(Business Lounge Journal – News and Insight)
Dalam acara Media Clinic Reku yang baru saja berlangsung minggu ini, ada beberapa data terkait dunia transaksi kripto di Indonesia. Untuk saat ini telah terjadi penurunan volume transaksi aset kripto hingga 78% jika dibandingkan secara tahunan (YoY) antara bulan Juni 2022 dan Juni 2023. Karena itu, Reku pun berkolaborasi dengan BAPPEBTI dan ASPAKRINDO untuk membahas penyebab penurunan tersebut. Kemudian ditemukan bahwa salah satu faktor yang menjadi penyebabnya adalah adanya keluhan dari pengguna terkait dengan penerapan pajak dalam transaksi aset kripto. Hal ini memiliki potensi untuk mendorong banyak investor memilih bertransaksi aset kripto di luar negeri. Tentu saja bila hal ini terjadi akan memberikan dampak yang negatif bagi para pedagang aset kripto di Indonesia. Di sisi lain, maraknya exchanger ilegal juga menjadi poin diskusi bersama regulator dan asosiasi.
Robby selaku Founder & Chief Compliance Officer (CCO) Reku, sekaligus Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (ASPAKRINDO) menjelaskan bahwa pada tahun lalu (2022), OJK telah merilis kerugian masyarakat yang disebabkan oleh kripto ilegal. Jumlahnya diperkirakan mencapai lebih dari Rp 4 triliun. Dapat dikatakan bahwa hal ini terjadi karena dipicu oleh keinginan masyarakat untuk menggunakan exchanger yang bebas pajak serta mencari variasi produk lainnya.
Untuk memecahkan masalah tersebut, maka Robby menyarankan untuk adanya kolaborasi multi-stakeholders antara asosiasi, pelaku industri, dan regulator. Hal ini akan membantu semua pihak dapat saling berbagi usulan guna mendapatkan solusi yang lebih baik. Selain itu, dalam penerapan regulasi yang ideal akan mendorong pengembangan inovasi produk. Rabby pun menjelaskan bahwa semua ini dilakukan guna memperbaiki ekosistem aset kripto di Indonesia, sehingga tercipta industri yang sehat dan menguntungkan semua pihak.
Hingga kini, Reku memiliki optimisme terhadap pertumbuhan dan prospek ekosistem kripto di Indonesia. Untuk mendukung pertumbuhan ekosistem di Indonesia maka salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui inovasi produk dan layanan. Salah satunya melalui fitur staking yang mencatat pertumbuhan volume transaksi sebesar 100% sejak Juni 2023 dan telah digunakan oleh 70% pengguna.
Salah satu yang juga terlihat sangat menarik adalah bagaimana Sumatera Utara menjadi salah satu provinsi dengan volume transaksi tertinggi. Hal ini menjadi sebuah tanda besarnya potensi adopsi aset kripto di luar pulau Jawa. Untuk itu, Reku akan terus mengembangkan inovasi dan layanan lainnya serta meningkatkan upaya literasi di waktu mendatang.
Pada kesempatan yang sama, Afid Sugiono sebagai Crypto Analyst Reku juga membagikan pentingnya masyarakat memahami modus penipuan di kripto. Beberapa modus penipuan di aset kripto yang kerap terjadi yakni platform tidak terdaftar, pig butchering, ponzi scheme, dan rug pull. “Oleh karena itu, penting bagi investor untuk mempelajari fundamental aset kripto terlebih dahulu agar tidak terjerumus ke modus-modus tersebut. Termasuk dengan membaca white paper aset kripto, untuk meneliti tentang tim pengembang, proyek, teknologi yang digunakan, serta masalah yang dihadapi dan solusinya. Selain itu, investor juga perlu memperhatikan kondisi pasar agar keputusan investasi lebih bijak, bukan sekedar ikut-ikutan,” kata Afid.
Saat ini telah hadir Bursa Kripto di Indonesia. Kehadiran Bursa Kripto memang diharapkan dapat memberikan jaminan keterbukaan dan keamanan transaksi aset kripto. Bursa Kripto juga menyediakan crypto village yang dapat meningkatkan literasi masyarakat. Dengan demikian diharapkan bahwa hal ini menjadi peluang untuk mendorong adopsi kripto di Indonesia.