Upaya McDonald Asia untuk Bangkit

(Business Lounge – Business Insight) Angka penjualan McDonald secara global turun 1,8%. Hal ini diperkirakan berkaitan dengan adanya kekuatiran atas kualitas makanan,terutama di Tiongkok dan Jepang. Sedangkan angka penjualan khusus di Asia mengalami penurunan sebesar 12,6% pada bulan Januari dibandingkan setidaknya 13 bulan sebelumnya. Namun penjualan di Amerika dan Eropa mengalami peningkatan. Di Amerika, angka penjualan meningkat 0,4% sedangkan di Eropa, angka penjualan meningkat 0,5%.

Menurunnya angka penjualan di Asia sangat berkaitan erat dengan beberapa kasus yang terjadi pada beberapa waktu terakhir yang membentuk persepsi yang kurang baik di antara para pelanggan McDonald di Jepang. Kasus ditemukannya gigi manusia, potongan plastik, dan benda-benda lainnya di dalam makanan sangat memberikan pukulan telak pada penjualan di Jepang. Sedangkan McDonald di Tiongkok, McDonald berusaha untuk pulih dari kejatuhan yang sedang berlangsung setelah adanya skandal keamanan makanan.

Chief Financial Officer McDonald, Peter Bensen mengatakan bahwa diperkirakan McDonald dapat pulih kembali setidaknya 3-6 dalam 3-6 bulan lagi.Diharapkan business ini dapat kembali pada keadaan normal. Bensen mengatakan bahwa adanya persepsi yang buruk diharapkan tidak menyakiti hasil penjualan Jepang pada masa mendatang.

Sedangkan di AS, menu sarapan dari McDonald berperan dengan sangat baik namun diimbangi dengan persaingan ketat. Rantai ini menghadapi persaingan pada sejumlah bidang, termasuk toko-toko yang menjual lebih banyak makanan dan rantai yang lebih kecil seperti Chipotle yang memasarkan barang dengan kualitas yang lebih tinggi.

Kalau terjadinya kenaikan penjualan di Eropa tercermin atas kekuatan di Inggris dan Jerman walaupun mengimbangi pelemahan yang terjadi di Perancis dan Rusia. Sebagai upaya untuk memperbaiki bisnisnya, McDonald mengatakan bahwa pada akhir bulan lalu perusahaan mengganti CEO Don Thompson dengan Steve Easterbrook semula chief brand officer.

Pengumuman itu datang setelah McDonald melaporkan penurunan laba kuartal keempat dan penurunan penjualan serta dikatakan akan dilakukan perubahan besar pada tahun 2015 ini untuk merebut kembali para pelanggan.

Perusahaan itu mengatakan akan mengurangi dibukanya restoran baru pada pasar tertentu. Langkah lainnya dengan menyederhanakan menu serta adanya fleksibilitas bila pelanggan ingin membuat burgernya sendir sesuai dengan kebutuhannya. Selain itu McDonald membuat beberapa kemudahan dalam cara untuk memesan, seperti lewat kios pesanan sendiri atau dengan perangkat mobile. Hingga kini McDonald memiliki lebih dari 36.000 gerai pada lebih dari 100 negara.

uthe/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x