Musim Perburuan Kontroversial Lumba-lumba di Taiji, Jepang Dimulai

(Business Lounge – News & Insight) Jepang memulai musim perburuan lumba-lumba yang kontroversial. Musim ini akan berlangsung selama enam bulan dimulai pada Senin (1/9) di kota terkenal Taiji. Namun cuaca telah memburuk sehingga perburuan pun terpaksa ditunda, demikian seperti dilansir oleh AFP.

Perburuan tahunan ini selalu berlangsung dari September hingga April. Perburuan ini memang telah menjadi mata pencaharian bagi warga setempat. Ratusan lumba-lumba dapat ditemukan di Taiji di sebuah teluk terpencil kemudian lumba-lumba tersebut dibantai di sana. Kebiasaan ini telah menuai kritik Internasional serta adanya kekuatiran berkaitan dengan tingginya kandungan mercuri pada daging lumba-lumba. Peristiwa ini telah menjadi sorotan global pada 2010 ketika diangkat menjadi dalam sebuah film dokumenter “The Cove” yang kemudian memenangkan Oscar.

“Musim perburuan lumba-lumba telah dimulai hari ini dan akan berlangsung hingga akhir Februari,” demikian dikatakan seorang pejabat asosiasi perikanan Taiji seperti dilansir oleh AFP. Tetapi oleh karena cuaca buruk pada Senin (1/9) ini, maka diputuskan tidak aka nada perburuan yang dilakukan.

Tradisi Berburu Lumba-lumba

Di Taiji, Jepang, perburuan dilakukan oleh sekelompok nelayan. Ketika lokasi lumba-lumba telah ditemukan, kapal nelayan pindah ke posisi. Nelayan kemudian menurunkan sebuah pipa yang terbuat dari baja, kemudian nelayan akan memukul-mukul pipa tersebut sehingga timbullah suara yang bising.  Hal ini dilakukan pada titik-titik strategis di seluruh lokasi sebagai upaya untuk menggiring kawanan lumba-lumba ke arah darat. Suara gemuruh mungkin membingungkan atau lumba-lumba yang akan bergerak menjauh dari kebisingan. Lumba-lumba pun didorong ke teluk oleh nelayan, yang dengan cepat menutup dengan jaring untuk mencegah mereka melarikan diri. Lumba-lumba awalnya akan merasa gelisah tetapi kemudian dibiarkan dulu bermalam sehingga dapat lebih tenang. Hari berikutnya, nelayan masuk ke Teluk dengan perahu-perahu kecil, dan lumba-lumba ditangkap satu per satu dan dibunuh.

Musim Berburu Tahun ini

Pada awal tahun ini, pembantaian lumba-lumba telah memicu kritik secara global setelah duta besar AS untuk Jepang Caroline Kennedy men-tweet keprihatinannya pada perburuan yang dikatakannya sebagai tindakan yang “inhumaneness”. Para pejuang mengatakan itu adalah tradisi dan menunjukkan bahwa ini bukanlah sebuah ancaman, demikian disuarakan oleh pemerintah Jepang. Mereka merasa bahwa keberatan yang ditimbulkan tidak beralasan dan mereka membandingkannya dengan jumlah sapi dan domba serta hewan lainnya yang dijadikan bahan makanan yang jelas lebih banyak dari lumba-lumba yang diburu ini.

Pada hari Minggu (31/8) sekitar 30 orang di Tokyo melakukan unjuk rasa untuk memprotes perburuan, yang mereka katakan sebagai tindakan yang menodai reputasi Jepang di luar negeri.

uthe/Journalist/VMN/BL

Image: youtube

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x