Jetstar Australia Segera Miliki Kepala Pilot Wanita

(Business Lounge – Business Insight) Untuk pertama kalinya sebuah maskapai penerbangan menunjuk seorang wanita sebagai kepala pilot. Jetstar pada Kamis (4/12) mengumumkan penunjukan Kapten Georgina Sutton sebagai kepala pilot Jetstar untuk Australia dan Selandia Baru. Sebelumnya Sutton bertugas sebagai kapten penerbangan Qantas Boeing 767.

Sampai hari ini wanita yang memegang posisi sebagai kepala pilot masih terhitung sangat sedikit di seluruh dunia. Georgina Sutton pun berhasil mengungguli para pesaingnya dan akan mulai bertugas pada Februari depan menggantikan Kapten Mark Rindfleish.

“Kami senang bahwa Kapten Georgina Sutton akan bergabung dengan kami pada awal tahun depan sebagai chief pilot setelah sukses melampui sejumlah kandidat berkaliber baik internal dan eksternal,” demikian dikatakan CEO Jetstar Australia dan Selandia Baru David Hall. “Georgina telah menunjukkan kekuatan dalam kepemimpinan, keahlian teknis, operasional dan memiliki fokus yang kuat pada keselamatan.”

Sutton akan menjadi salah satu dari sedikit perempuan di dunia yang berhasil menduduki posisi yang tinggi mengikuti jejak dari Davina Pratt pada maskapai penerbangan nasional Irlandia, Aer Lingus.

Sutton pertama kali terbang pada usia 16 tahun ketika ia terbang dengan pesawat terbang layang di Australia Selatan. Dia telah mengemudikan Boeing 747 dan 767, dan hal menarik yang penting dicatatkan pada daftar karirnya adalah menjadi pilot yang menerbangkan Ratu Elizabeth II dan suaminya Pangeran Philip dari London ke Singapura pada tahun 1992.

Jetstar memiliki kepala pilot khusus untuk Asia, tetapi Sutton akan mengepalai armada terbesar dengan 900 pilot yang akan berada di bawah supervisinya. CEO Jetstar Global Group, Jayne Hrdlicka, juga merupakan salah satu dari sedikit perempuan yang memimpin sebuah maskapai penerbangan besar.

Awal tahun ini, Qantas menunjuk Ms Sutton sebagai kapten armada untuk Boeing 767, dan mensupervisi sekitar 180 pilot. Tetapi pesawat tersebut semua akan pensiun pada akhir Desember. Sutton bergabung dengan Qantas pada tahun 1989 untuk menjadi perwira kedua yang berbasis di Sydney pada Boeing 747.

Di Australia presentase pilot wanita ada pada kisaran 4,3 % hingga 9.3%.

Dunia yang didominasi oleh pria ini sudah tidak asing lagi bagi Sutton. Pada bulan lalu, Sutton menghadiri makan malam tahunan Australian and International Pilots Association sekaligus perayaan bagi para pilot yang pensiun dan semuanya adalah laki-laki. Sednagkan pada awal tahun, Sutton pun pernah mengatakan kepada wartawan bahwa ia tidak menemukan bahwa pilot itu harus didominasi oleh para pria. Hal ini dapat dikatakannya mengingat sebelumnya ia memiliki pengalaman mengabdi selama lima tahun pada South Australian Police Force. “Saya pikir saya memiliki paparan berbagai demografi dan bekerja dalam peran yang cukup non-tradisional, jadi saya siap untuk itu,” katanya kepada Fairfax Media pada saat itu.

Ms Sutton telah berbicara di sejumlah school career nights klub terbangnya untuk mendorong para wanita untuk mempertimbangkan kedirgantaraan sebagai suatu karier. Dia juga menjabat sebagai mentor bagi beberapa wanita di Qantas.

uthe/Journalist/VMN/BL
Editor: Ruth Berliana
Image: Sydney Morning Herald

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x