(Business Lounge – World News) – Seorang pengunjung sedang memperhatikan instalasi “My Feet” karya Erik Kessels di Festival Fotografi F/Stop di Leipzig, Jerman, hari Sabtu kemarin. “My Feet” merupakan koleksi yang terdiri dari ribuan foto ‘selfie’ kaki.
‘My Feet’ terdiri dari 2500 gambar kaki orang, diinstal seperti cetakan yang memenuhi lantai dan dinding Spinnerei Archiv massiv di LEPZIG. Kessels mengatakan bahwa ia “menemukan gambar di internet, dari berbagai situs,” menerjemahkan ‘my feets’ ke dalam berbagai bahasa dan menggunakan istilah tersebut untuk mencari di web. Dia juga mencari image dengan frase “Aku bosan” yang menghasilkan berbagai gambar Selfie “kaki” yang serupa.
Ada kaki di pantai, di pinggir jalan, sepatu baru, dari yang cantik, sampai dengan babak belur, hingga jari kaki yang lecet. Gambar-gambar ini, di ‘era Selfie tersebut’, merupakan bagian dari tren yang lebih populer dari berbagai alternatif potret diri yang diambil pada perangkat mobile, di komunitas virtual dan juga platform media sosial.
Memandang Sepatu adalah tema baru dalam acara Selfie ini, dan pengunjung diundang untuk berjalan di atasnya dengan kaki telanjang mereka sendiri, dan didorong untuk memfoto mereka (dan mungkin berbagi) lagi.
Ini bukan pertama kalinya Kessels telah menggunakan snapshot dari internet secara luas dalam karyanya. Pada tahun 2011, dia menciptakan 24 Hrs In Photos, sebagai bagian dari sebuah pameran di Foam di Amsterdam, yang melihat cetakan semua gambar yang di-upload ke Flickr dalam periode 24 jam, menunjukkan membanjirnya foto yang dihadapi dalam budaya untuk sharring gambar.
Sebagai kolektor dan mediator tetapi bukan pencipta gambar, karya Kessels memancing perdebatan di internet dan juga isu kepemilikan gambar itu sendiri. Dan jika kita ingin mengambil selfies kita sendiri di depan selfies ini, mungkin itu akan membuat kita mempertimbangkan satu pertanyaan: kapan kita sudah mencapai titik jenuh Selfie?
Arum/Journalist/VM/BL
Editor: Iin Caratri
Image: Antara