ROIC dan ROE, Indikator Kinerja Value Creation

(Business Lounge – Manage Your Finance) – Kondisi perekonomian global yang melemah mengakibatkan perusahaan menghadapi tantangan besar untuk tumbuh. Masalah terbesar perusahaan adalah lemahnya permintaan, sehingga dalam beberapa kasus menjadikan growth sebagai sesuatu yang mustahil. Apalagi, saat ini dunia dalam kondisi resesi global, jadi growth tidak selalu menjadi acuan.

Seringkali, bisnis mengacu pada Growth sebagai ukuran kesuksesan kinerja. Namun, dengan perekonomian yang lemah saat ini, apakah fokus masih ada pada Growth? Untuk beberapa sektor, mungkin growth masih memungkinkan, namun untuk segelintir, growth bahkan sangat mungkin menjadi negatif. Oleh karena itu, perusahaan sebaiknya fokus kepada ukuran kinerja lain.

ROIC
Selain growth, sesungguhnya terdapat beberapa ukuran kinerja lainnya yang lebih bisa mencerminkan mengenai value creation, diantaranya adalah ROIC, yakni return terhadap invested capital. Invested capital disini meliputi antara lain seluruh modal yang diinvestasikan, baik melalui ekuitas maupun utang.

McKinsey sempat meneliti mengenai hubungan antara Growth dan ROIC, dan menghasilkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
◦ perusahaan yang sudah memiliki ROIC tinggi, maka dengan mengejar growth bisa menghasilkan return yang lebih tinggi bagi pemegang saham. Artinya, growth itu sendiri mampu menghasilkan value creation.

◦ perusahaan dengan ROIC menengah, sebaiknya mengejar keduanya, baik growth serta ROIC. Karena jika perusahaan hanya mengejar salah satunya, maka umumnya menghasilkan return bagi pemegang saham di bawah pasar. Investor rupanya menginginkan perusahaan untuk tetap menjaga growth serta meningkatkan ROIC pula.

◦ sementara itu, perusahaan dengan ROIC rendah sebaiknya lebih berusaha untuk meningkatkan ROIC daripada mengejar growth. Karena tanpa ROIC yang bagus, maka sulit pula bagi perusahaan untuk memperoleh akses dana yang mereka butuhkan demi mendanai growth.

ROE
Selain ROIC, ada juga ROE, yang lebih mudah dihitung, karena hanya memperhitungkan vakue creation terhadap equity saja. Sementara, ROIC lebih menyeluruh karena menghitung return terhadap seluruh modal yang diinvestasikan mulai dari working capital hingga fixed assets.

ROE memang lebih mudah dihitung, namun investor harus jeli untuk menghitung darimana asal tingginya ROE, apakah dari naiknya pendapatan atau peningkatan utang. Hal ini disebabkan karena ROE cenderung untuk meningkat dengan penggunaan utang yang lebih besar. Utang yang proporsinya terlalu besar juga sesungguhnya kurang baik.

Oleh karena itu, maka jika seandainya Growth kurang memungkinkan untuk dijadikan target acuan, maka berfokuslah pada indikator kinerja lainnya. Kedua indikator kinerja ini juga lebih handal dalam mencerminkan value creation terhadap bisnis.

iin3Endah Caratri/VMN/BL/Managing Partner Property Division

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x