(Business Lounge – News & Insight) Seorang mantan jenderal Tiongkok telah menyampaikan kepada Korea Utara bahwa Tiongkok tidak akan datang untuk misi penyelamatan jika rezim Pyongyang runtuh atau pun pecah perang demikian dilansir oleh AFP. Pyongyang memang masih dalam penyelidikan sedangkan Tiongkok adalah satu-satunya sahabat terdekat yang dimilikinya. Tetapi pernyataan Wang Hongguang, wakil komandan wilayah militer Nanjing seperti yang dituliskan oleh surat kabar Global Times telah mulai menandakan sikap Tiongkok.
“Tiongkok bukan penyelamat,” demikian dikatakan Wang. “Jika Korea Utara benar-benar runtuh, Tiongkok tidak akan dapat menyelamatkannya.” Pernyataan Wang ini dinilai sangat kritis padahal Tiongkok telah lama turut memberi bantuan selama Pyongyang terisolasi.
Beijing memang pernah membantu Pyongyang selama Perang Korea 1950-53, ketika kemudian tidak dapat ditemukan kesepakatan antara Utara dan Selatan hingga hari ini. Peran Tiongkok pun cukup besar dalam perdagangan antara Beijing dan Pyongyang belum lagi bantuan-bantuan yang diberikan.
Tapi selama periode yang sama Beijing pun telah bergeser dengan mengembangkan hubungan diplomatik dan hubungan perdagangan yang semakin maju dengan Seoul, yang merupakan seteru Pyongyang. Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Presiden Korea Selatan, Park Geun-Hye telah melakukan pertukaran kunjungan, sementara Xi dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un sejauh ini menjaga jarak di anatara mereka. Wang mengatakan Tiongkok tidak akan terlibat dalam perang baru di Semenanjung Korea.
“Tiongkok tidak bisa mempengaruhi situasi di semenanjung Korea,” tulisnya. “Tiongkok merasa tidak perlu menyalakan api tetapi kemudian Tiongkok sendiri yang terbakar,” tambahnya. “Siapa pun yang memprovokasi terjadinya “kebakaran”, dia sendirilah yang harus memikul tanggung jawab.
“Sekarang tidak ada lagi ‘kamp sosialis’. Hal ini tidak perlu sebab generasi muda Tiongkok tidak akan berperang untuk negara lain,” tulisnya dalam komentar yang dipublikasikan Senin (1/12).
Wang mengkritik Utara untuk pengembangan nuklirnya, dan menggunakan kasus ini sebagai contoh bagaimana kepentingan Korea Utara berbeda dengan kepentingan Tiongkok. Selain itu Tiongkok pun telah beranggapan bahwa pengembangan nuklir tersebut telah menjadi sebuah ancaman serius yang akan mengkontaminasi daerah perbatasan Tiongkok”. Wang pun menambahkan bahwa Tiongkok pun tidak akan ikut campur dalam urusan internal antara Negara-negara lain dengan Korea Utara menyangkut hak asasi manusia yang saat ini ramai diperdebatkan.
“Beijing akan mendukung apa yang harus didukung dan menentang apa yang harus ditentang. Mengenai Utara, Tiongkok tidak siap untuk benar-benar terlibat dengan aksi negara tetangganya yang sedang bermasalah tersebut,” demikian dikatakan Wang. “Tiongkok memang tidak akan mengadili tetapi juga tidak akan mengabaikan Korea Utara, dan ini akan menjadi sikap dasar Tiongkok.”
uthe/Journalist/VMN/BL
Editor: Ruth Berliana
Image: