UNEA: Memerangi Perdagangan Ilegal Satwa Liar

(Business Lounge – News) Tingginya tingkat perdagangan illegal satwa liar, perburuan gajah Afrika dan badak, penebangan liar dan perdagangan kayu termasuk, ikan, harimau, trenggiling, kera besar, dan berbagai burung, reptil, dan tanaman lainnya sudah ada pada tingkat yang meresahkan. Hal ini memaksa UNEP (UN Environment Programme) bersidang dengan menyelenggarakan UN Environment Assembly (UNEA) sejak Senin (23/6) di Nairobi, Kenya. UNEA merupakan sidang pertama UNEP yang mengagendakan program kerja mereka serta isu-isu terkait lingkungan hidup. Dihadiri oleh lebih dari 1.200 peserta dan 170 delegasi nasional termasuk 80 menteri lingkungan hidup dan banyak pejabat senior dan pimpinan organisasi internasional, UNEA akan berakhir pada Jumat (27/6).

PBB sedang berupaya mencari cara untuk memperketat undang-undang lingkungan hidup, untuk mengambil tindakan keras terhadap semua pelanggaran lingkungan, mulai dari perdagangan satwa liar secara ilegal hingga kontaminasi merkuri dan limbah berbahaya. UNEP terus berusaha mencari cara-cara dalam mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang lebih hijau.

Perdagangan Ilegal Satwa Liar

Masalah lingkungan hidup memang tidak dapat dipandang sebelah mata. Tepat pada minggu sebelum sidang dimulai, pada Kamis (19/6) penjaga hutan dari Wildlife Works menemukan bangkai seekor gajah di ekosistem satwa liar Tsavo West, Voi, Kenya. Kejadian ini seakan ingin mengatakan bahwa tidak kebetulan sidang pertama UNEA ini diadakan di Kenya.

Perdagangan ilegal satwa liar terutama perburuan gajah Afrika dan Badak nampaknya menjadi sebuah isu yang cukup menarik perhatian global karena dampak negatif yang ditimbulkannya tidak dapat dianggap sepele.

Pada tahun lalu terhitung lebih dari 20ribu gajah Afrika dibunuh untuk diambil gadingnya. Sangat mengkuatirkan tentunya sebab angka ini lebih tinggi dari angka pertumbuhan alami populasi gajah. Hal ini akan menyebabkan punahnya gajah. Tetapi angka ini sangat jauh bila dibandingkan dengan angka pada lima tahun yang lalu, yaitu sebesar 50 gajah setiap tahunnya.

Para pemburu biasanya akan bergerak pada malam hari dengan menggunakan kacamata infra merah sehingga dapat melihat dalam gelap. Kemudian mereka akan menembakkan panah beracun untuk membunuh gajah-gajah di Kenya. Setelah itu seluruh keluarga gajah akan dijagal untuk mengambil gadingnya. Beberapa tahun lalu, hal semacam ini jarang terjadi. Tapi kini, kelompok-kelompok pemburu liar sudah merambah masuk Taman-Taman Nasional walaupun pengawasan ketat, pemantauan dari pesawat dan usaha untuk mengikuti gerakan kelompok-kelompok gajah telah dilakukan.

Di lain pihak korban manusia pun juga terus meningkat akibat terjadinya bentrokan dengan petugas Taman Nasional.

Pentingnya Keseimbangan Ekosistem

Terjadinya pemburuan liar, penebangan hutan ataupun semua yang menggangu kesimbangan lingkungan hidup memang tidak dapat disepelelan. Sebab, kerusakan pada satu unsur ekosistem akan sangat berdampak kepada unsur lainnya. Kita tidak dapat membeda-bedakannya. Kita tidak dapat mengatakan berkurangnya gajah tidak akan mempengaruhi lingkungan hidup yang ada. Tidak! Punahnya gajah tentu akan mempengaruhi ekosistem yang menjadi habitat dari gajah tersebut. Bagaimana ya bila membayangkan dunia tanpa gajah?

Uthe/Journalist/VMN/BL

Editor : Ruth Berliana

Image: Antara

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x