Berminat Kerja di Negara dengan Cuti tertinggi?

(Business Lounge Journal – News and Insight)

Globalization Partner baru saja mengeluarkan The Global Hiring Handbook, sebuah buku panduan yang memaparkan berbagai informasi ketenagakerjaan pada 20 negara besar yang akan berguna bagi para tenaga kerja yang berencana untuk melakukan ekspansi ke pasar global. Tetapi tidak hanya berguna bagi para tenaga kerja, tetapi juga bagi para pemberi kerja. Pada buku itu dapat ditemukan informasi mulai dari kontrak kerja, hari libur, cuti, jam kerja, bonus, hingga masalah PHK, dan pajak sesuai dengan data pada tahun 2020.

Namun ada 2 hal yang menarik untuk kita perhatikan, yaitu mengenai cuti tahunan serta hari libur. Sering kali dua hal ini menjadi pertimbangan ketika seseorang akan memutuskan menerima penawaran kerja di sebuah perusahaan. Mari kita lihat perlakuan cuti dan hari libur pada 3 negara berikut yang dapat dikatakan sebagai negara dengan cuti terbanyak.

Inggris – selain cuti tahunan karyawan berhak atas cuti sakit dengan mendapatkan tunjangan

Para pekerja di Inggris memiliki 36 hari libur dalam setahun, terdiri dari 8 hari libur nasional dan 28 hari cuti tahunan berbayar. Bahkan untuk karyawan senior, mereka dapat menegosiasikan jumlah cuti tahunan mereka hingga 30 hari. Bagi karyawan paruh waktu, mereka berhak atas cuti berbayar secara proporsional.

Sementara untuk karyawan yang sakit, mereka dapat mempergunakan cuti sakit mereka hingga 28 minggu dengan tetap mendapatkan upah dengan wajib memberikan surat keterangan sakit dari dokter jika mereka tidak masuk kerja selama lebih dari tujuh hari. Ketika karyawan tidak bekerja selama empat hari berturut-turut atau lebih, maka karyawan berhak mendapatkan tunjangan dengan besaran £ 94,25 (setara dengan 1.8 juta rupiah) per minggu. Untuk menarik kandidat bekerja, sebagian besar perusahaan bahkan menawarkan tunjangan sakit tambahan di atas tunjangan wajib.

Lain lagi dengan para karyawan perempuan yang akan mengambil cuti melahirkan. Mereka berhak mendapatkan cuti besar selama 52 minggu yang dibagi menjadi 2 bagian, yaitu Cuti Bersalin Biasa – 26 minggu pertama dan  Cuti Bersalin Tambahan – 26 minggu berikutnya. Mereka akan tetap menerima Gaji Bersalin Resmi hingga 39 minggu, yang terdiri dari 90% dari rata-rata pendapatan mingguan (sebelum pajak) untuk enam minggu pertama dan £ 148,68 (setara dengan 2,8 juta rupiah) atau 90% dari rata-rata pendapatan mingguan (mana yang lebih rendah) untuk 33 minggu berikutnya.

Ada juga konsep cuti bersama yang memungkinkan si ibu berbagi cuti melahirkan selama 52 minggu dengan si ayah. Hal ini memungkinkan para ibu untuk kembali bekerja sebelum cuti melahirkan mereka berakhir tanpa mengorbankan sisa cuti yang seharusnya tersedia bagi mereka.

Prancis – karyawan wanita yang melahirkan berhak mengambil cuti selama 52 minggu

Di Prancis, para karyawan berhak atas 35 hari libur (10 hari libur nasional dan 5 minggu atau 25 hari cuti tahunan berbayar). Untuk mendukung liburan karyawan, Undang-undang Prancis mewajibkan akrual liburan sebesar 10% dari total biaya yang dibayarkan saat karyawan mengambil liburan, dengan saldo dibayarkan di akhir kontrak jika masih ada sisa.

Bagi karyawan yang sakit, maka kontrak kerjanya akan ditangguhkan. Mereka yang absen berulang kali karena sakit, maka akan digantikan karyawan lain yang berada di bawah kontrak jangka waktu yang tidak terbatas. Namun karyawan yang sakit tidak dapat dipecat. Tetapi perlu diketahui, sangat jarang karyawan mengambil cuti sakit, mengingat mereka dapat memanfaatkan cuti tahunan mereka.

Tetapi untuk karyawan perempuan yang melahirkan, jika mereka telah bekerja setidaknya satu tahun sebelum melahirkan, maka mereka berhak untuk mendapatkan cuti sebagai orang tua (jika mereka mau) dan hak ini berlaku hingga si anak berusia tiga tahun. Si ibu dapat mengambil hak cuti hingga dua tahun dan si ayah dapat mengambil haknya pada satu tahun berikutnya. Cuti sebagai orang tua ini dapat dijalankan penuh waktu atau paruh waktu (minimal 16 jam / minggu bekerja) dan cuti ini harus diminta oleh karyawan setiap tahunnya, setidaknya satu bulan sebelum akhir cuti melahirkan.

Permintaan ini tidak bisa ditolak oleh pemberi kerja dan selama cuti tersebut, kontrak kerja pun ditangguhkan namun si karyawan tetap dapat menerima tunjangan harian lewat sistem jaminan sosial. Tetapi tidak menerima gaji dari pemberi kerja.

Para pekerja pria pun dapat mengambil cuti sebagai ayah selama 3 hari ketika kelahiran bayi dengan tetap mendapatkan gaji ditambah lagi cuti sebagai ayah selama 11 hari kalender berturut-turut (18 hari jika kelahiran kembar) yang harus diambil dalam empat bulan setelah kelahiran. Selama 11 hari kerja ini, karyawan pria akan dibayar oleh Jaminan Sosial. Karyawan memiliki hak untuk kembali ke posisi semula setelah cuti melahirkan dan tidak dapat diberhentikan selama kehamilan, cuti melahirkan, atau sepuluh minggu setelah cuti melahirkan berakhir.

Spanyol – satu bulan kalender cuti tahunan

Ada sejumlah 10 hari libur nasional di Spanyol serta cuti tahunan sebanyak 30 hari kalender (23 hari kerja berbayar per tahun).

Sedangkan untuk mereka yang sakit, berdasarkan undang-undang ketenagakerjaan Spanyol, ketika seorang pekerja untuk sementara tidak dapat bekerja dan membutuhkan bantuan medis karena sakit atau kecelakaan, mereka akan dibayar setidaknya 60 persen dari gaji mereka. Pemberi kerja biasanya membayar pekerja untuk cuti sakit sementara dan diganti oleh departemen Jaminan Sosial. Jangka waktu maksimum cuti tersebut adalah 18 bulan, setelah itu situasinya harus ditinjau kembali. Besarnya pembayaran cuti sakit tergantung pada status karyawan dan perjanjian kerja bersama yang berlaku.

Untuk cuti melahirkan, karywan wanita berhak atas 16 minggu cuti yang dibayar (enam minggu di antaranya harus diambil setelah kelahiran). Catatan: karywan tersebut harus telah terdaftar di kantor jaminan sosial dan telah memberikan kontribusi minimal 180 hari selama tujuh tahun sebelumnya atau total 360 hari selama karir mereka. Ketika cuti tersebut berakhir, karyawan berhak untuk mengambil satu tahun cuti tidak dibayar dengan jaminan asta pekerjaannya saat ia kembali. Jika dirasa perlu, sang ibu masih memungkinkan untuk mengambil cuti tidak berbayar tambahan selama dua tahun, tetapi pemberi kerja tidak harus menawarkan pekerjaan sebelumnya kepadanya saat dia kembali bekerja. Cuti sebagai seorang ayah adalah sebanayak 30 hari, dengan hari tambahan jika ada komplikasi pada ibu atau bayinya.

Tiga negara di atas termasuk memiliki total cuti dan hari libur tertinggi. Apakah Anda tertarik?

RB/VMN/BLJ

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x