Pelanggan Berpaling, GAP akan Tutup Seperempat Tokonya

(Business Lounge – Business Insight) Peritel pakaian jadi GAP sedang berjuang seiring dengan anjloknya penjualan yang saat ini dideritanya. Sebagai salah satu strateginya maka perusahaan yang berbasis di San Francisco ini pada Senin (15/6) mengumumkan keputusannya untuk menutup 140 dari 675 tokonya di Amerika Utara pada tahun ini dan akan terus mengurangi jumlah tokonya secara bertahap selama beberapa tahun ke depan. GAP menargetkan akan menutup seperempat dari seluruh tokonya yang berada di Amerika Utara.

Hal ini jelas berarti bahwa ribuan orang akan kehilangan pekerjaannya. Untuk kantor pusat sendiri, GAP menargetkan akan memangkas 250 pekerjaan. Namun tidak ada angka pasti berapa karyawan yang akan diberhentikan nantinya.

Pada akhir Januari lalu, GAP memiliki sekitar 141.000 karyawan penuh dan paruh waktu dari sekitar 3.700 perusahaan yang dan toko waralaba yang dimiliki di seluruh dunia.

Kondisi bisnis GAP memang sedang tidak cukup baik diakibatkan adanya serangkaian seri fashion yang missed sehingga para pembeli pun berpaling dari GAP dan beralih kepada pesaingnya seperti H & M, Zara milik Inditex, dan Forever 21.

Banyak yang berpendapat bahwa pihak manajemen sedang mencoba untuk mengontrol eksposur produk GAP ini dan meremajakan produk-produk unggulan mereka untuk mendatangkan profit. Pengumuman penutupan toko akan diikuti dengan perombakan manajemen pada pihak peritel.

Chief Executive GAP Art Peck, yang mengambil alih kendali pada bulan Februari, mengatakan bulan lalu bahwa bisnis pakaian wanita telah menjadi tantangan dalam beberapa musim karena kualitas dan isu-isu dan juga karena modelnya yang tidak cukup trendi.

GAP memecat direktur kreatifnya, Rebekka Bay pada bulan Januari, dan menghilangkan posisi tersebut. Pada bulan Februari, perusahaan itu menyewa Wendi Goldman, mantan co-presiden di Victoria Secret milik L Brand Inc, sebagai executive vice president untuk desain produk dan pengembangan tim GAP. Sedangkan Jeff Kirwan sebagai presiden global divisi GAP pada bulan Desember.

GAP mengatakan, pihaknya akan menutup 175 dari 675 toko-toko khusus di bawah label GAP selama beberapa tahun ke depan, mengakibatkan kerugian penjualan tahunan sekitar US $ 300 juta atau setara dengan 3,9 triliun rupiah.

Perusahaan juga mengatakan mereka mem-budget-kan akan mengeluarkan biaya satu kali sekitar US $ 140 juta atau setara dengan 1,8 triliun rupiah hingga US $ 160 juta atau setara dengan 2 triliun rupiah, terutama pada kuartal berjalan ini. Namun Peck yakin bahwa tindakan penutupan ini sebenarnya bukan sesuatu yang diinginkan, namun saat ini tindakan ini merupakan tindakan yang terbaik yang akan mengembalikan reputasi GAP.

GAP melaporkan penjualan sebesar US $ 16,44 miliar atau setara dengan 213 triliun untuk tahun yang berakhir pada 31 Januari lalu.

Setelah penutupan, GAP akan memiliki 500 toko khusus Gap di Amerika Utara, serta 300 outlet toko. Perusahaan juga mengatakan pihaknya berencana untuk menutup beberapa toko di Eropa, tetapi tidak menentukan berapa banyak.

citra/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana
Image : GAP

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x