Toyota Motor Raih Untung Besar

(Business Lounge – Business Insight)-Kabar bahagia menghampiri Toyota Motor yang berhasil melejitkan taksiran laba bersih tahun fiskal menjadi ¥2,0 triliun atau sekitar Rp213,8 triliun. Raihan gilang gemilang ini disebabkan angka penjualan kendaraan sport yang cukup tinggi di Amerika Serikat serta juga pengaruh dari depresiasi yen.

Hal ini juga sebagai dampak positif pemotongan biaya produksi, perusahaan juga meramalkan laba operasional sebesar ¥2,5 triliun pada tahun 2015 yang berakhir pada bulan Maret.

Melihat performa perusahaan maka bisa dibilang, Toyota berada dalam posisi terbaik untuk menangguk keuntungan dari melemahnya yen dibandingkan dengan pabrikan otomotif Jepang lainnya. Penyebabnya tak lain karena Toyota kinerja ekspor yang baik diantara para pesaingnya seperti Nissan Motor dan Honda Motor. Toyota juga merakit sebesar 40% produksi globalnya di Jepang dan setidaknya mengekspor sekitar separuh dari angka itu.

Seperti yang dikutip The Wall Street Journal, Wakil Presiden Eksekutif, Nobuyori Kodaira menyatakan bahwa di luar upaya mengurangi ongkos serta nilai tukar menguntungkan, naiknya valuasi termasuk faktor positif. Berikut raport hijau Toyota Motor. Sepanjang triwulan Juli-September, laba bersih Toyota naik dari ¥438,4 miliar menjadi ¥539,1 miliar pada periode yang sama sebelumnya. Hasilnya melampaui taksiran rata-rata 12 analis yang diwawancarai oleh penyedia informasi Jepang, Quick, sebesar ¥501,2 miliar.

Penerimaan triwulanan perusahaan naik dari ¥6,28 triliun setahun sebelumnya menjadi ¥6,55 triliun. Menurut Toyota, tiga bulan lalu laba operasional tahunan perusahaan naik ¥40 miliar untuk setiap kenaikan dolar AS sebesar satu yen.

Toyota mencatatkan penjualan tinggi di Amerika Serikat adalah karena produk mobil SUV seperti RAV4 dan Highlander serta sedan Camry. Pada Oktober, penjualan Toyota, termasuk Lexus dan Scion, naik 7% di AS daripada setahun sebelumnya menjadi 180.580 unit. Pangsa pasar Amerika Serikat pada tahun 2014 stabil pada 5,8%.

Namun, kondisi di Asia Tenggara, prestasi Toyota tidak begitu baik alias mengalami perlambatan. Sebagai contoh, di Thailand, negara yang pasarnya merosot setelah program insentif bagi pembeli perdana kendaraan berakhir pada tahun 2012 maka angka penjualan Toyota pada Januari-September ikut anjlok 29% year-on-year menjadi 238.000 unit. Pada bulan Juli, akhirnya perusahaan mengurangi target penjualan tahun 2014 sebesar 17,5% menjadi 330.000 unit saja.

 

 

Febe/Journalist/VMN/BL
Editor: Tania Tobing
Image: Wikimedia

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x