(Business Lounge – News & Insight) Pada dua hari kemarin, Selasa (28/10) dan Rabu (29/10) telah terdeteksi adanya kehadiran pesawat-pesawat Rusia di Laut Baltik, Laut Utara / Samudra Atlantik dan Laut Hitam. Hal ini membahayakan lalu lintas penerbangan sipil yang pada umumnya tidak dapat mendeteksi kehadiran pesawat-pesawat tempur tersebut. Hal ini diungkapkan oleh NATO seperti dilansir oleh AFP.
Rombongan pesawat tersebut terdiri dari pesawat pembom, pesawat tempur, dan pesawat udara tanker. Kelompok pesawat tempur ini pun akhirnya dihadang oleh pesawat tempur sekutu NATO oleh karena telah “melakukan manuver militer yang signifikan” di wilayah udara Eropa selama dua hari terakhir. Bagi NATO hal ini sangat tidak biasa.
Pesawat sekutu NATO pun akhirnya dikirimkan untuk mencegat dan mengidentifikasi beberapa pesawat Rusia yang kemudian diminta untuk mendarat, demikian laporan dari kantor pusatnya SHAPE militer di Mons, Belgia barat.
Dalam laporan tersebut tidak dikatakan apakah hal ini berkaitan dengan krisis Ukraina atau tidak. Namun, NATO telah menyatakan bahwa intervensi Rusia di Ukraina, merupakan ancaman paling serius terhadap kemanan AS-Eropa sejak Perang Dingin.
Secara rinci NATO mengatakan bahwa pada Rabu (29/10), yaitu sebanyak delapan pesawat Rusia (empat TU-95 pesawat pembom strategis), yang mampu membawa senjata nuklir, dan empat pesawat tanker telah terdeteksi berada di Laut Utara, terbang di wilayah udara internasional.
NATO pun mengerahkan Empat F-16 jet tempur Norwegia untuk mencegat mereka. Enam pesawat kemudian berbalik kembali ke Rusia sementara dua TU-95S terus bertahan di Laut Utara. Dua pesawat pesawat tersebut kemudian terbang ke Atlantik, di mana F-16 menjemput mereka. Dua pesawat pembom tersebut kemudian berbalik, terbang dari sebelah barat Inggris, tampaknya kembali menuju ke Rusia, katanya.
Sementara itu, pada hari Rabu (29/10), sedikitnya tujuh pesawat tempur Rusia kembali dicegat di Laut Baltik, dua TU-95S dan dua pesawat tempur Su-27 Flanker dicegat oleh pesawat Turki di atas Laut Hitam.
Pada hari Selasa (28/10), tujuh pesawat Rusia terbang di atas Teluk Finlandia dan Laut Baltik di mana mereka dihadang oleh pesawat tempur Jerman, Typhoon yang dikerahkan sebagai bagian dari upaya dukungan NATO untuk sekutu timurnya.
Dalam hal ini, pesawat Rusia memang telah mengajukan rencana penerbangan dengan otoritas kontrol lalu lintas udara, menggunakan transponder, tetapi tidak mempertahankan kontak radio dengan kontrol lalu lintas udara sipil.
Penerbangan tanpa pemberitahuan berpotensi menimbulkan maslaah untuk penerbangan sipil oleh karena kontrol lalu lintas udara sipil tidak dapat mendeteksi pesawat ini. Selain itu juga memastikan tidak ada gangguan dengan lalu lintas udara sipil.
NATO mengatakan telah terjadi lebih dari 100 penyadapan atas pesawat Rusia pada tahun 2014 sampai saat ini, sekitar tiga kali lebih banyak dari pada tahun 2013. Mengacak dan penyadapan adalah prosedur standar ketika sebuah pesawat tak dikenal mendekati wilayah udara NATO.
uthe/Journalist/VMN/BL
Editor: Ruth Berliana
Image: wikipedia