Pertemuan G7 pada Rabu (4/6), untuk pertama kalinya diadakan tanpa Rusia setelah Rusia bergabung pada tahun 1997. Kali ini presiden Rusia, Vladimir Putin tidak diajak sebagai ‘hukuman’ atas tindakannya memicu krisis Ukraina. Ditambah lagi pada pertemuan yang berlangsung di Brussels ini telah dibahas kemungkinan untuk menjatuhkan sanksi lebih lanjut atas Rusia sebagai dampak aksi-aksinya di Ukraina. G7 mengutuk Moskow oleh karena melanggar kedaulatan Ukraina.
Namun demikian Putin tetap dijadwalkan untuk bertemu dengan kanselir Jerman Angela Merkel, Perdana Menteri Inggris David Cameron dan Presiden Prancis, Francois Hollande pada minggu ini dalam perayaan 70 tahun D-Day. Dengan pertemuan ini diharapkan krisis Rusia dan Barat yang telah berlangsung menahun dapat terselesaikan.
Dalam pernyataannya kepada wartawan, Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan bahwa G7 akan mengambil tiga langkah pendekatan, yaitu mensupport Ukraina dalam issue-issue ekonomi, mencoba berbicara dengan Rusia dan apabila juga tidak mendapatkan progress yang significant maka terdapat kemungkinan untuk memberikan sanksi bahkan sanksi yang lebih keras.
Sebelumnya, Perdana Menteri Inggris David Cameron juga mengatakan harapannya agar G7 dapat mengirimkan pesan yang jelas akan dukungannya untuk Ukraina .
Semula pertemuan ini dicanangkan untuk diselenggarakan di kota Sochi – Rusia namun dialihkan.
Sebelum pertemuan G7 ini, Presiden Obama sempat bertemu dengan Presiden Ukraina terpilih Petro Poroshenko, dan menjanjikan dukungan untuk memulihkan perdamaian di negara itu. Obama juga mengutuk agresi Rusia di Ukraina timur. Obama juga berjanji akan memberikan bantuan militer sebesar $ 5 juta (£ 3m ) termasuk pelindung tubuh dan kacamata malam .
Di dalam perbincangan Putin dengan televise Perancis dikatakan bahwa Putin tidak akan menghindari salah satu dari pemimpin G7 tersebut. Di satu sisi Putin juga mengatakan bahwa sangat penting untuk Poroshenko mengadakan dialog dengan fraksi-fraksi di timur Ukraina .
Sementara itu, di Ukraina, pemberontak separatis telah menduduki dua pangkalan militer di wilayah timur Luhansk.