(Business Lounge Journal – Global News)
Saham Microsoft mengalami sedikit penurunan pada Senin (24/2) setelah laporan dari analis mengungkap bahwa perusahaan tersebut membatalkan beberapa sewa pusat data di Amerika Serikat. Langkah ini memicu spekulasi bahwa Microsoft mungkin menghadapi kelebihan pasokan infrastruktur kecerdasan buatan (AI).
Pada Jumat minggu lalu, analis dari TD Cowen melaporkan bahwa Microsoft membatalkan kontrak sewa senilai “ratusan megawatt,” yang setara dengan kapasitas sekitar dua pusat data. Beberapa pembatalan tersebut dikaitkan dengan “kendala fasilitas atau keterlambatan pasokan listrik.” Analis juga mencatat bahwa Meta sebelumnya menggunakan alasan serupa untuk membatalkan kontrak sewa pusat data mereka.
Selain itu, TD Cowen juga mengungkap bahwa Microsoft menunda atau menarik kembali proses konversi pernyataan kualifikasi (Statement of Qualification), yang biasanya mengarah pada perjanjian sewa tradisional. Namun, belum dapat dipastikan apakah tindakan ini bersifat sementara atau merupakan keputusan akhir untuk membatalkan kontrak secara permanen.
Analis menilai bahwa Microsoft mungkin berada dalam posisi kelebihan pasokan infrastruktur, terutama karena perusahaan ini juga menolak sejumlah kesepakatan baru terkait akuisisi pusat data dan lahan. Laporan tersebut juga menyebut bahwa perubahan strategi Microsoft dalam investasi kapasitas pusat data terkait dengan OpenAI.
Akibat laporan ini, saham Microsoft turun sekitar 1,2% pada siang hari dan telah mengalami penurunan lebih dari 4% sejak awal tahun.
Microsoft Tetap Optimis
Menanggapi laporan ini, juru bicara Microsoft menyatakan bahwa perusahaan tetap berada dalam posisi kuat untuk memenuhi permintaan pelanggan yang terus meningkat, berkat investasi besar yang telah dilakukan selama ini.
“Tahun lalu saja, kami menambahkan lebih banyak kapasitas dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dalam sejarah kami. Meskipun kami mungkin menyesuaikan atau menunda pembangunan infrastruktur di beberapa area, kami tetap berkomitmen untuk bertumbuh di semua wilayah,” ujar juru bicara tersebut dalam pernyataan yang dibagikan kepada media.
Juru bicara Microsoft juga menegaskan bahwa rencana investasi lebih dari $80 miliar untuk infrastruktur AI pada tahun fiskal ini masih berjalan sesuai rencana.
Persaingan dengan OpenAI dan Perubahan Strategi
Sementara itu, laporan dari The Information menyebut bahwa OpenAI telah memberi tahu para investornya bahwa mereka mengandalkan Proyek Stargate—yang bermitra dengan SoftBank dan Oracle—untuk memenuhi tiga perempat kebutuhan daya komputasi AI mereka pada akhir dekade ini. Hal ini mengindikasikan pergeseran ketergantungan OpenAI dari Microsoft.
Di sisi lain, analis dari Bank of America menyatakan bahwa Microsoft dengan tegas membantah adanya perubahan dalam strategi pusat data mereka. “Microsoft melakukan investasi berdasarkan proyeksi permintaan cloud dan AI dalam jangka waktu 10 tahun,” tulis para analis dalam catatan mereka. “Mereka menyesuaikan perkiraan mereka berdasarkan kebutuhan regional yang perlu diprioritaskan.”
Meskipun demikian, langkah Microsoft dalam membatalkan sewa pusat data tetap menjadi perhatian para analis dan investor, mengingat semakin ketatnya persaingan di sektor infrastruktur AI global.

