(Business Lounge – Travel) Jakarta memang terkadang memiliki keindahan panorama sunsetnya sendiri apalagi jika kita dapat menangkap momentnya dari atas gedung-gedung tinggi. Tetapi pulau pari memberikan beberapa perasaan baru saat melihat keindahan matahari terbenam pada dua spot yang berbeda. Suatu sensasi yang berbeda ketika kita dapat menikmati senja yang mulai menghilang untuk menyambut ribuan bintang yang bertebaran di langit luas tanpa bangunan tinggi sebagai penghalang.
Pantasi Pasir Perawan adalah salah satu spot yang dapat andalkan untuk menghabiskan sore dan menjelang malam tiba (Baca: Menyibak Keindahan Pantai Pasir Perawan di Pulau Pari). Pantai ini memang selalu menjadi tujuan utama para pengunjung saat berada di Pulau Pari. Berjalan di sepanjang pantai, menikmati senja dengan ditemani angin laut yang bertiup semilir sambil membiarkan gelombang-gelombang kecil menerpa kaki serta membiarkan butiran pasir putih yang manja menempel pada telapak kaki akan menghadirkan perasaan baru yang jarang kita rasakan ketika kita ada di pusat keramaian kota tercinta Jakarta. Pesona Pantai Pasir Perawan telah memberikan kepuasan tersendiri pada para pengunjungnya sebagai salah satu keindahan alam Indonesia yang masih dirawat.
Lalu, jangan lupakan Pantai Lipi yang terletak di Pulau Pari bagaian Barat. Pantai yang dulu dijadikan tempat penelitian biota laut ini sudah jarang dirawat tetapi memiliki panorama sunset yang tak kalah indah dengan Pantai Pasir Perawan. Untuk melihat jelas panorama sunset disini, pengunjung diajak untuk melewati jalan setapak yang berada diantar pepohonan mangrove. Walaupun jalan setapak ini bisa dibilang kurang terawat tetapi di ujung jalan setapak tersebut, tersimpan keindahan sunset yang dapat menghangatkan pikiran yang penat.
Ketika Anda tiba di ujung jalan setapak yang panjang itu, maka sampailah Anda pada keindahan sunset di Pantai Lipi. Memperhatikan matahari yang makin lama makin turun dan hilang seakan ditelan lautan dengan meninggalkan semburat jingga yang semakin memudar, akan membawa Anda berhenti sejenak dan mengagumi Sang Maestro Ulung, Maha Pencipta.
Ammy Hetharia/Journalist/VMN/BL
Editor: Ruth Berliana
Image: Ammy Hetharia