Kalau Jadi Enterpreneur, Jangan Latah !

Infog-21

(Business Lounge – Strategic) – Kalau Anda mau jadi enterpreneur, pesan saya adalah jangan jadi enterpreneur latah. Mungkin Anda bingung, apa sih maksud enterpreneur latah? Biar saya jelaskan sebentar..

Kadang-kadang, banyak suka kita temukan orang selalu latah menjual barang-barang yang lagi trend. Misalnya saja, yang sedang trend itu adalah barang E, langsung deh yang lain ikut-ikutan jualan barang E, dan bahkan bisa jadi produk yang dijual intinya sama bentuknya seperti apa. Intinya, orang menjual produk atau jasa tidak berdasarkan strategic positioning yang benar, tetapi asal “ngikut” saja, karena pengen untung cepat tapi tidak kreatif. Tapi asal Anda tahu saja, kalau Anda cuma jadi enterpreneur latah yang tidak menerapkan strategic positioning untuk produk dan jasa Anda, pastinya ujung-ujungnya Anda bisa bangkrut karena produk dan jasa Anda cepat dilupakan oleh konsumen. Kenapa dilupakan konsumen? Jawabannya adalah karena produk atau jasa Anda hanya sekedar latah atau ikut-ikutan, tetapi tidak memiliki hal berbeda yang membuat konsumen selalu mengingatnya.

Sebagai seorang enterpreneur, harus mengerti benar mengenai strategic positioning. Nah, sebelum kita masuk lebih dalam mengenai strategic positioning, kita juga harus mengenal mengenai diferensiasi atau perbedaan. Anda boleh percaya atau tidak, diferensiasi yang kita lakukan sangat mendukung agar produk maupun jasa kita lebih diingat oleh konsumen kita dan memperpanjang umur produk atau jasa kita.  Menurut Michael E.Porter, “the essence of strategy is choosing to perform activities differently than rivals do.” Hal tersebut berarti bahwa inti dari strategi adalah membuat segala sesuatu yang berbeda dari yang dilakukan oleh pesaing.

Sekarang, marilah kita mengenal pengertian lebih dalam mengenai strategic positions. Menurut Michael E.Porter dalam jurnal Harvard Business Review yang berjudul “What Is Strategy?” dikatakan bahwa “strategic positions can be based on customers” needs, customers-accessibility, or the variety of a company’s products or services.” Jadi dikatakan bahwa strategic positions bisa berdasarkan keinginan konsumen, aksesibilitas konsumen, dan juga variasi dari produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.

Supaya penjelasan diatas menjadi lebih mudah bagi Anda, mari kita melihat penerapannya. Mari kita lihat Ikea, furniture ternama asal Swedia. Ikea memiliki strategic positioning yang jelas, yaitu low cost dan menargetkan kepada kaum muda yang bergaya. Seorang teman saya pernah berkata, orang menyukai produk Ikea karena Ikea dinilai murah. Dalam hal ini, ketika perusahaan lain mungkin harus membayar mahal untuk tenaga sales, Ikea lebih menekankan pada self-service model dengan display yang ada di toko. Ikea mendesain produknya dengan low cost, modular, dan siap untuk dirakit. Di store yang besar, Ikea memajang produk-produknya yang sudah disusun seperti dirumah, jadi calon pembeli tidak memerlukan decorator untuk membantu mereka untuk membayangkan bagaimana merakit setiap bagian dari furniture tersebut. Jadi dalam hal ini, Ikea menekankan kepada variety of a company’s product atau variasi dari produk yang dihasilkannya. Ikea seperti yang kita ketahui memang memiliki banyak variasinya. Dalam hal ini konsumen tinggal memilih bentuk furniture apa dari pilihan variasi yang ada untuk dipajang di rumah mereka. Namun, selain memiliki variasi produk yang disukai konsumen, strategic positioning lainnya yang dilakukan oleh Ikea adalah low cost, yaitu strategi dengan menekan biaya pengeluaran namun tetap mendatangkan hasil yang menguntungkan bagi perusahaan.

Contoh berikutnya, adalah air mineral Oxy. Kita mengetahui bahwa air mineral Aqua merupakan market leader. Kalau orang mendengar kata market leader, bisa jadi Anda punya pikiran bahwa produk atau jasa itu yang paling laku dan yang lainnya mungkin tidak akan selaku produk atau jasa yang sudah memiliki positioning market leader di pasaran. Tetapi, pada kenyataannya tidak begitu. Kita bisa melihat air minum Oxy, di dalam positioningnya memang produk itu bukan merupakan market leader, tetapi orang terus mencari karena produk itu memiliki perbedaan atau diferensiasi yang membuat konsumen pasti mencarinya. Di dalam hal ini, Oxy yang meupakan niche market menempati strategic positioning yang berdasarkan customer’s needs atau kebutuhan konsumen.

Kalau soal strategic positioning based on customers’ accesibility di kota saya, saya ingin katakan Indomaret dan Alfamart memang pemenangnya. Mungkin Anda bertanya, mengapa bukan 7 Eleven atau Circle K? Ya, soal kelengkapan produk yang dijual, baik Indomaret, Alfamart, 7 Eleven, maupun Circle K memang sangat bersaing dan lengkap semuanya. Tapi, soal aksesibilitas, saya jujur lebih banyak menemukan Indomaret dan Alfamart bahkan di tempat-tempat gang yang terpencil yang saya pernah lalui. Kalau 7 Eleven dan Circle K memang banyak juga ditemukan dan hampir di setiap sudut, namun ada wilayah dimana hanya retail Indomaret dan Alfamart yang menguasai disana. Bahkan, jujur kata saya sampai pernah bingung, pernah saya melihat Indomaret dan Alfamart posisinya benar-benar bersebelahan, tetapi di wilayah itu tidak satupun terdapat 7 Eleven ataupun Circle K. Dalam hal ini, menurut saya, Indomaret maupun Alfamart di kota saya telah memiliki strategic positioning yang jelas berdasarkan kemudahan aksesibilitas konsumen.

Jadi di dalam perusahaan, harus diterapkan strategic positioning yang jelas, apakah kita berdasarkan keinginan konsumen, aksesibilitas konsumen, atau variasi produk atau jasa yang dihasilkan konsumen. Tanpa strategic positioning yang kuat, maka perusahaan kita tidak akan bertahan lama karena tidak memiliki dasar yang kokoh di dalam perumusan strategi dan penjualan produk maupun jasanya. Intinya, jadi enterpreneur harus mengerti strategic positioning agar produk atau jasa Anda diingat masyarakat, dan hindari menjadi enterpreneur yang latah, karena itu bisa merugikan Anda dan bisnis Anda.

Fanya Jodie/VM/Businesslounge

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x