(Business Lounge Journal – Global News)
Taiwan Semiconductor Manufacturing Co. (TSMC) melaporkan kinerja kuartalan yang memecahkan rekor, didorong oleh lonjakan permintaan chip berbasis kecerdasan buatan (AI). Perusahaan semikonduktor terbesar di dunia ini mengantisipasi pertumbuhan berkelanjutan, meskipun menghadapi tantangan dari persaingan teknologi antara AS dan Tiongkok. TSMC memperkirakan pertumbuhan penjualan tahunan di kisaran pertengahan 20% tahun ini, berkat permintaan AI yang kuat.
Menurut perusahaan, AI kemungkinan akan menjadi katalis utama untuk pertumbuhan jangka panjang. Investasi global yang terus meningkat dalam infrastruktur AI diyakini akan memperkuat posisi TSMC di pasar chip global. Analis Deutsche Bank, Robert Sanders, dalam laporannya menyebutkan bahwa pertumbuhan penjualan TSMC akan sangat bergantung pada Nvidia, yang diproyeksikan menyumbang hingga 18% dari total penjualan TSMC pada tahun 2025.
CEO TSMC, C.C. Wei, menegaskan bahwa pendapatan dari server dan prosesor berbasis AI diperkirakan meningkat dua kali lipat pada tahun 2025. Peningkatan ini melanjutkan tren sebelumnya, di mana pendapatan dari sektor tersebut tumbuh lebih dari tiga kali lipat tahun lalu hingga mencapai 18% dari total pendapatan TSMC.
Wei juga menambahkan bahwa momentum AI baru saja dimulai. Dengan permintaan yang terus meningkat, tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) pendapatan TSMC diproyeksikan mencapai 20% dalam beberapa tahun mendatang, meskipun basis pendapatannya diperkirakan akan tinggi pada 2024. Teknologi AI diharapkan semakin meresap ke berbagai sektor industri, mendorong kebutuhan chip berteknologi tinggi.
Laba bersih TSMC pada kuartal keempat melonjak 57% menjadi NT$374,68 miliar (setara $11,37 miliar), melampaui perkiraan analis dalam survei FactSet. Pendapatan kuartalan meningkat 39% dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai NT$868,46 miliar, dengan margin kotor naik menjadi 59%.
Kinerja yang mengesankan ini telah mendorong saham TSMC yang terdaftar di Taiwan melonjak lebih dari 80% pada tahun lalu. Saham tersebut juga berkontribusi besar pada performa indeks pasar Taiwan, yang menjadi salah satu pasar dengan kinerja terbaik di Asia pada 2024, mencatat kenaikan sebesar 28%.
Selain itu, TSMC terus memperluas kehadirannya di luar negeri, termasuk membangun fasilitas produksi di Jepang dan AS. Meskipun ekspansi ini diperkirakan akan menurunkan margin kotor jangka pendek, perusahaan memproyeksikan margin kuartal pertama tetap stabil di kisaran 57% hingga 59%.
Keputusan TSMC untuk memperluas jejak globalnya juga didorong oleh kebutuhan diversifikasi pasokan di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik. Para analis mencatat bahwa fasilitas di luar negeri dapat memberikan keuntungan strategis jangka panjang bagi TSMC, meskipun biaya awalnya tinggi.
Selain fokus pada AI, TSMC juga terus berinvestasi dalam teknologi proses canggih, seperti node 3 nanometer, untuk memperkuat keunggulan kompetitifnya. Dengan teknologi ini, TSMC berharap dapat mempertahankan posisi dominannya di pasar semikonduktor global yang bernilai triliunan dolar.
Permintaan chip untuk sektor otomotif dan perangkat 5G juga diharapkan menjadi pendorong pertumbuhan tambahan bagi TSMC. Dengan pipeline proyek yang kuat, perusahaan optimis dapat terus mencatatkan rekor baru di tahun-tahun mendatang.