(Business Lounge Journal – Lead & Follow) Sangat menarik untuk menyimak apa yang Marissa Mayer katakan mengenai gaya kepemimpinannya. CEO Yahoo ini melukiskannya hanya dnegan menggunakan satu kata “mendengarkan”. Demikianlah dikatakannya pada acara Fortune Global Forum, Selasa (3/11) di San Francisco, demikian seperti dilansir oleh Business Insider.
Mayer mengatakan bahwa hal itu diperolehnya dari Eric Schmidt, ketua eksekutif dari perusahaan induk baru Google Alphabet, yang telah menjadi mentornya. Schmidt telah mengajari Mayer bahwa seorang eksekutif maka ada 3 hal yang menjadi bagian dari pekerjaannya, yaitu menetapkan visi, mendengarkan tim, dan memastikan semua dapat menjalankan segala sesuatu sesuai dengan visi dan secepat yang mereka bisa.
Itulah sebabnya, pada hari-hari pertamanya sebagai seorang pemimpin maka Mayer selalu memberikan waktunya utnuk mendengarkan karyawannya dan hal ini telah menjadi prioritas utamanya. Bahkan ia dapat duduk berjam-jam di kantin setiap harinya dan membiarkan semua karyawan berbagi ide-ide mereka dengan dia. Mayer mengakui juga bahwa sebenarnya hal ini merupakan sesuatu yang sulit baginya, sebab ia sebenarnya cukup pemalu sehingga ini memberikan tantangan tersendiri baginya.
Semakin Tinggi Kedudukan Berarti Semakin Banyak Diam dan Mendengar
Pada saat Anda ada pada posisi yang tertinggi dalam sebuah organisasi atau perusahaan, maka berarti Anda berada seorang diri di sana, di sebuah ketinggian. Sementara ada banyak orang yang berada di bawah Anda. Anda berada di ketinggian dan semua akan memandang pada Anda. Apa yang Anda lakukan akan menjadi panutan bagi semua yang ada di bawah Anda. Lalu siapakah yang menjadi panutan bagi Anda, sementara Anda berada di posisi tertinggi?
Seperti Eric Schmidt mengajari Marissa Mayer untuk mendengar, maka demikianlah yang seharusnya Anda lakukan. Bukalah lebar-lebar telinga Anda dan tangkaplah semua suara dari bawah yang sampai ke telinga Anda. Hal ini dapat Anda lakukan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Berbagai Bentuk Perbincangan
Jika seluruh karyawan Anda belumlah terlalu banyak, maka Anda dapat melakukan perbincangan dengan mereka baik secara formal maupun informal. Secara formal misalnya Anda meluangkan waktu untuk bertemu dengan mereka pada waktu-waktu tertentu. Jika jumlah mereka sudah cukup banyak maka Anda dapat melakukannya dalam bentuk talkshow secara berkala. Saya yakin hal ini akan membantu Anda untuk mengetahui hal-hal apa yang terjadi sebenarnya di lapangan.
Secara informal, Anda dapat saja meluangkan waktu Anda untuk makan bersama dengan beberapa karyawan secara bergiliran. Atau seperti yang Marissa Mayer lakukan dengan duduk di kantin berjam-jam dan berbincang dengan seluruh karyawan.
Buanglah Semua Pembatas
Ada banyak contoh pemimpin yang mendengarkan. Salah satu yang bisa disebutkan adalah Presiden Jokowi yang gemar ‘blusukan’ dan bertemu dengan banyak masyarakat. Dalam pertemuan tersebut ia selalu menyempatkan untuk berbincang dengan masyarakat sambil mengadakan tanya jawab. Dari hasil perbincangan ini maka Presiden Jokowi akan mengetahui apa yang terjadi di lapangan dan hal ini aka menjadi dasar baginya untuk membuat sebuah kebijakan.
Maka demikianlah seorang pemimpin membutuhkan untuk mendengarkan semua bawahannya untuk dapat mengambil keputusan yang tepat. Penting untuk dapat bersikap netral dan membuang semua pembatas ketika Anda sudah memutuskan untuk mendengarkan.
Dikomplain Tidak Lagi Mendengarkan
Dalam acara Fortune Global Forum tersebut, Mayer juga menceritakan bahwa pada suatu saat ia pernah merasa sangat berjuang dalam pekerjaannya sementara pendapatan kuartalannya juga mengecewakan. Hal ini juga menyebabakan beberapa eksekutif yang sangat dipercaya oleh perusahaan hengkang dari Yahoo. Hal ini sangat menekan dia, hingga kemudian beberapa orang dekatnya kembali mengingatkan ia bagaimana ia sudah tidak lagi mendengarkan seperti bulan-bulan pertama kepemimpinannya.
Belajar dari pengalaman Mayer ini maka dapatlah ditarik kesimpulan bahwa mendengarkan adalah sebuah unsur yang penting yang akan membantu para pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya.
Ruth Berliana/VMN/BL/Managing Partner Human Capital Development