Foto kombinasi menunjukkan warga menggunakan masker pada 9 hingga 16 Juni untuk mencegah terpapar Sindrom Pernapasan Timur Tengah (MERS) di Seoul, Korea Selatan. ANTARA FOTO/REUTERS/Kim Hong-Ji.

Nyatakan Bebas dari MERS, Korsel Berupaya Pikat Wisatawan Kembali

(Business Lounge – Global News) Korea Selatan telah menyatakan bahwa wabah Middle East Respiratory Syndrome (MERS) telah berakhir, demikianlah dikatakan pada Selasa (27/7) seperti dilansir oleh WSJ. Wabah ini telah membuat banyak wisatawan membatalkan kepergiannya ke negara ini dan itu telah menghantam perekonomian Korea Selatan.

Sejak kasus pertama MERS dilaporkan pada 20 Mei lalu, oleh karena seorang pria Korea yang mengunjungi Timur Tengah, dilaporkan sebanyak 186 orang telah terinfeksi virus mematikan ini dan mengakibatkan kematian 36 orang. Selain itu, lebih dari 16.000 orang telah dikarantina untuk mencegah penyebaran virus.

Selama tiga minggu hingga hari Selasa (28/7), tidak ada kasus MERS baru yang dilaporkan, hal ini telah mendorong Perdana Menteri Hwang Kyo-ahn mengatakan bahwa wabah dapat dianggap telah berakhir. Salah satu tersangka pasien Mers yang terakhir melanjutkan menerima perawatan di rumah sakit.

Staying home

“Setelah menimbang berbagai keadaan, tenaga medis, dan pemerintah menyatakan bahwa kini orang tidak perlu lagi khawatir,” demikian dikatakan Hwang pada pertemuan pejabat pemerintah seperti dilansir oleh WSJ.

Pemerintah melangkah pada sinyal berakhirnya wabah yangtelah tercermin pada kekhawatiran atas jumlah korban yang juga telah berdampak pada perekonomian. Tingkat pertumbuhan ekonomi Korea Selatan jatuh ke level terendah dalam lebih dari enam tahun pada kuartal kedua, sebagian besar karena belanja konsumen turun diakibatkan para konsumen dan wisatawan lebih memilih untuk tinggal di rumah.

Angka belanja di supermarket, department store, dan di tempat-tempat umum seperti bioskop anjlok dengan segera setelah wabah terjadi. Sementara itu, kunjungan wisatawan ke Korea Selatan anjlok lebih dari 40% pada bulan Juni dan hampir 60% dalam 15 hari pertama bulan Juli dari tahun sebelumnya, demikian menurut data pemerintah.

Di pusat kota Seoul, area belanja yang sering dikerumuni banyak turis yang sebagian besar dari Tiongkok, sudah menjadi sepi dalam beberapa pekan terakhir. Dalam upaya untuk menarik kembali wisatawan, khususnya dari Tiongkok, pemerintah telah mengumpulkan kampanye pemasaran dan delegasi untuk bepergian ke luar negeri untuk mempromosikan pariwisata di Korea Selatan.

Bank sentral telah dua kali menurunkan suku bunga sejak wabah itu mulai dan pemerintah telah menyusun rencana stimulus fiskal senilai $ 19 miliar, banyak hal yang dirancang untuk mendukung perusahaan yang telah terpukul dengan krisis akibat wabah MERS ini.

Merebaknya wabah MERS di Korea Selatan adalah yang terbesar di luar Arab Saudi, dengan untuk pertama kalinya virus itu ditemukan pada tahun 2012. Kira-kira setelah 9 hari berlalu, barulah pasien pertama MERS di Korea Selatan tersebut didiagnosa menderita MERS sehingga hal ini memungkinkan penularan kepadabanyak orang lain dan sangat sulit untuk mengkarantina siapa saja yang telah bertemu dengan pasien selama 9 hari.

Pemerintah Korea Selatan juga telah dikritik secara luas dalam hal kurang terbuka untuk informasi yang tidak memadai selama wabah terjadi. Selama lebih dari dua minggu, pemerintah menolak untuk mempublikasikan nama-nama rumah sakit yang telah merawat pasien Mers untuk menghindari kepanikan publik.

nancy/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana
Image : Antara