Continental

Continental Pertimbangkan Penjualan Unit ContiTech

(Business Lounge – Global News) Continental AG, salah satu produsen suku cadang otomotif terbesar di dunia, tengah mengkaji langkah strategis besar berupa kemungkinan penjualan atau pemisahan unit bisnisnya yang bergerak di bidang teknologi industri dan karet, ContiTech. Keputusan ini mencerminkan tekanan yang dihadapi perusahaan dalam upaya meningkatkan profitabilitas di tengah pasar otomotif global yang sedang mengalami transformasi besar. Berdasarkan laporan awal dari Bloomberg dan Reuters, langkah ini merupakan bagian dari restrukturisasi menyeluruh yang bertujuan memberikan fleksibilitas lebih besar bagi masing-masing unit bisnis agar mampu merespons dinamika pasar secara lebih adaptif.

Berpusat di Hanover, Jerman, Continental telah lama dikenal sebagai pemasok ban dan sistem otomotif terkemuka. Namun dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan menghadapi tekanan yang signifikan dari berbagai arah: perlambatan ekonomi global, gangguan rantai pasok, transisi ke kendaraan listrik, hingga meningkatnya kompetisi dari pemasok Asia. Dalam konteks ini, langkah untuk mengevaluasi struktur bisnis secara menyeluruh dinilai penting untuk menjaga kelangsungan daya saing perusahaan.

Dalam keterangan resminya, manajemen Continental menyebutkan bahwa mereka sedang mengkaji berbagai opsi strategis untuk unit ContiTech, termasuk kemungkinan pemisahan (spin-off), penjualan sebagian aset, atau restrukturisasi operasional yang memungkinkan unit tersebut berdiri lebih independen. ContiTech sendiri merupakan divisi non-otomotif dari Continental yang memproduksi segala hal mulai dari sabuk konveyor, sistem peredam getaran, selang industri, hingga solusi elastomer untuk sektor energi dan pertambangan.

Menurut analisis dari Financial Times, langkah pemisahan ini didorong oleh keinginan untuk meningkatkan efisiensi modal dan menyoroti nilai individual dari unit-unit bisnis yang sebelumnya digabungkan dalam satu entitas besar. Dalam banyak kasus perusahaan industri Eropa, restrukturisasi semacam ini dilakukan untuk memberikan “identitas bisnis” yang lebih tajam pada tiap lini usaha, sehingga memungkinkan mereka mengejar strategi pertumbuhan yang berbeda.

“Dalam konteks industri otomotif dan komponen yang sangat cepat berubah, perusahaan seperti Continental harus menyesuaikan cara berpikir mereka. Tidak semua unit bisa berjalan dengan ritme yang sama,” kata seorang analis di Deutsche Bank.

Dengan sekitar 42.000 karyawan di lebih dari 40 negara, ContiTech merupakan salah satu pemain besar dalam sektor teknologi berbasis karet dan polimer untuk berbagai industri non-otomotif. Produk-produknya digunakan di berbagai sektor, termasuk pertambangan, logistik, agrikultur, dan bahkan dirgantara. Namun demikian, kontribusinya terhadap laba operasional grup Continental telah menurun dalam beberapa tahun terakhir.

Menurut laporan tahunan terakhir Continental, margin keuntungan dari ContiTech berada di bawah ekspektasi, sebagian besar disebabkan oleh kenaikan harga bahan baku, penurunan volume pesanan industri, dan tekanan dari pesaing yang menawarkan produk serupa dengan harga lebih rendah. Selain itu, tren deglobalisasi dan pergeseran rantai pasok menjadikan model bisnis yang bergantung pada manufaktur global dan ekspor massal semakin tidak efisien.

Handelsblatt mencatat bahwa pemisahan ContiTech bisa menjadi cara untuk menarik investor baru yang memiliki fokus pada industri manufaktur dan logistik, serta membuka peluang kolaborasi lintas sektor yang sebelumnya sulit dilakukan di bawah struktur konglomerasi.

Restrukturisasi ini juga mencerminkan tekanan internal untuk memperbaiki rasio pengembalian modal dan meningkatkan arus kas bebas, terutama setelah beberapa tahun belakangan Continental mencatatkan hasil keuangan yang berfluktuasi. Menurut data dari Bloomberg Intelligence, return on capital employed (ROCE) perusahaan menurun sejak pandemi 2020, dengan beberapa divisi menunjukkan beban operasional yang semakin berat akibat inflasi biaya dan penurunan volume pesanan.

Continental telah mengumumkan rencana penghematan biaya sebesar satu miliar euro hingga akhir 2025, termasuk pengurangan tenaga kerja dan konsolidasi lokasi produksi di Eropa dan Asia. Pemisahan unit seperti ContiTech dapat membantu perusahaan mengarahkan sumber daya ke divisi yang dinilai lebih strategis, seperti sistem pengereman elektronik, sensor kendaraan, dan perangkat lunak untuk mobil otonom.

Dalam wawancara dengan Automobilwoche, CEO Continental, Nikolai Setzer, menyatakan bahwa struktur yang lebih ramping dan fokus akan menjadi keunggulan kompetitif di tengah transisi industri otomotif ke elektrifikasi dan digitalisasi. “Kami percaya bahwa fleksibilitas organisasi akan menjadi penentu kesuksesan di masa depan,” ujarnya.

Pasar menyambut positif wacana pemisahan unit ContiTech. Saham Continental sempat menguat setelah kabar ini muncul, menandakan bahwa investor melihat peluang peningkatan nilai dari langkah tersebut. Banyak investor institusional menilai bahwa unit-unit bisnis dengan karakteristik berbeda sebaiknya dipisahkan agar tidak saling menghambat dalam pengambilan keputusan strategis.

Sebagian analis bahkan memperkirakan bahwa jika pemisahan ContiTech dilakukan melalui penawaran saham perdana (IPO) atau penjualan ke private equity, nilai perusahaan induk bisa meningkat hingga 10% karena rasio valuasi yang lebih jelas dan terfokus. “Spin-off sering kali membuka nilai yang terpendam dalam konglomerasi besar,” ujar analis dari UBS dalam risetnya.

Namun demikian, proses pemisahan juga membawa tantangan tersendiri, terutama dalam hal pemisahan aset, sistem TI, dan perjanjian hukum yang kompleks. Proses ini bisa memakan waktu bertahun-tahun dan menimbulkan gangguan jangka pendek bagi operasional.

Industri suku cadang otomotif global semakin kompetitif, terutama dengan kemunculan pemain baru dari Tiongkok dan India yang menawarkan komponen serupa dengan harga jauh lebih murah. Di saat yang sama, produsen mobil seperti Volkswagen, Toyota, dan Tesla juga mulai menginternalisasi beberapa fungsi yang dulu mereka alihdayakan ke pemasok seperti Continental. Ini berarti volume permintaan ke pemasok pihak ketiga bisa menurun dalam jangka panjang, kecuali jika mereka mampu menawarkan nilai tambah melalui teknologi, efisiensi produksi, atau integrasi sistem.

Dalam konteks ini, Continental tampaknya memilih untuk memperkuat posisi di sektor yang memiliki pertumbuhan jangka panjang, seperti perangkat lunak otomotif, ADAS (sistem bantuan pengemudi), dan sistem daya untuk kendaraan listrik. Divisi-divisi ini diyakini memiliki potensi margin yang lebih tinggi dan lebih relevan dalam peta persaingan masa depan.

Pemisahan unit bisnis seperti ContiTech merupakan bagian dari pergeseran identitas Continental dari sekadar “pemasok ban dan karet” menjadi perusahaan teknologi mobilitas. Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan telah banyak berinvestasi dalam digitalisasi, keamanan siber otomotif, dan integrasi perangkat lunak kendaraan.

Langkah pemisahan ini bukan hanya soal efisiensi, tapi juga strategi positioning. Dengan struktur yang lebih fokus, Continental berharap bisa bergerak lebih cepat dalam menanggapi perubahan regulasi, kebijakan lingkungan, dan kebutuhan pelanggan OEM (original equipment manufacturer) yang semakin kompleks.

Bagi ContiTech sendiri, kemungkinan pemisahan justru bisa membuka peluang ekspansi yang lebih agresif ke sektor-sektor non-otomotif yang selama ini kurang menjadi prioritas. Dengan kepemimpinan sendiri dan akses ke pasar modal, ContiTech dapat lebih bebas mengejar kolaborasi lintas industri, dari logistik hingga energi terbarukan.

Keputusan untuk menjual atau memisahkan unit bisnis bukanlah hal baru dalam lanskap industri otomotif Eropa. Dalam beberapa tahun terakhir, langkah serupa diambil oleh banyak perusahaan besar seperti Daimler (yang memisahkan unit truknya menjadi Daimler Truck), Renault (yang memisahkan Ampere untuk kendaraan listrik), dan bahkan Volkswagen (yang menjual saham Porsche AG ke publik).

Bagi Continental, langkah ini mungkin terasa drastis, tetapi juga logis di tengah realitas industri yang berubah sangat cepat. Dunia otomotif bukan lagi soal pabrik dan produksi massal semata, tetapi juga tentang fleksibilitas, inovasi, dan kemampuan untuk bergerak cepat menghadapi masa depan yang belum pasti.

Apakah pemisahan ContiTech akan benar-benar terjadi atau hanya bagian dari uji pasar untuk menarik investor baru, waktu yang akan menjawab. Namun satu hal jelas: Continental bersiap melakukan transformasi mendalam demi tetap relevan dalam industri yang tak lagi mengenal zona nyaman.