Panggilan darurat pertama dari Sewol feri datang bukan dari kru, tetapi dari seorang anak yang menggunakan ponsel untuk menghubungi layanan darurat dari kapal yang sudah mulai tenggelam, demikian keterangan dari penjaga pantai pada hari Selasa kemarin. Anak itu mengatakan bahwa ” Tolong bantu kami, perahu sedang tenggalam”. Kondisi anak itu sampai sekarang belum bisa dipastikan.
Tidak sampai tiga menit kemudian, penjaga pantai mengatakan barulah awak kapal membuat panggilan darurat kepada para pejabat maritim.
Beberapa tuduhan yang diberikan pada awak kapal antara lain adalah, pemerintah mempertanyakan mengapa awak yang belum berpengalaman yang mengemudikan kapal pada saat kecelakaan, mengapa begitu sedikit dari rakit feri yang dikerahkan dan mengapa awak memerintahkan penumpang untuk mengenakan life jacket tapi tinggal tetap di tempatnya.
Setidaknya saat ini sudah 139 orang dipastikan tewas, menurut penjaga pantai. Jumlah korban tewas bisa meningkat pada hari ini karena selasa sore kemarin para penyelam sudah mencapai kafetaria kapal, lokasi di mana ketika kecelakaan kapal terjadi banyak penumpang yang ada disitu.
Penyelam yang mencapai kantin Selasa sore kemarin sudah mengerahkan satu tim khusus melakukan pencarian disana. Belum segera diketahui apa yang mereka temukan disana karena air keruh dan sangat dingin.
Koh Myung – seok , juru bicara dari tim ini, berpikir bahwa banyak orang mungkin yang ada di kantin karena feri tenggelam di pagi hari. Tim penyelamat akan terus fokus di deck ketiga dan keempat dari kapal pada hari Rabu ini.
Pencari menggunakan panduan tali untuk memimpin mereka ke dalam lokasi tempat feri tenggelam. Karena sangat gelap Koh mengatakan bahwa divers bahkan tidak bisa melihat tangan mereka.
Bard Yoon, salah satu penyelam, mengatakan kondisinya sangat buruk dan membuat hati pedih. “Kami berpikir mungkin ada yang selamat. Ketika kami harus kembali dengan apa-apa, kami bahkan tidak bisa menghadapi keluarga “.
Di pantai , kerabat penumpang hilang menunggu dengan cemas, banyak dari mereka adalah orang tua dari siswa SMA yang memgikuti field trip. Ketika mayat korban datang, mereka dipanggil ke tenda berkubah putih untuk mengidentifikasi sisa-sisa orang yang mereka cintai.
Pihak berwenang mengatakan operasi pencarian dan penyelamatan terus dilakukan, namun sampai hari ini tidak ada lagi korban yang berhasil diselamatkan setelah 174 orang di awal kejadian tersebut.
Arum/Journalist/VM/BL
Editor: Iin Caratri
Image: Antara

