(Businesslounge Journal-General Management) Lead time merujuk pada waktu yang dibutuhkan sejak dimulainya suatu proses hingga penyelesaiannya. Bisnis menggunakan lead time dalam industri manufaktur, manajemen rantai pasokan, dan manajemen proyek. Lead time merupakan sistem penting dalam banyak organisasi, dan memahami hal ini dapat membantu mengurangi lead time secara keseluruhan sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan. Dalam artikel ini, kita akan melihat definisi lead time, cara menghitungnya, serta bagaimana cara memperpendeknya.
Apa Itu Lead Time?
Lead time mengukur seluruh proses dari suatu tugas dan dapat menentukan apakah proses tersebut cukup efisien. Bisnis sering kali menggunakan lead time dalam manufaktur, mengukur waktu antara pembuatan produk dan kedatangan produk tersebut ke pelanggan. Ada dua jenis lead time:
1. Cycle time: Mengukur waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu siklus proses.
2. Factory lead time: Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi dan mengirimkan produk.
Lead time dalam manufaktur dapat dibagi menjadi empat bagian utama:
– Customer lead time: Waktu yang dibutuhkan pelanggan untuk menerima pesanan mereka.
– Material lead time: Waktu yang dibutuhkan untuk menerima bahan setelah pesanan diproses.
– Production lead time: Waktu yang dibutuhkan produsen untuk menyelesaikan pesanan.
– Cumulative lead time: Total waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi produk atau menyelesaikan suatu proses.
Pentingnya Lead Time
Lead time menunjukkan waktu rata-rata untuk semua proses dalam suatu bisnis, sehingga memahaminya sangat penting untuk efisiensi dan kepuasan pelanggan. Dengan persiapan yang tepat, lead time perusahaan tetap optimal, mengurangi keterlambatan kepada pelanggan. Pengelolaan lead time yang sukses dapat berdampak positif pada reputasi produsen, karena mereka lebih mampu memenuhi pesanan dan menjaga loyalitas pelanggan.
Apa Itu Lead Time dalam Bisnis?
Sebagai contoh praktis, misalnya sebuah seminar memesan 10.000 botol air kemasan untuk acara bisnis akhir pekan. Penyedia botol air akan memperhitungkan waktu pembuatan, pemeriksaan kualitas, hingga pengiriman. Jika lead time adalah tiga hari, maka bisnis memesan tiga hari sebelum acara. Lead time bisa lebih singkat jika pembeli membayar lebih agar produksi dipercepat.
Menghitung Lead Time
Cara termudah untuk menghitung lead time dalam produksi adalah dengan rumus berikut:
Lead time (LT) = tanggal pengiriman pesanan – tanggal permintaan pesanan
Namun, penting untuk mempertimbangkan konteks saat menghitung lead time. Berbagai proses kemungkinan memiliki durasi yang berbeda-beda. Dalam manajemen persediaan, misalnya, Anda mungkin perlu mempertimbangkan penundaan pemesanan ulang dan penundaan pasokan. Rumusnya adalah:
Lead time = penundaan pemesanan ulang + penundaan pasokan
Contoh Perhitungan Lead Time
Misalnya, seorang pedagang daring membuat produk dan mengirimkannya kepada pelanggan. Dalam menghitung lead time, pedagang ini memperhitungkan pra-pemrosesan, pemrosesan, dan pasca-pemrosesan. Proses pra-pemrosesan memakan waktu satu hari, produksi lima hari, dan pengiriman dua hari. Maka lead time adalah:
1 hari + 5 hari + 2 hari = 8 hari
Faktor yang Mempengaruhi Lead Time
Berbagai faktor dapat mempengaruhi lead time, beberapa di antaranya adalah:
– Pemasok tidak dapat diandalkan: Pemasok mungkin gagal memenuhi jadwal pengiriman, menyebabkan penundaan.
– Penundaan pasokan: Penundaan ini bisa terjadi karena kerusakan transportasi, pemeriksaan keamanan yang ketat, atau masalah lainnya.
– Kejadian tak terduga: Peristiwa global seperti bencana alam dapat memengaruhi rantai pasokan.
– Kesalahan manusia: Kesalahan dalam proses produksi atau pencatatan waktu dapat memengaruhi estimasi lead time.
– Kekurangan bahan baku: Jika bahan baku sulit diperoleh, proses produksi bisa terhenti.
(Bersambung ke Artikel Selanjutnya)