(Business Lounge – Lead & Follow) Kini Anda adalah seorang pemimpin. Anda telah bergabung dengan sebuah perusahaan multinational dan dipercayakan memimpin sebuah kelompok yang lebih besar dan Anda telah tahu bagaimana memimpin sebuah kelompok. (Baca: Selamat Datang di Dunia Managerial!). Namun sekarang penting bagi Anda untuk mengetahui dalam hal apa sering kali para pemimpin melakukan kesalahan ketika memulai kepemimpinannya.
Terpengaruh dengan Berbagai Reaksi Anggota Barunya
Dari sekian banyak ‘kepala’ yang sekarang Anda pimpin maka saya jamin bahwa semua mereka akan memiliki karakter yang berbeda-beda. Beberapa dari mereka bisa saja menunjukkan sikap menerima Anda dengan hangat sambil berharap bahwa Anda akan menjadi pemimpin yang tepat untuknya, ada juga yang menerima dengan hangat sambil “agak” sedikit curiga bilamana Anda bukan pemimpin yang sesuai dengan keinginannya atau tidak mirip dengan pemimpin sebelumnya yang telah menjadi idola, namun tidak jarang juga Anda akan menemukan mereka yang belum apa-apa sudah memasang pembatas dengan dan memiliki pemikirannya sendiri. Hal yang penting harus Anda pahami adalah jangan sekali-kali Anda terpengaruh dengan apa pun reaksi mereka melainkan bersikaplah netral kepada semua orang.
Mencoba Menjadi Teman dan Bukan Seorang Pemimpin
Sadari bahwa Anda adalah pemimpin sehingga berlakulah sebagai seorang pemimpin. Jangan melemahkan nilai-nilai kepemimpinan Anda dan berupaya untuk mendapatkan penerimaan dari seluruh tim dengan menurunkan standar Anda dan berupaya melakukan apa yang disukai tim Anda. Apabila nilai-nilai atau pun cara kerja yang hendak Anda terapkan berbeda dengan pemimpin sebelumnya, maka lakukanlah perubahan, dengan berbagai pertimbangan tentunya. Bukankah adalah wajar jika sang pengikut harus menuruti gaya kerja sang pemimpin? Jika gaya si pemimpin senang turun ke lapangan dan memantau langsung pekerjaan di lapangan maka sudah pasti semua anggota tim harus membiasakan diri untuk melakukan hal yang sama. Andalah pemimpinnya, bagikanlah apa yang menjadi visi Anda dan bawalah semua anggota tim untuk menjalaninya.
Mengekspresikan Rasa Putus Asa atas Kualitas Tim
Hal ini jelas suatu kesalahan. Memang benar, tim Anda adalah produk dari kepemimpinan sebelumnya. Sehingga jika mereka masih melakukan hal yang sama, itu merupakan sesuatu yang wajar, sebab itulah yang mereka pahami dan yang telah mereka kerjakan selama bertahun-tahun. Sehingga apabila Anda hendak mengubah pemahaman dan cara kerja mereka, tentu saja Anda membutuhkan waktu dan kekonsistenan untuk menanamkannya. Menunjukkan bahwa Anda putus asa untuk mendidik tim baru Anda hanya menjatuhkan motivasi dan kepercayaan diri mereka. Lakukan apa yang harus Anda tanamkan dengan konsisten.
Jangan Lakukan Perbedaan
Jika Anda diperhadapkan dengan dua jenis tim, yaitu tim dari pemimpin sebelumnya dan tim yang baru saja Anda rekrut, maka jangan bedakan mereka. Jangan miliki keinginan untuk membuang yang lama dan hanya bekerja sama dengan yang baru. Itu suatu kesalahan sebab bisa saja Anda menemukan mutiara di antara tim yang lama. Tetapi tidak masalah jika Anda melebur kedua tim ini sehingga Anda benar-benar dapat menciptakan nilai-nilai yang baru.
Percayaan dan Keterbukaan Terlalu Cepat
Ingat, seperti yang sudah saya katakan sebelumnya bahwa ada banyak ‘kepala’ dengan banyak pemikiran yang sekarang harus Anda hadapi tiap-tiap hari. Sehingga Anda harus berpikir bijak mana isu-isu yang perlu dibuka dan kepada siapa Anda harus membukanya. Menciptakan budaya jujur dan transparan memang sesuatu yang mulia, tetapi Anda harus menambahkan unsur ‘bijaksana’ di antaranya. Anda dapat menerapkan kejujuran dan keterbukaan ketika sudah ada rasa percaya satu dengan yang lain. Apabila Anda diperhadapkan untuk membahas topik-topik yang sensitif pastikanlah bahwa Anda menyampaikan maksud baik Anda untuk membantu mendapatkan penyelesaian yang terbaik dan pelajarilah kasus per kasus dengan seksama. Tidak ada salahnya meminta pendapat dari beberapa orang untuk mempertajam pengertian Anda.
Cobalah Anda cermati ketiga kasus di atas bilamana Anda pernah menghadapinya.
Ruth Berliana/VMN/BL/Managing Partner Human Capital Development