Sudah dilakukan kesepakatan pertahanan baru yang memberi akses lebih besar kepada pasukan AS di Filipina untuk mendorong stabilitas regional. Hal ini disambut baik oleh presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama maupun Presiden Filipina Benigno Aquino III dalam hubungan bilateral kedua negara pada hari Senin kemarin.
Namun, saat memproklamirkan kesepakatan berjangka 10 tahun guna memberikan akses kepada pasukan AS di sejumlah pangkalan Filipina dalam waktu lebih lama, kedua pemimpin menyatakan bahwa Perjanjian Kerjasama Peningkatan Pertahanan itu tak ditujukan untuk menyikapi Cina.
Menurut Aquino, “Cina tak perlu cemas dengan kesepakatan tersebut. [Filipina] bukan ancaman militer bagi negara manapun,” ujarnya. “Kami bahkan tak memiliki satu pun jet tempur.”
“Tujuan kami bukan menandingi Cina. Tujuan kami bukan untuk mengekang Cina,” ujar Obama. “Tujuan kami adalah menjamin bahwa aturan dan norma internasional dihormati.”
Kesepakatan itu difinalisasi pada Senin saat Obama tiba di Filipina dalam rangkaian lawatan Asia berkenaan dengan kebijakan “poros” AS di Asia.
Penanda tangan perjanjian adalah Menteri Pertahanan Filipina, Voltaire Gazmin, dan Duta Besar AS, Philip Goldberg.
“Saya ingin menegaskan bahwa Amerika Serikat tidak sedang berupaya mengambil kembali pangkalan lama atau membangun pangkalan baru,” ujar Obama. “Kita akan bekerja sama membangun sistem pertahanan Filipina dan mengundang negara lain untuk mengampanyekan stabilitas regional, seperti misalnya di kawasan Laut Cina Selatan.”
AS diharuskan meninggalkan jaringan militer di Filipina setelah Senat negara tersebut menampik usulan pakta baru pada 1991 yang memungkinkan AS untuk mempertahankan pangkalan AL di Subic Bay dan pangkalan udara di Lapangan Terbang Clark.
Penandatanganan pakta pertahanan terjadi di tengah sengketa wilayah perairan dengan China di Laut Cina Selatan. Namun, Obama menegaskan bahwa pakta tersebut tak lebih dari upaya meningkatkan keamanan di Filipina.
Dalam sesi jumpa pers dengan presiden Filipina, Obama dengan hati-hati mendesak China untuk mematuhi norma dan aturan internasional sambil menggarisbawahi hal yang ia lukiskan sebagai hubungan positif dengan Cina. Obama menyampaikan juga bahwa Amerika mau bekerjasama dengan China dalam menegakkan hukum internasional.
Arum/Journalist/VM/BL-wsj
Editor: Iin Caratri
Image: Antara