MH 370 Diperkirakan Terbang Dengan Autopilot

(Business Lounge – News)  Penyelidik memperkirakan bahwa Malaysia Airlines MH370 terbang dengan autopilot selama berjam-jam sebelum jatuh di Samudra Hindia, demikian disampaikan oleh para pejabat Australia saat mereka mengumumkan akan dilakukan pencarian pesawat pada wilayah yang berbeda.

Setelah menganalisis data yang berasal dari pesawat dan satelit, para pejabat percaya pesawat itu sepanjang waktu telah terbang dengan autopilot melintasi hamparan luas Samudera Hindia selatan, disampaikan oleh Martin Dolan, komisaris utama Biro Keselamatan transportasi Australia. Ditambahkan lagi bahwa mereka yakin bahwa pesawat itu beroperasi dengan autopilot hingga kehabisan bahan bakar.

Asumsi dasarnya adalah bahwa pesawat itu terbang dengan autopilot yang sebelumnya memang sudah diaktifkan. Tapi mengapa autopilot tersebut telah diprogram untuk mengambil jalur penerbangan begitu jauh dari tujuan yang direncanakan yaitu  Beijing? Lalu mengapa pula autopilot itu diaktifkan? Hal ini juga belum dapat diketahui alasannya.

Informasi yang datang  dari penyelidik adalah mereka mengumumkan perubahan lokasi daerah pencarian pesawat yang hilang pada tanggal 8 Maret lalu setelah lepas landas dari Kuala Lumpur dengan 239 penumpang dan awak kapal.

Biro keselamatan transportasi Australia mengatakan salah satu asumsi yang mendasar dalam menentukan area pencarian baru ini adalah awak tidak responsif, mereka mungkin menderita kekurangan oksigen, saat pesawat terbang di bawah autopilot. Hal ini ditunjukkan dengan adanya indikasi hilangnya komunikasi radio dan periode yang panjang tanpa satupun manuver dari pesawat. Bagaimanapun ini hanyalah sebuah teori dan tidak berarti bahwa penyelidik kecelakaan yang dipimpin oleh Malaysia ini akan mencapai kesimpulan yang sama.

Hilangnya tekanan udara dalam kabin dapat menyebabkan kekurangan oksigen yang bisa membuat pilot tidak dapat melakukan apapun bahkan hal-hal yang mendasar.

Area pencarian yang baru ini terletak beberapa ratus kilometer ke arah barat daya dari tempat lokasi kecelakaan atau sekitar 1.800 kilometer di lepas pantai barat Australia demikian menurt Dolan, komisaris utama Biro Keselamatan transportasi Australia. Peralatan sonar yang kuat ini akan menjelajahi dasar laut untuk mencari reruntuhan di zona pencarian yang baru.

Perubahan area pencarian ini sangat diharapkan. Seperti yang sudah disampaikan pada minggu lalu bahwa zona baru akan berada di selatan lokasi sebelumnya dari tempat kapal tak berawak. Tim pencarian telah menghabiskan berminggu-minggu lamanya untuk menyisir dasar laut. Awal Agustus nanti, kontraktor swasta akan menggunakan peralatan sonar yang kuat untuk menyelidiki kedalaman laut hingga tujuh kilometer.

Arum/Journalist/VM/BL
Editor: Ruth Berliana
Image: Antara

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x