(Business Lounge – Achievement) Prof. Dr. Ali Wardhana,Ph.D patut dikenang jasanya bagi pembangunan ekonomi Bangsa Indonesia. Pengetahuan serta sepak terjangnya di dunia ekonomi membuatnya menonjol di antara para teknokrat lainnya. Peranan Ali Wardhana untuk memperkaya ilmu ekonomi termasuk dalam penataan kembali ekonomi yang morat marit sangat berimbas pada pertumbuhan perekonomian bangsa kita saat ini.
Berikut adalah delapan prestasi yang dicapai oleh Prof. Dr. Ali Wardhana, Ph.D yang patut diakui oleh bangsa kita:
Pertama, Ali Wardhana berhasil menurunkan inflasi dari 650% menjadi 10% dalam waktu yang singkat, 1966-1968.
Kedua, Ali Wardhana memperkenalkan strategi pinjaman (debt strategy) negara dan disiplin fiskal APBN Orde Baru. Strategi ini diterapkan selama 32 tahun orde baru dengan memaksimir pinjaman lunak dari ODA (Official Development Aid) dari Negara-negara donor Barat dengan syarat-syarat yang sangat lunak. APBN yang seluruhnya defisit dibelanjai dengan hutang luar negeri yang bersumber dari ODA. Hal ini dikenal sebagai anggaran berimbang.
Ketiga, penggantian multiple exchange rate dengan satu kurs mata uang serta penghapusan kontrol devisa dan menggantikannya dengan sistem kurs devisa bebas pada awal 1970-an. Langkah ini dinilai bertolak belakang dengan urutan kebijaksanaan baku dalam teori ekonomi yang mengatakan hendaknya liberalisasi pada neraca perdagangan dilakukan terlebih dahulu baru kemudian melakukan liberalisasi neraca modal.
Keempat, Ali mendapatkan pujian internasional ketika menjabat sebagai menteri keuangan ketika menyelamatkan ekonomi nasional dari penyakit the Dutch disease akibat boom migas yang terjadi selama lebih dari 10 tahun, periode 1973-1982. Oil boom di Inonesia telah meningkatkan pembanguan nasional sedangkan di beberapa Negara penghasil migas lainnya justru menimbulkan malapetaka (resource curse).
Kelima, Ali sudah mulai memikirkan pengurangan pembelanjaan twin deficits (APBN dan neraca berjalan) dari ketergantungan pada pinjaman luar negeri. Mantan menteri keuangan terlama ini telah mensponsori modernisasi dan reformasi system perpajakan pada tahun 1983 dan mendorong pengembangan ekspor non-migas utamanya berupa produk industry manufaktur.
Keenam, sejak dimulainya Pelita I – 1969, berlakunya APBN terbagi dalam dua kelompok yakni anggaran rutin dan anggaran pembangunan. Selain bersumber dari bantuan serta pinjaman luar negeri, anggaran pembangunan juga berasal dari surplus penerimaan negara setelah dikurangi pengeluaran rutinnya. Anggaran rutin dalam APBN dikontrol oleh Department Keuangan sedangkan anggaran pembangunan berada di bawah kendali Bappenas. Hal ini dapat berjalan baik karena adanya pembagian kerja (power sharing) dan kerjasama yang baik antara kedua lembaga tersebut.
Ketujuh, Ali membangun kemampuan pemda dan department pemerintahan dalam melakukan perencanaan dan menjalankan tugas-tugas pembangunan di daerah dan lembaga asalnya. Hal ini dilakukan melalui pendidikan di berbagai universitas terkemuka di dalam negeri. Beberapa orang lulusan terbaik dari program pendidikan itu kemudian disekolahkan ke luar negeri hingga mendapatkan gelar Ph.D.
Kedelapan, pada tahun 1971-1972, Ali memimpin Board of Governors Bank Dunia dan IMF.
Back to Prof. Dr. Ali Wardhana – Arsitek Ekonomi Indonesia
Ruth Berliana
Editor Vibiz Media Network – Business Lounge