Matahari Diatas Kepalaku

Ada matahari diatas kepalaku, cahayanya menyentuh pipiku,
Senyum manisnya tersungging malu-malu menghantar pagi
Hangatnya pagi menggantikan kegelapan malam tanda kehidupan segera berlangsung

Akankah cerah sampai terbenam?
Atau hujan datang dan pelitaku lenyap ?
Ah…siapa yang menduga hari ini akan hujan atau matahari akan bersinar sepanjang hari?
Aku.. kamu.. dan ramalan cuaca pun tak tepat mengetahuinya.

Tapi…
Di ujung jalan anak kecil duduk menanti hujan sambil memegang payung dengan harapan hujan segera turun.
Ah… masih pagi dan matahari sedang bersinar dengan senyum manis.
Bagaimana mungkin hujan turun ?
Namun doa anak kecil yang memgang perutnya melilit kelaparan mengubah alam dan matahari diatas kepalaku berubah menjadi hujan

Dan…
Anak kecil yang memegang payung dengan perut melilit kelaparan mengejarku
“Payung mbak supaya jangan kehujanan ”
Ah… hatiku merintih melihat tangan mungilnya menyodorkan payung , lembaran ribuan bagai seekor ayam didalam piring besar bagi perutnya yang melilit kelaparan.
Aku terpana akan arti beberapa lembar ribuan bagi tangan mungil ini

Akankah hujan berhenti sehingga tangan kecil ini pulang dengan perut melilit?
Atau hujan akan turun sampai sore hari sehingga anak kecil ini pulang sambil bersorak karena dirumah adik dan ibunya akan mendapat makan
Dan senyum manisnya seperti hujan turun yang adalah berkah hari ini untuknya

Dan …
Matahari diatas kepalaku menghilang bersamaan dengan doa anak kecil itu untuk sepiring nasi dan sepotong ikan asin yg mengganjal perut mungilnya

Jackie Ang/VM/BL

Editor : Fanya Jodie

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x