputusan strategis.

Di sisi lain, beberapa analis memperingatkan bahwa lonjakan harga saham ini bisa bersifat sementara kecuali didukung oleh perubahan fundamental. “Ini adalah permainan jangka menengah-panjang,” kata analis dari Jefferies, menambahkan bahwa kepemilikan 4,1% memberi Ackman cukup pengaruh untuk mendorong arah kebijakan tanpa harus mengambil alih sepenuhnya.

Hertz saat ini masih menghadapi tantangan besar, termasuk turunnya permintaan rental korporat, fluktuasi harga mobil bekas, dan pembiayaan operasional yang mahal. Namun, langkah-langkah restrukturisasi terbaru, seperti pengurangan armada EV yang dilaporkan oleh Bloomberg, dan potensi efisiensi biaya baru, bisa menjadi titik balik bila dikelola secara efektif.

Dengan reputasi Ackman sebagai investor yang mampu menghidupkan kembali perusahaan bermasalah—seperti yang ia lakukan dengan perusahaan restoran Chipotle dan hotel Hilton—pasar kini berharap bahwa kehadirannya di Hertz akan memberikan angin segar. Namun, waktu akan menjadi ujian utama apakah optimism ini beralasan atau sekadar reaksi spekulatif sesaat.

Untuk saat ini, satu hal jelas: Wall Street kembali memperhatikan Hertz, dan Bill Ackman telah menyalakan kembali nyala harapan bagi perusahaan yang pernah bangkrut ini.