(Business Lounge Journal – Global news)
Starbucks melakukan perubahan besar demi alasan keamanan. Jika sebelumnya Starbucks berambisi menjadi “tempat ketiga” di mana orang-orang dapat bersantai, kini perusahaan ini memperkenalkan “Kode Etik Kedai Kopi.” Kebijakan ini membatasi akses ke gerai-gerainya, hanya mengizinkan pelanggan yang membayar untuk duduk di dalam atau menggunakan toilet, demikian disampaikan oleh Starbucks.
CEO Starbucks, Brian Niccol, mengatakan kepada Yahoo Finance bahwa keputusan ini diambil berdasarkan “umpan balik yang konsisten” dari pelanggan dan karyawan yang mengkhawatirkan keamanan di gerai serta menginginkan aturan yang lebih jelas.
Kebijakan “open-door” yang diterapkan pada 2018 muncul setelah dua pria kulit hitam ditangkap karena dianggap melakukan pelanggaran di salah satu gerai Starbucks di Philadelphia. Mereka menggunakan toilet sambil menunggu seorang teman sebelum memesan minuman. Setelah insiden tersebut menjadi perhatian publik, mantan CEO Howard Schultz memperkenalkan kebijakan baru dengan mengatakan, “Kami tidak ingin ada orang di Starbucks yang merasa tidak diberikan akses ke toilet karena dianggap kurang layak.”
Namun, di bawah kepemimpinan CEO baru, Brian Niccol, yang sebelumnya memimpin Chipotle, aturan ini berubah. “Untuk menjadi kedai kopi seperti yang kami inginkan, kami perlu menerapkan beberapa aspek praktis dalam Kode Etik kami,” ujar Niccol. Ia menambahkan bahwa perusahaan mungkin akan menambah “keamanan tambahan” di gerai-gerainya. Starbucks menanggapi kepada media bahwa Starbucks akan menutup beberapa gerai jika diperlukan.
“Kami akan bekerja sama dengan [karyawan] kami untuk memastikan mereka mendapatkan dukungan dan perlindungan,” ujar Niccol. “Dan jika situasinya menjadi tidak masuk akal untuk dipertahankan, kami akan menutup gerai tersebut,” tambahnya.
Selain itu, Starbucks juga berencana merampingkan tenaga kerja dalam beberapa bulan ke depan, meskipun jumlah pasti pekerja yang akan terdampak belum diumumkan. Niccol menyatakan bahwa rincian lebih lanjut akan diberikan dalam 60 hari ke depan. Menurut Starbucks, restrukturisasi ini bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas dan efisiensi operasional. Pada Oktober 2024, Starbucks menginstruksikan karyawan kantornya untuk kembali bekerja di kantor selama tiga hari dalam seminggu atau mengundurkan diri. Langkah-langkah ini merupakan bagian dari rencana “Kembali ke Dasar” yang diusung Niccol. Selain itu, Niccol baru saja merekrut dua mantan eksekutif Taco Bell untuk membantu dalam operasional gerai dan pengalaman pelanggan.
Perubahan tidak berhenti di situ. Starbucks juga memangkas 30% menu mereka untuk lebih fokus pada produk yang paling populer. “Kami harus menghilangkan hal-hal yang mengganggu,” ujar Niccol, merujuk pada item yang jarang terjual dan hanya memenuhi ruang. Dalam panggilan pendapatan perusahaan pada 28 Januari, Niccol mengisyaratkan bahwa perusahaan mungkin akan menguji menu sarapan dan makan siang yang baru. Secara keseluruhan, Starbucks mengumumkan rencana untuk merampingkan menu, menghapus biaya tambahan untuk susu non-dairy, menyajikan kopi dalam waktu kurang dari empat menit, memperkenalkan papan menu digital di gerai yang dimiliki di AS, dan kembali beriklan di televisi secara rutin. Perusahaan juga telah melipatgandakan cuti orang tua bagi barista di AS.
Meskipun berhasil melampaui perkiraan kuartal pertama fiskal, Starbucks mencatat penurunan penjualan di gerai yang sama selama empat kuartal berturut-turut. Niccol menggambarkan perusahaan ini sedang dalam fase pemulihan, dengan tujuan merevitalisasi merek, mendukung karyawan, dan kembali ke jalur pertumbuhan. Salah satu perubahan menarik adalah kembalinya penggunaan cangkir keramik bagi pelanggan yang memilih menikmati minuman mereka di tempat, yang oleh Niccol disebut sebagai “mug hug.”

