Trend Rokok Elektronik di Negara Maju

(Business Lounge Journal – News) E-cigarettes atau rokok elektronik relatif belum terlalu lama usianya sejak dipasarkan pertama kali pada tahun 2004 dan jelas masih banyak yang harus dipelajari tentang dampak terhadap kesehatan masyarakat, kesehatan pribadi yang lebih luas dari produk ini. Walau demikian, rokok elektronik ini sangat populer dan menimbulkan kontroversi serius di kalangan profesional kesehatan.

Keamanan dan Efektivitas

Dalam Cochrane Database of Systematic Reviews pada 2014, para peneliti meneliti apakah penggunaan rokok elektronik ini bisa mengurangi atau bahkan menghilangkan penggunaan rokok konvensional di kalangan perokok. Sebagai hasilnya adalah mereka yang menggunakan rokok elektronik lebih dapat mengurangi penggunaan rokok konvensional dibandingkan dengan yang menggunakan metode non nikotin ataupun nikotin patch. Namun demikian melalui analisis yang dipublikasikan September 15 di British Medical Journal, mencatat bahwa keamanan dan efektivitas rokok elektronik ini belum ditetapkan.

Ann McNeill, PhD, profesor dalam bidang kecanduan tembakau di King College London, Inggris, menyatakan bahwa rokok elektronik adalah 95% kurang berbahaya bagi kesehatan daripada rokok tembakau dan bisa membantu orang membuang kebiasaan merokok rokok konvensional. Dr. McNeill dan rekan menemukan bahwa pengguna rutin rokok elektronik secara eksklusif adalah orang dewasa yang sudah perokok, bukan remaja muda. Namun, hal ini masih menjadi perdebatan yang belum selesai, apakah rokok elektronik efektif untuk menghentikan orang merokok? Para ahli berpendapat bahwa studi jangka panjang masih perlu dilakukan.

Peningkatan Jumlah Perokok Baru

Setelah diselidiki memang nikotin memiliki efek buruk pada sistem kardiovaskular dan dapat meningkatkan pertumbuhan kanker, bukan hanya kanker paru-paru tapi juga kanker organ tubuh lain. Itu sebabnya ide rokok elektronik muncul agar orang berhenti menghisap tembakau. Namun pada kenyataannya di beberapa negara maju di tahun 2011 diketahui bahwa rokok elektronik laku keras dan ternyata telah menaikkan 3 kali lipat anak muda usia sekolah merokok rokok elektronik dibandingkan rokok tembakau. Jadi jumlah perokok barunya justru bertambah. Hal ini menjadi keprihatinan yang disorot dalam analisis potensi rokok elektronik di kalangan anak muda dan remaja.

Mengatasi kekhawatiran tentang pengaruh industri tembakau pada bukti untuk rokok elektronik, Dr. McNeill mengatakan bahwa awalnya, rokok elektronik adalah produk niche namun sekarang telah berkembang menjadi “main stream”. Untuk Dr McNeill, pertimbangan yang paling penting adalah bahwa, meskipun fakta bahwa jumlah perokok telah jatuh jauh sejak tahun 1950-an dan 1960-an, namun tembakau masih membunuh lebih banyak orang daripada tentang setiap penyebab lain.

Walaupun demikian para ahli berpendapat bahwa efek samping potensial pada pemakai rokok elektronik tetap harus diselidiki hingga selesai. Apakah pengaruhnya terhadap lingkungan, psikologis perokok, kesehatan perokok tetap harus diselidiki lebih lanjut agar didapatkan kepastian mengenai keamanan penggunaan rokok elektronik.

Bukankah lebih baik dan lebih aman berhenti merokok sama sekali ketimbang mencari pengganti yang belum ketahuan keamanannya?

Vera Herlina/VMN/BL/CEO of Management Soft Skill Academies Vibiz Consulting Group
Editor: Ruth Berliana
Image:  flickr – Vaping360

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x