(Business Lounge – News and Insight) Setelah negara Barat dan Amerika Serikat memberikan sanksi kepada Rusia pasca tertembaknya pesawat Malaysia Airlines bulan Juli lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan balasan dengan memberikan sanksi pelarangan impor dari negara Amerika Serikat, Uni Eropa, Kanada, Norwegia dan juga Australia selama setahun.
Pelarangan impor tersebut diberlakukan untuk daging, ikan, susu dan produk buatan susu, buah-buahan dan sayur mayur, dan akibat pelarangan tersebut mendatangkan kepanikan pada petani dan peternak di negara-negara yang selalu mengirim hasil kerja mereka ke Rusia, salah satunya petani dan peternak Australia.
Setelah sanksi Rusia ini di publikasikan, ada beberapa berita muncul kepanikan dan kekecewaan petani dan peternak di Australia. Seperti yang dilansir ABC petani cherry dilaporkan khawatir sekali larangan impor tersebut, karena Rusia merupakan pasar terbesar buah cherry Australia.
Selain itu juga dilaporkan pengiriman 20 peti kemas jeruk yang dijual ke Rusia terpaksa dialihkan ke negara lainnya dengan risiko harga yang lebih murah. Menurut laporan ABC tersebut jeruk tersebut dikirim dari pelabuhan Melbourne, dan dari data yang ada perdagangan jeruk Australia ke Rusia mencapai nilai 2,4 juta dollar tahun 2013 sedangkan buah cherry dilaporkan mengirim 66 ton pada tahun 2013.
Sebagai catatan, Rusia sangat tergantung pada impor bahan makanan dari negara Barat. Dan berdasarkan data tahun 2013 dari Departemen Pertanian Amerika, impor produk pertanian dari Amerika bernilai 1,3 miliar USD tahun lalu. Selain itu dari data tersebut ekspor pertanian Uni Eropa ke Rusia bernilai 15,8 miliar dolar.
Joel / Journalist/VM/BL
Editor: Jul Allens
image : wikipedia

