Bila Galeri dan Museum akan Kembali Beroperasi di Era New Normal

(Business Lounge Journal – Culture)

Ada banyak galeri dan museum yang sebenarnya menjadi tempat favorit bagi banyak orang untuk mengisi waktu luang mereka juga untuk sekedar refreshing. Beberapa galeri seperti Galeri Nasional juga selalu dipenuhi pengunjung, para anak-anak muda yang mencari ‘instagramable spot’ untuk koleksi foto mereka. Sejujurnya bagi saya, sangat sulit dapat menikmati art work yang dipamerkan terutama pada akhir pekan sebab akan banyak terdapat kerumunan di sana dan di sini.

Tetapi saat pandemi merebak dan memaksa tempat umum untuk tutup, maka semua museum dan galeri pun terpaksa tutup sementara. Namun bagaimana kelanjutannya ketika saat ini kita memasuki New Normal? Sangat disayangkan jika tempat-tempat favorit tersebut ditiadakan.

Seperti dilansir oleh Guardian bahwa beberapa museum di Inggris seperti Nottingham Contemporary dan the Hepworth Wakefield pun sedang bersiap untuk kembali beroperasi. Bahkan National Gallery di London, Inggris, telah kembali buka pada minggu ini setelah tutup sejak pertengahan Maret lalu. Namun suasana tentu sangat berbeda dan kunjungan dilakukan melalui pemesanan sebelumnya walaupun kunjungan tetap tidak berbayar.

Ada beberapa hal yang dipertimbangkan untuk membuka kembali galeri dan museum, sebab pengelola tidak dapat mengabaikan protokol kesehatan yang ada. Hal yang pasti adalah pengunjung tidak dapat bergerombol, sehingga para pengunjung akan kehilangan moment “berselfie ria” secara bersama-sama. Saya membayangkan bahwa kelak mereka yang mengunjungi galeri dan museum adalah mereka yang benar-benar ingin menikmati karya seni dibandingkan dengan mereka yang menginkan acara ‘hang out’ bareng. Walaupun tentu saja mereka yang mencari instagramable spot akan tetap berkunjung namun secara individual.

Masker atau face shield jelas menjadi perlengkapan wajib para pengunjung dan pihak pengelola pun wajib menyediakan fasilitas mencuci tangan dan hand sanitizer. Kettle’s Yard, sebuah galeri di Cambridge, Inggris, yang sebelumnya memberikan konsep suasana rumah bagi semua pengunjung sehingga dengan bebas mereka dapat duduk pada kursi-kursi sambil melihat-lihat buku-buku yang diletakkan pada meja-meja, kini semua dibatasi. Pengunjung yang ingin melakukan tour di Kettle’s yard harus mendaftar dengan jumlah yang dibatasi hanya 18 orang dari 72 orang setiap harinya sebelum pandemi berlangsung. Mereka semua harus selalu mengenakan masker. Selain itu seperti tempat-tempat umum lainnya, galeri ini pun menyediakan banyak hand sanitizer juga mengatur jalur lalu lalang pengunjung sehingga dapat tetap menjaga jarak. Seorang petugas dengan pakaian pelindung akan bersiap untuk mengatur aktifitas di dalam galeri.

Salah satu yang menjadi pertentangan adalah bagaimana sirkulasi udara sebenarnya dibutuhkan bagi sebuah ruangan tertutup namun di sisi lain semua lukisan serta karya seni yang ada harus mendapatkan perlakuan yang sesuai untuk tetap menjaga kualitasnya. Iklim yang tidak sesuai sudah tentu dapat merusak artwork. Untuk galeri dengan area yang lebih lapang tentu saja memiliki kelebihan dalam hal sirkulasi udara.

Pada saat ini sudah dapat dipastikan bahwa jumlah pengunjung galeri dan museum akan turun drastis. National Gallery di London, Inggris yang semula dikunjungi oleh 15,000 pengunjung dalam satu hari, namun setelah pandemi, diprediksi akan mengalami penurunan drastis. Hal yang sama juga akan dialami oleh museum dan galeri berbayar sehingga akan berdampak kepada keuntungan yang diperoleh. Karena itu pemerintah Inggris pun menggelontorkan rescue package sebesar £ 100 juta (setara dengan 1,8 triliun rupiah) untuk National Gallery juga beberapa tempat-tempat budaya di Inggris. Hal ini dapat memberikan bantuan sementara para pengelola sedang bersiap untuk kembali beroperasi.

RB/VMN/BLJ

(pict: wikipedia)

2
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x