(Business Lounge – World News) Agenda debat kali ini ditujukan kepada para calon presiden tanpa para wakil mereka dengan mengetengahkan agenda Pembangunan Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial. Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh kedua capres untuk mengupas tuntas visi dan misi mereka dalam 5 tahun ke depan. Terjadi perbedaan yang cukup significant antara kedua capres ini sehingga sangat perlu untuk dapat menyimaknya dengan teliti sehingga tidak berakibat salah dalam memilih.
Jokowi: Ekonomi Berdikari lewat Pembangunan Manusia Indonesia
Pada putaran kali ini, capres Jokowi mendapatkan kesempatan pertama kali untuk memaparkan visi dan misinya. Jokowi menitikberatkan visinya pertama pada perekonomian yang berdikari yaitu ekonomi yang ditujukan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Ada 3 hal yang dipaparkannya untuk menunjang ekonomi berdikari ini:
- Pembangunan manusia terlebih dahulu melalui pembangunan revolusi mental.
- Bidang kesehatan dengan kartu Indonesia Sehat
- Kecerdasan dengan adanya kartu Indonesia Pintar.
Dengan demikian diharapkan akan menghasilkan manusia Indonesia yang produktif yang kelak meningkatkan produktifitas sehingga memiliki daya saing.
Sedangkan yang kedua, penekananannya adalah pada pemerataan pertumbuhan ekonomi yang dapat melalui sebagai contoh, pembangunan koperasi, UMKM, pasar tradisional, pertanian dan ekonomi maritime serta industrinya. Selain itu juga pembangunan yang dimulai dari daerah serta berkaitan dengan infrastruktur.
Jokowi terlihat sangat concern dengan Sumber Daya Manusia Indonesia terlebih dahulu serta pemerataan pembangunan. Kedua hal ini memang sangat penting bagi Bangsa Indonesia dan harus kita akui bahwa hal ini juga menjadi kelemahan kita hingga hari ini. Mental bangsa yang belum sepenuhnya “merdeka” serta terjadinya kesenjangan pembangunan yang mencolok antara Indonesia bagian Barat dan Timur yang kemudian menjadi suatu penghalang nyata bagi kemajuan perekonomian Indonesia.
Prabowo: Program Pendidikan Gratis, Kesehatan Gratis, dari Mana uangnya?
Seakan hendak “menyindir” visi yang sudah dilontarkan terlebih dahulu oleh Jokowi, Prabowo mengungkapkan bahwa banyak program indah seperti pendidikan gratis, kesehatan gratis, tetapi dari mana uangnya? Dari mana sumber daya yang akan dipakai untuk menumbuhkan kesejahteraan masyarakat?
Para ahli ekonomi dari pihak capres dengan nomer urut satu ini menyatakan bahwa telah terjadi kebocoran dan kehilangan kekayaan Negara yang mengalir ke luar negeri sebesar 1000 triliun. Maka Prabowo pun memiliki visi untuk menutup kebocoran itu dan menggunakan dana tersebut untuk membangun ekonomi kerakyatan. Ekonomi ini didasari dengan ekonomi untuk rakyat dan bukan rakyat untuk ekonomi. Serta megalirkan dana dari ibu kota ke desa bukan sebaliknya. Prabowo menyebutkan jumlah minimal 1 miliar akan dialirkan ke setiap desa dan kelurahan setiap tahunnya.
Selain itu Prabowo juga menekankan akan meminimalkan korupsi, menaikkan penghasilan rata-rata rakyat menjadi 6 juta per bulan di ujung pemerintahannya. Selain itu juga akan membangun infrastuktur yang ada.
Namun pada kali ini Prabowo tidak menjelaskan dengan detil bagaimana caranya untuk menutup kebocoran 1000 triliun yang sudah terjadi ini. Ia hanya menjelaskan bahwa dananya sudah ada untuk disalurkan ke setiap desa.
Perbedaan Significant
Adanya perbedaan yang cukup significant dari kedua paparan di atas. Capres dengan nomer urut satu berfokus kepada penanggulangan “kebocoran” yang menurutnya saat ini sudah terjadi dan mencapai angka 1000 triliun, sedangkan capres dengan nomer urut dua lebih berpaku kepada sumber dayanya. Cukup sulitkah untuk memilih?
Uthe/journalist/VMN/BL
Editor: Ruth Berliana