(Business Lounge Journal – Global News)
Michelin dan Schaeffler mengatakan mereka berencana menutup pabrik dan memangkas ribuan pekerjaan di Eropa karena pemasok suku cadang mobil terpuruk akibat melemahnya sektor otomotif. Perusahaan-perusahaan itu menyebut pasar otomotif yang penuh tantangan sebagai alasan di balik pemangkasan yang diungkapkan Selasa lalu, yang jika ditotal mencapai hampir 6.000 posisi, yang terbaru dalam serangkaian pengurangan staf di sektor mobil Eropa selama setahun terakhir. Berita itu menyusul beberapa peringatan dari produsen dan pemasok mobil Eropa tentang permintaan yang lesu karena sektor tersebut bergulat dengan ketidakpastian atas transisi ke kendaraan listrik bertenaga baterai dan meningkatnya persaingan dari produsen Tiongkok.
Pembuat ban Prancis Michelin mengatakan akan menutup dua pabrik menyusul peralihan konsumen di Eropa ke ban berbiaya rendah, terutama dari Asia, yang telah menghambat segmen ban mobil penumpang, truk ringan, dan truk premiumnya. Rencana tersebut memengaruhi hingga 1.250 orang, dari total 132.000 tenaga kerja global. Rencana restrukturisasi Schaeffler merupakan respons terhadap meningkatnya persaingan global dan proses transformasi yang memengaruhi industri pasokan otomotif, kata pembuat suku cadang asal Jerman itu.
Hilangnya pekerjaan di seluruh sektor manufaktur otomotif Eropa kemungkinan akan menjadi kontroversi, terutama di Jerman, tempat Volkswagen telah mengatakan perlu segera memangkas biaya, yang menimbulkan kekhawatiran akan PHK dan penutupan pabrik. Schaeffler mengatakan rencananya untuk memangkas sekitar 4.700 pekerjaan di seluruh Eropa, dengan 2.800 di antaranya di Jerman, guna meningkatkan daya saing, tetapi tantangan struktural di seluruh sektor akan tetap ada. Perusahaan mengatakan akan menutup dua lokasi dan merelokasi beberapa pekerja, yang mengakibatkan pengurangan bersih tenaga kerjanya sebanyak 3.700, atau 3,1% dari jumlah karyawannya, menyusul merger yang baru saja selesai dengan Vitesco Technologies.
Pekerja di lokasi Michelin di Cholet dan Vannes di Prancis barat akan terpengaruh oleh penutupan pabrik. Pekerja di Cholet memilih untuk melakukan pemogokan sebagai tanggapan atas rencana tersebut, perwakilan serikat pekerja Prancis CGT Romain Baciak mengatakan kepada saluran TV Prancis BFMTV. Padahal, perusahaan itu mengatakan akan menciptakan lapangan kerja sebanyak yang akan hilang. Perusahaan itu mengatakan pada hari Selasa bahwa kedua pabrik itu telah menghadapi kesulitan ekonomi yang parah selama bertahun-tahun dan bergelut dengan kelebihan kapasitas produksi. Michelin mengatakan berencana untuk menutup kedua pabriknya pada awal tahun 2026, sementara Schaeffler bermaksud untuk menerapkan sebagian besar tindakan tersebut antara tahun 2025 dan 2027.