(Business Lounge – Culture) Pernahkah Anda melihat fenomena di langit bagaimana sepertinya langit terbakar ketika matahari hendak tenggelam? Fenomena tersebut dikenal dengan istilah altocumulus. Altocumulus dapat terjadi kapan saha, hanya apabila ia terjadi pada saat matahari akan terbenam, maka langit akan nampak seolah-olah terbakar.
Altocumulus (Bahasa Latin: Altus=”tinggi”, cumulus=”menumpuk”) adalah ketika awan naik sangat sangat tinggi di atmosfer, begitu tinggi namun awan ini masih mampu untuk memantulkan sinar matahari bahkan setelah matahari terbenam. Awan ini dapat berbentuk lembaran, bergelombang paralel dan sering berbentuk satu struktur berserat. Berbentuk gembung (puffy), bermassa, berwarna keabuan, sebagian besar terdiri atas butiran air, dan tebalnya jarang sekali mencapai 1 km. Altocumulus terlihat bagaikan istana kecil atau “little castles” (castellanus) yang mengindikasikan adanya pengangkatan udara pada level awan. Awan ini muncul pada keadaan hangat, musim panas lembab di pagi hari, dan kadang menandakan akan ada hujan badai (thunderstorm) di sore harinya.
Altostratus dapat membentuk korona dan berada di ketinggian medium antara 2.000 m hingga 7.000 m. Awan ini berwarna abu-abu atau biru keabu-abuan yang menutupi langit dengan sebaran yang luas. Altostratus dapat menimbulkan gerimis, ringan hingga sedang, atau salju yang cukup terjadi cukup lama, awan ini terbentuk menjelang badai, biasanya terbentuk pada sore hari sedangkan hujan yang dihasilkan terbentuk pada malam hari.
Altocumulus yang menjulang, dikenal sebagai altocumulus castellanus, sebagai sinyal perkembangan badai di kemudian hari, karena menunjukkan ketidakstabilan dan konveksi di tingkat tengah troposfer, yang kemudian awan cumulus dapat berubah menjadi cumulonimbus. Oleh karena itu awan ini bisa menjadi salah satu dari tiga awan peringatan yang sering dicatat oleh industri penerbangan, dua lainnya adalah cumulus dan cumulonimbus.
Namun hal ini dapat membawa keindahan tersendiri yaitu ketika warna-warna menjadi lebih intens, karena suasana tidak terpengaruh lagi oleh halo dari sinar matahari. Selain itu sinar matahari akan melewati sejumlah luas atmosfer, menghasilkan warna cahaya yang lebih merah dan kuat (suasana cenderung untuk menyaring warna biru).
Hal ini biasanya terjadi setelah badai pada sore hari. Jika Anda cukup beruntung, Anda akan melihat awan melarut setelah badai sebelum matahari terbenam sehingga matahari akan dapat bersinar lagi di atas langit. Jika itu yang terjadi, maka ini moment yang tepat untuk diabadikan. Namun, dapat juga sesekali hal ini terjadi tanpa adanya badai yaitu ketika langit sebagian berawan.

Beberapa bentuk awan dapat terlihat seperti domba (dikenal sebagai the famous makerel sky), terkadang awan juga muncul seperti bentuk panjang sangat rapi, cenderung statis. Jika muncul sebagai awan rendah maka akan cenderung gemuk dan bulat dan biasanya bergerak lebih cepat (Anda dapat merasakan gerakan dengan mata telanjang). Jadi, jika awan terlihat efektif tinggi dan cakrawala masih cukup bebas untuk membuat matahari bersinar selama bagian akhir dari matahari terbenam, maka ini akan menjadi pemandangan yang sangat bagus.
Awan ini pun biasanya muncul antara bulan Oktober sampai Maret.
Moyan Brenn/VMN/BL
Editor: Ruth Berliana